Share

BAB 6: Pertengkaran

Author: Asayake
last update Last Updated: 2023-12-17 23:22:06

Bayangan wajah Rosea terpantul di cermin, wanita itu meneliti penampilannya yang masih baik dan tidak membutuhkan perbaikan make up.

Sudut bibir Rosea terangkat membentuk senyuman, mengatur ekspresi yang harus dia tunjukan di depan banyak orang asing yang tidak dia mengerti bahasanya.

Suara langkah kaki seseorang terdengar masuk ke dalam toilet.

Melalui cermin yang dilihatnya, Rosea melihat Mikhaila yang datang dan kini wanita itu berdiri di sisi Rosea, saling memandang melalui cermin di hadapan mereka.

Atmosfir di sekitar berubah menjadi kuat dan penuh ketegangan.

Mikhaila sudah tidak dapat menyembunyikan kerisauan di dalam hatinya sejak dia kembali melihat sosok Rosea, mantan kekasih Leonardo yang tiba-tiba muncul di pesta pertunangannya.

Keriasauan itu kian menjadi ketika dia tersadar jika Leonardo tidak pernah berhenti memandangi Rosea dan tidak mempedulikan hal yang lainnya.

Leonardo mengabaikannya, dan pria itu terang-terangan menunjukan perasaannya yang masih utuh pada Rosea.

Mikhaila sempat mengadu kepada Berta dan meminta pembelaannya, namun menyebalkannya kini Berta tidak lagi seperti dulu. Berta lebih memilih untuk tidak melakukan apapun dibandingkan harus memperkeruh suasana.

Harga diri Mikhaila terluka, wanita itu bertanya-tanya, apa kekurangannya hingga bisa dikalahkan oleh perempuan yang dibawah levelnya?

Mikhaila tidak ingin kebahagiaannya yang baru saja akan dibangun kini diusik. Leonardo dan Prince harus menjadi miliknya, tidak ada yang lebih pantas selain Mikhaila.

“Untuk apa kamu kembali? Apa yang kamu rencanakan hingga memutuskan muncul di hari pertunangan kami?” tanya Mikhaila.

Kening Rosea mengerut tidak dapat menutupi kebingungannya. Rosea bertanya-tanya. Apa maksud dari ucapan wanita asing itu?

Mikhaila tersenyum meremehkan. “Kamu sungguh murahan, kamu jauh-jauh datang ke Paris hanya untuk mengacaukan pesta pertunanganku?”

“Aku tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan,” jawab Rosea tanpa embel-embel berbicara formal. Rosea akan menghormati orang yang menghormatinya juga.

“Apa kemiskinan membuat kamu bodoh juga? Berhenti berpura-pura polos, itu sangat menjijikan. Kamu tidak mungkin kembali menunjukan diri di hadapan Leonardo tanpa alasan.”

Tangan Rosea terkepal menahan amarah. “Jangan mencela seseorang tanpa alasan.”

“Tanpa alasan? Dasar munafik,” hina Mikhaila.

“Aku datang untuk bersenang-senang dengan temanku,” jawab Rosea berpura-pura menyembunyikan kebingungannya atas tuduhan dan hinaan yang tiba-tiba harus dia terima tanpa alasan.

Mikhaila berdecih tidak percaya, wanita itu bersedekap dengan angkuh dan berkata, “Terserah dengan apapun yang kamu katakan, tapi aku harus memberitahumu, sebaiknya kamu jangan terlalu percaya diri karena itu hanya akan mempermalukan diri kamu sendiri.”

Rosea terdiam, semakin tidak memahami perkataan Mikhaila yang kasar dan terus memojokannya seakan Rosea sudah membuat kesalahan yang besar.

Mikhaila mendekat satu langkah. “Apa kamu berpikir akan mendapatkan perhatian Leonardo jika kembali muncul mendadak seperti ini?” Tawa Mikhaila terdengar seperti meremehkan. “Berhentilah bermimpi. Kamu itu tidak berharga, Leonardo menganggapmu tidak lebih dari wanita penghangat ranjangnya seperti wanita yang lainnya yang dia pakai hanya untuk kepuasan sesaat. Sepertinya kamu lupa dengan nasihatku waktu itu.”

