Share

Tujuh

Setelah selesai makan di restoran,  Bagas membawa Salsa kembali pulang ke apartemen.  Tanpa sepatah kata pun,  Bagas tetap diam membisu.  Begitu pun dengan Salsa.  Entahlah,  ia harus berbicara apa.  Karyawan yang di pukul oleh Bagas diberikan uang oleh Bagas untuk berobat.  Namun,  yahh kalian tau kan sifat Bagas yang sombong dan angkuh.  Dia memberikan sebuah cek yang sudah di tanda tangan dan diisi oleh Bagas dengan nominal 20 juta. Cek itu dia berikan tepat di wajah karyawan itu. 

Sesampainya di apartemen,  Salsa masuk kedalam bersama Bagas.  Namun,  Saat masuk kedalam apartemennya,  Bagas memojokan Salsa di belakang pintu dan mengurung badannya dengan kedua tangan Bagas berada di samping kanan dan kirinya. 

"Siapa Rendy?" Tanya Bagas,  sedaritadi. Nama itu menghantui kepalanya,  membuat kepalanya pening dan berneka-neka.  Siapa Rendy? Dan apa hubungannya dengan Salsa. 

Tubuh Salsa menegang mendengar pertanyaan itu.  Salsa menggelengkan kepalanya.  "Aku tidak tau tuan,  maksud tuan apa?" Tanya Salsa Balik. 

Bugh! Bagas meninju pintu disamping kiri Salsa dengan tangan kanannya. "Cih! Dasar jalang munafik. Kau punya suami baru bukan?" Sarkas Bagas. 

"Kalau memang aku punya suami baru kenapa tuan?  Bukan kah kita tidak ada ikatan sama sekali.  Jadi kita tidak perlu mengurusi kehidupan mantan istri yang jalang ini." Ucap Salsa membuat hati Bagas tertohok.  Benar juga apa yang dikatakan Salsa. 

Bagas melepaskan kungkungannya dan berjalan kearah sofa.  "Kau benar,  kamu bagus menyadarkanku ini.  Sekarang,  bukakan sepatuku dan simpan dengan rapih.  Setelah itu siapkan air hangat.  Aku mau mandi." Perintah Bagas. 

Salsa menghembuskan nafasnya lega. Untung saja Bagas tidak memaksa untuk ia mengatakan yang sesungguhnya.  Biarkan saja pria itu tidak tau keberadaan anaknya. Jika sampai dia tau,  ia takut Bagas mengambil Rendy darinya. 

"Baik tuan." Ucap Salsa, ia membuka satu persatu sepatu Bagas dan kaos kakinya.  Sementara Bagas memainkan hpnya, menyuruh seseorang untuk mencari tau segala sesuatu yang sudah dilewati oleh Salsa.

"Sekarang pijat kakiku." Perintah Bagas. 

"Tapi tuan,  aku akan menyiapkan air hangat." Ucap Salsa. 

"Itu kamu kerjakan kalah sudah selesai memijat kakiku." Ucap Bagas. 

***

Malam harinya, setelah semua perintah Bagas. Salsa laksanakan,  

Akhirnya pria itu membolehkan Sals beristirahat di kamarnya. Ia merenggangkan badannya dengan menggeliat, menaikkan kedua tangannya keatas dan menariknya. 

"Huffffft, Rasanya remuk tubuhku.  Apa kabar Rendy ya?" Salsa mengambil hpnya dan menghubungi Renata. 

"Hallo Ren." Ucap Salsa ketika panggilannya diangkat.

"Hallo bun,  ini Rendy bun.  Aku kangen bunda.  Bunda kapan kesini jenguk Rendy? Rendy kesakitan." Ucap Rendy. 

Salsa tersenyum sedih. "Bunda rindu Rendy.  Tapi, bunda ga bisa nemenin Rendy disana.  Baik-baik sama kak Renata.  Jangan susahkan kakakmu sayang." Ucap Salsa. 

"Aku ga nyusahin kak renata ko bun." Ucap Rendy. 

"Sekarang kemana kak Renata?" Tanya Salsa. 

"Kak Renata sama pacarnya bun." Jawab Rendy. 

"Jangannn beritahu Rendy!" Teriak Renata terdengar Salsa. 

"Iya sudah biarkan saja Rendy,  kalau pacar kak Renata macam-macam sama Rendy pukul ya." Ucap Salsa. 

"Siap bun." Ucap Rendy. 

"Iya sudah,  bunda harus istirahat.  Besok harus udah kerja lagi.  Kamu baik-baik ya sayang.  Cepet sembuh,  bunda cinta Rendy." Ucap Salsa. 

