Share

Pengakuan Aldo

Pagi ini aku bangun dengan hati yang terasa ringan. Bahkan ajakan Buk Rom untuk shalat di mesjid tak kutolak. Langit masih gelap ketika kami kembali ke rumah. Udara pegunungan yang begitu segar menambah tenangnya suasana hati. Baru kali ini aku benar-benar merasa hidup, setelah sekian belas tahun hidup tertekan.

"Ah, tidak terasa sebentar lagi Lia akan benar-benar pergi dari rumah," desah Buk Rom tersenyum sendu. "Baru kemarin rasanya Ibuk masih gendong-gendong Lia, kewalahan mengejar Lia yang gesitnya minta ampun. Sekarang sudah mau menikah," kenang perempuan berwajah keibuan itu dengan ujung mata yang basah.

"Aah ... Ibuk, pagi-pagi sudah bikin melow aja," ujarku sambil menyusut ujung mata dengan mukena yang masih kukenakan.

"Ibuk ngerasa Lia sudah seperti anak Ibuk. Makanya jadi sedih kalau ingat sebentar lagi Lia benar-benar pergi meninggalkan rumah." Bu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status