Hati Rosea mendadak panas, tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja ada wanita sinting yang mengatainya dengan sembarangan. Rosea tidak tahu tentang apa yang sebenrnya telah terjadi pada dirinya di masa lalu, namun dia tidak terima bila harga dirinya diinjak-injak seperti ini.

“Apa kamu sudah selesai bercelotehnya?” tanya Roea dengan tenang.

Mikhaila kembali mendekat satu langkah, ketidak senangan Mikhaila tersirat jelas di wajahnya karena Rosea tidak terpengaruh sedikitpun dengan intimidasinya.

“Kamu selalu sombong seperti biasanya, sangat tidak sebanding dengan harga dirimu yang seperti pelacur,” bisik Mikhaila semakin menghina.

Rosea tercekat kaget, merasakan hatinya meletup panas dan sakit atas hinaan kasar Mikhaila.

Mikhaila berdecih, wanita itu menunjuk wajah Rosea dan menatapnya dengan tajam. “Aku memperingatkanmu Rosea, jangan pernah mencoba berpikir sedikitpun untuk kembali kepada Leoanardo karena kini dia milikku. Aku tidak segan melakukan melakukan sesuatu yang mengerikan jika kamu mencoba mengusik hubungan kami.”

Bibir mungil Rosea menyeringai, menutupi segala sakit hati yang telah diterimanya. “Bukankah tadi kamu bilang, jika aku tidak berharga untuk tunanganmu? Jika kamu yakin dengan ucapanmu itu, kamu tidak perlu repot-repot menemuiku dan memperingatkanku. Atau jangan-jangan, justru kamu yang tidak berharga?”

Mikhaila terbelalak kaget, kata-kata Rosea berhasil menampar mukanya dengan keras dan membuatnya malu.

Diam-diam Mikhaila mengepalkan tangannya dengan kuat menahan diri untuk terpancing emosi dan menampar Rosea, Mikhaila tidak inign tindakannya yang gegabah itu akan membuatnya terkena masalah.

“Kamu akan menyesal sudah berurusan dengan orang yang salah,” ancam Mikhaila.

“Kamu yang datang membawa masalah,” jawab Rosea dengan ketenangan yang sama.

Tanpa berbicara apapun lagi Mikhaila langsung pergi keluar dari toilet meninggalkan Rosea yang kini berusaha untuk mengatur amarahnya karena tiba-tiba di usik.

Rosea terhuyung ke belakang kehilangan tenaga, amarah dan ketakutan bercampur menjadi satu sampai membuat wajah cantiknya pucat.

“Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku terlibat dengan orang gila seperti itu?”

***

Leoanardo berdiri di pinggiran jendela, pria itu terlihat sibuk dengan handponenya dan menguhubungi seseorang seseorang secara rahasia, Leonardo ingin melakukan sesuatu yang tidak bisa dia tunda.

“Leo,” panggil Dewa, ayahnya Mikhaila.

Leonardo menurunkan handponenya seketika dan melihat ke arah Dewa. “Ya?”

“Pesta malam ini sangat bagus, Mikhaila juga terlihat bahagia, terima kasih.”

Leonardo mengangguk tidak bersuara.

Dewa mengedarkan pandangannya, melihat Mikhaila yang baru kembali dari toilet.

“Sekarang Mikhaila sudah resmi menjadi tunangan kamu, apakah bisa mulai besok kamu memasukan Mikhaila ke dalam jadwal pekerjaan kamu agar dia bisa menemani kamu dibeberapa pertemuan?” tanya Dewa pelan.

Kening Leonardo mengerut samar mendengar ucapan Dewa. “Yang menjadi tunangan saya adalah Mikhaila, bukan Anda, masalah pekerjaan seperti ini adalah urusan saya dan Mikhaila,” jawab Leonardo dingin.