***

Didalam kamar Bagas menggeram marah.  Anak buahnya sudah mendapatkan semua kisah Salsa selama berpisah darinya. Wanita itu miskin,  dan dia tidak bisa pulang kembali ke Indonesia karena tidak memiliki uang. Serta dia juga tidak memiliki siapa-siapa lagi untuk pulang ke Indonesia.

Menurut anak buahnya,  Salsa memiliki anak setelah bercerai darinya. Anak itu bernama Rendy dan  Salsa tidak memberitahukan dirinya.  Wanita itu menyembunyikan semua informasi ini darinya.

Amarahnya memuncak,  Salsa ingin bermain-main dengannya. Lihat saja,  apa yang akan ia perbuat.  Rendy adalah pewarisnya.  Dan ia harus mendapatkan anaknya itu. 

***

Pagi-pagi sekali,  Bagas sudah bersiap-siap dengan setelan jasnya berwarna biru tua dan dasi berwarna merah maroon.  Salsa menghampiri Bagas.

"Maaf tuan,  sarapannya masih dimasak. Ini masih jam setengah tujuh,  tuan mau kemana?" Tanya Salsa,  tidak biasanya Bagas sudah bersiap-siap jam segini. 

"Saya mau menemui anak laki-laki tampan." Jawab Bagas, "Bawakan sepatu saya  dan pakaikan." titah Bagas. 

Salsa mengambil sepatu itu dan memakaikannya ke Bagas. "Anak teman tuan?" Tanya Salsa, bukan karena kepo. Ia hanya merasa canggung. 

"Bukan, tapi anak saya." Jawab Bagas pelan. Namun terdengar jelas oleh Salsa. 

Salaa mendongkak kan kepalanya menatap Bagas yang sedang menatapnya. "Anak?" 

Bagas berdiri dan Salsa pun berdiri.  "Iya anakku, anak dari orang yang aku cinta." 

"Siapaaa?" tanya Salsa panik. 

Bagas mengangkat kedua alisnya. "Kenapa? Wajahmu telihat ketakutan seperti itu. Ada yang kau sembunyikan dariku?" Tanya Bagas balik seraya maju mendekati Salsa. 

Salsa menggelengkan kepalanya. "Tidak ada,  aku hanya kaget tuan sudah memiliki anak." Jawab Salsa dengan cepat.  Agar tidak terlihat gugup. 

Bagas menarik senyumnya. Ia memegang dagu Salsa dengan satu tangan.  "Dia anakku,  anak yang aku tidak ketahui keberadaannya selama 10 tahun lamanya.  Bundanya terlalu egois, menutupi kehadiran anak itu.  Dan sekarang aku ingin bertemu dengannya dan membawanya sebagai pewaris seluruh kekayaanku." Ucap Bagas dengan wajah tegasnya. 

"TIDAKK!!!" Teriak Salsa. 

Bagas melepaskan tangannya. "Itu hanya cerita sinetron Salsa.  Kenapa kamu harus berteriak histeris begitu? Apa ada yang kau sembunyikan." ucap Bagas. 

Salsa terlihat salah tingkah. "Ohh begitu, tidak tuan.  Silahkan tuan bisa pergi." Ucap Salsa. 

"Sekarang kau mengusirku dari apartemenku sendiri. Sudahlah aku tidak berdebat karena hatiku sedang senang hari ini. Aku akan pulang larut malam." Ucap Bagas. 

"Baik tuan." 

Salsa mengusap dadanya yang baru saja berdetak lebih cepat tadi.  Ia kira,  Bagas sudah tau semua tentang keberadaan Rendy.  Tapi...  Tidak mungkin, pasti Bagas mengetahui sesuatu.  Tidakk tidak, Bagas pasti sudah tau.  Mudah bagi Bagas mengetahui informasi apa pun.  

Salsa berlari kearah pintu dan mencoba membukanya.  Nihil! Pintunya terkunci, ia melirik ke kanan mencari kunci apartemen dan ternyata tidak ada.  

"BUKAA PINTUNYAA BAGASSS!" Teriak Salsa, cukup sudah.  Ia tidak lagi ingin bekerja bersama pria egois macam Bagas.  Ia akan keluar dan mengembalikan semua uang yang telah diberikannya di muka kemarin. 

Bagas berada di depan pintu apartemennya dan tersenyum bahagia.  "Tunggulah sayang,  aku akan membawa anak kita kemari." Ucap Bagas lalu pergi dari apartemen menuju rumah sakit. Dimana anaknya berada.

Airmatanya mengalir, ia terjatuh di depan pintu. "Kamu keterlaluan Bagas! Kau pasti akan merebut Rendy dariku! Kau egoissss,  kau menyalahkanku atas kegagalanmu dan sekarang kau akan mengambil satu-satunya orang yang bisa membuatku bertahan." Ucap Salsa. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status