Share

Satu

Suasana di New York sungguh padat, semua orang beraktivitas di hari yang produktif. Udara pun sudah tidak sejernih dulu. Namun, semua itu hanya Bagas liat dari jendela transparan di lantai Enam Puluh Sembilan!

Bagas berjalan kearah tempat duduknya. Kursi kebesarannya, melihat media sosial dalam gadgetnya. Ia memiliki i*******m yang sudah di follow lebih dari dua puluh juta orang. Ia memang bukan artis, tapi bisa tenar melebihi artis. Pengusaha memang rajanya dunia.

Setelah perceraiannya sepuluh tahun lalu dengan Salsa. Ia tidak menikah lagi, yang ia lakukan hanya berganti wanita tanpa berniat untuk menjadikannya istri. Sudah cukup kecewa dengan wanita dan ia tidak akan pernah mempercayai wanita mana pun lagi.

Tok.. Tok...

"Masuk!" Teriak Bagas.

Sekretaris perempuanya masuk kedalam ruangan Bagas dan memberikan beberapa berkas yang perlu di tandatangani serta di periksa. Bagas selalu memakai sekretaris nya ketika hasratnya berada di ubun-ubun. Di ruangan ini bahkan mempunya lebih dari 100 stok kondom. Yang disimpan di saku, jas, meja, dan semua laci. Agar mempermudah Bagas saat ingin bercinta dengan wanita mana pun. Tinggal ambil salah satu kondom dan memasukkannya.

"Pak." Ucap Sekretaris itu.

"Ada apa Sazkia?" Tanya Bagas.

"Saya sudah menemukan wanita yang akan menjadi pembantu di rumah bapak." Ucap sazkia.

Bagas mengangguk tanpa melihat sazkia. "Bagus dong, kamu memang bisa diandalkan dalam keadaan susah sekali pun. Bahkan saat hasrat saya di ubun-ubun. Tenang, uang sebesar 50 jt akan mengalir ke atm kamu sekarang. Apakah wanita itu cantik?" Tanya Bagas penasaran. Karena yang akan menjadi pembantu di apartemennya sekaligus akan menjadi pemuas nafsunya. Perempuan mana sih yang tidak akan tergoda dengan uang, semua wanita bisa ia beli dengan mudah. Awalnya ia juga tidak suka dengan pendapat itu, tetapi saat bercerai dengan mantan istrinya. Ia tau kalau pepatah itu benar.

Sazkia mengangguk. "Bapak akan menyukainya aku percaya itu. Wanita cantik sekali, asia banget pak. Putih, cantik dan pintar masak. Saya tau kesukaan bapak kan wanita asia." Ucap Sazkia semangat.

Bagas tersenyum, Salsa juga memiliki wajah Asia. Jika Sazkia berfikir ia menyukai wanita Asia. Semua itu salah, ia memilih pemuas nafsu berwajah Asia agar dendamnya terhadap Salsa hilang walau pun sedikit.

"Bagus. Sudah kamu kerja lagi, jangan sampai kamu tidak kerja hanya karena dekat dengan saya. Disini saya masih yang memegang kuasa." Ucap Bagas.

Sazkia mengangguk dan meminta izin untuk keluar dari ruangan. Bagas menghela nafas pelan. Sazkia bukan wanita Asia, dia pengecualian ketika tidak ada wanita Asia yang bisa ia nikmati. Toh rasanya sama saja. Bertolak belakang dengan hatinya.

🙂🙂

Hari cepat berlalu, dan Bagas dalam perjalanan pulang ke apartemennya. Dengan seorang supir, ia tidak akan mengendarai mobilnya sendiri. Karena takut jika sedang mabuk tidak ada yang bisa menolongnya.

Setelah sampai di apartemennya, ia masuk kedalam lift dan menekan angka tujuh dimana apartemennya berada. ia sudah menyuruh Sazkia untuk membiarkan pembantu itu masuk kedalam apartemennya. Tentunya, ia sudah mengkonfirmasi kepada pihak apartemen agar dibukakan apartemennya. Ia ingin saat datang pulang kerja, semuanya bersih tanpa ada noda sedikit pun.

Terlihat sekarang, apartemennya bersih. Dan harum makanan pun tercium olehnya. Pembantunya kali ini, sangat cerdas. Harum ini, seperti masakan Salsa untuknya. Aishh!!! Lupakan!

Bagas berjalan mengikuti aroma yang sangat sedap ini. Saat berada di meja makan, Bagas menemukan makanan khas Asia. OMG tanpa berfikir dua kali, ia melahap semuanya. Ia sungguh rindu makanan ini. Ia semakin penasaran dengan rupa pembantunya kali ini.

Selesai mengisi perut. Bagas berjalan kearah kamar yang diperuntukan untuk pembantu. Ia membuka pintu itu dan melihat wanita yang sedang membelakanginya.

"Good evening, Excusme." Ucap Bagas.

Perempuan itu berbalik dan menatap orang yang memanggilnya. "Good evening, sir." Ucap Wanita itu seraya berbalik.

Pandangan mereka terkunci satu sama lain. Saling menatap melihat perubahan dari fisik masing-masing.

"APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?! INGIN MEMBUATKU BANGKRUT LAGI?" Teriak Bagas.

Salsa membekap mulutnya. "Aku tidak tau kalau yang akan menjadi majikanku adalah dirimu. Maafkan aku, ak.. Aku sudah menandatangani surat itu." Ucap Salsa.

"Apa?!" Teriak Bagas, "Kamu masih seperti wanita yang aku kenal sepuluh tahun yang lalu. Wanita matre!" Bagas mengambil hpnya dan menghubungi Sazkia.

"Batalkan pembantu yang kamu kirim kepasa saya!" Ucap Bagas.

Salsa menggelengkan kepalanya. "Bagas, aku mohon maafkan aku. Aku sedang menbutuhkan uang. Aku tidak akan lama disini. Hanya 1 tahun saja dan setelah itu aku akan pergi dan tidak akan bertemu denganmu lagi. Aku akan melakukan apa pun." Mohon Salsa.

Bagas tersenyum licik. "baiklah, apa pun akan kau lakukan?" Tanya Bagas, ia memasukan kembali hpnya kedalam saku celananya.

Salsa mengangguk. "Apa pun." Jawabnya.

"menjadi pembantu sekaligus pemuas nafsuku."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status