“Maksud saya bukan seperti itu. Setelah resmi menjadi tunangan, kalian perlu pendekatan lebih jauh dan menghabiskan waktu lebih lama, saya yakin Prince akan senang juga melihatnya,” jawab Dewa gelagapan.

“Saya akan mendiskusikannya dengan sekretaris saya.”

Dewa sempat terdiam terkejut, dia pikir Leonardo akan menolak. “Saya akan memegang kata-katamu, permisi,” ucap Dewa sebelum pergi menemui Mikhaila.

“Parasit,” bisik Leonardo memaki dan tidak lagi menyembunyikan kebenciannya.

To Be Continued..

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Rich Ex-Boyfriend's Obsession   Selesai

    Angin berhembus kencang begitu yacht bergerak, langit cukup gelap pekat, berbanding balik dengan terangnya lampu-lampu bangunan rumah di pinggiran dermaga, cahanya menyebarkan pantulan terang di permukaan air laut.Rosea mengambil gelas anggur dan mencicipinya satu tegukan kecil, lalu meninggalkannya karena kini dia harus memikirkn kandungannya. Usapan lembut tangan Leonardo menyentuh permukaan perut Rosea. “Aku dengar, perempuan yang sedang hamil sering mengalami perubahan emosi karena hormonal. Kapan kamu akan mengalaminya?”Rosea langsung membuang muka sambil menutup mulutnya yang tidak dapat menahan senyuman malu. Leonardo tidak tahu saja, sejak beberapa hari terakhir ini justru Rosea merasa pikiran dan perasaannya lebih santai tanpa alasan yang bisa dia mengerti, dia lebih suka menghabiskan waktunya untuk membaca buku.Lebih anehnya lagi, Rosea menjadi lebih sering merindukan Leonardo. Logika dan perasaannya bertentangan begitu jauh. Logika Rosea masih terbayang dengan ketakut

  • My Rich Ex-Boyfriend's Obsession   BAB 142: Kebahagiaan

    “Sea!” tangan Prince melambai di udara, anak itu berlari secepat yang dia bisa, menghampiri Rosea dan menghembur kedalam pelukannya dengan tawa riang.Banyak kejadian baik yang datang padanya akhir-akhir ini. Ibunya, neneknya, mereka semua menjadi lebih lembut dari biasanya, tidak lagi menekan Prince untuk terus belajar dan bertemu berbagai guru less sepanjang waktu.Prince bahagia, neneknya tidak lagi berbicara buruk tentang Rosea, neneknya justru mendukung Rosea untuk menjadi ibunya.Setelah penantian panjang, dia akan segera memiliki seorang ibu yang tinggal bersama dengannya sepanjang hari, mengantarnya pergi ke sekolah dan menemaninya pergi camping sekolah.Prince memejamkan matanya merasakan pelukan hangat Rosea yang melingkupi tubuhnya. Pelukan yang menenangkan dan selalu dia rindukan.“Mengapa Sea tidak pernah mengangkat teleponku akhir-akhir ini? Aku pikir Sea sedang marah,” ungkap Prince.“Dokter bilang, aku tidak boleh menggunakan handpone saat sakit,” jawab Rosea berbohong

  • My Rich Ex-Boyfriend's Obsession   BAB 140: Menerimanya

    “Saya Leonardo Abraham, saya datang ke sini ingin melamar Rosea Gabriella, putri Anda.”Tubuh Kartika menegak, menatap lekat sosok pria yang datang melamar putrinya malam ini. Pria itu duduk dengan tegap dan berbicara tanpa keraguan. Sejujurnya, Kartika masih ragu karena dia belum mengenal sosok Leonardo. Masih ada banyak hal yang ingin Kartika ketahui darinya, disisi lain Kartika juga harus percaya dengan pilihan putrinya.Rosea tidak mungkin melabuhkan hidupnya pada lelaki sembarangan setelah menolak lamaran dari banyak lelaki.“Apa Anda yakin?” tanya Kartika.Leonardo tersenyum lembut. “Keyakinan saya tidak pernah berubah untuk menikahi Rosea sejak satu tahun yang lalun.” “Nak Leonardo, Anda tahu kan pernikahan dijalankan seumur hidup. Setiap manusia itu memiliki sisi baik dan buruknya, dan itu berlaku pada putri saya Rosea, jika Anda menikah dengannya, maka Anda harus menerima segala kekurangan dan kelebihannya. Anda harus menerima Rosea apa adanya,” ucap Kartika.Leonardo menga

  • My Rich Ex-Boyfriend's Obsession   BAB 139: Lamaran

    “Ayah, kita mau pergi kemana sebenarnya?” tanya Prince memperhatikan jalanan yang ramai. Sudah satu tahun lebih Prince meninggalkan Indonesia, dia merindukan suasanannya yang jauh berbeda dengan suasana eropa.Prince melihat ke belakang, memperhatian mobil Berta yang terus mengikutinya sejak tadi. Tidak seperti biasanya, neneknya ikut bepergian.Menyadari keterdiaman Leonardo, Prince bergeser memeluk lengan ayahnya, anak itu memperhatikan Leonardo yang terlihat gelisah tidak seperti biasanya. Sejak dari rumah Prince memperhatikan ayahnya yang bergerak kesana-kemari tanpa melakukan apapun. “Ayah kenapa? Ayah sakit?” tany Prince mengguncang lengan Leonardo.“Ayah tidak sakit, Prince,” jawab Leonardo.“Tapi wajah Ayah pucat.”Leonardo mendengus malu, sejujurnya, semenjak berpisah dengan Rosea di bandara, dia gugup setengah mati. Ini adalah pengalaman pertama Leonardo, segala keperluan ditangani oleh Adam dan Bety karena Berta sendiri tidak begitu tahu tentang budaya melamar di Indon

  • My Rich Ex-Boyfriend's Obsession   BAB 138: Persetujuan Panjang

    Hogan memijat batang hidungnya dengan kuat, lelaki paruh baya itu berpikir keras dengan ketidak mengertiannya, mengapa putrinya yang tidak suka menmiliki ik, kini secara tiba-tiba memutuskan untuk menikah.Hogan lebih tidak mengerti karena lelaki yang Rosea pilih adalah Leonardo Abraham. Padahal, ingatan Rosea telah kembali, seharusnya Rosea ingat jika selama ini dia selalu berusaha menghindar dari Leonardo karena sifat ibunya yang bermasalah.“Ya Tuhan..” Kartika menghembuskan napasnya dengan berat kesulitan berkata-kata.Beberapa kali Kartika mengatur napasnya agar bisa berpikir rasional, dilihatnya kembali Rosea yang duduk begitu tenang. Ketenangan yang Rosea tunjukan menyadarkan Katika bahwa putrinya tidak main-main dengan ucapannya.“Apa sebenarnya alasan yang membuat kamu memutuskan untuk menikah dengan Leonardo, Sea? Tidakkah kamu ingat apa yang telah dilakukan ibunya pada keluarga kita?” lirih Kartika bertanya.Hogan mengangguk setuju. “Ayah juga tidak begitu menyukainya Sea.

  • My Rich Ex-Boyfriend's Obsession   BAB 137: Meminta Restu

    “Aku ingin mencantumkan dalam perjanjian pra-nikah kita, aku tidak menerima uang itu dalam bentuk apapun untuk anakku.”Kening Leonardo mengerut tidak mengerti. “Apa maksudmu Sea?”“Aku tulus menerima kamu Leonardo, dan aku tidak sudi dituduh hamil hanya untuk mendapatkan uang!”“Itu tidak bisa. Lagi pula, tidak ada yang pernah berpikiran seperti itu padamu.”“Ibumu yang mengatakannya tepat sehari sebelum aku tahu kehamilanku,” lirih Rosea menahan tangisan yang mendesaknya. “Aku tidak ingin memperpanjang masalah dengan siapapun. Aku hanya ingin anak yang akan aku lahirnya hidup dalam kedamaian tanpa menerima tuduhan buruk. Karena itu, cantumkan saja dalam perjanjian pra-nikah kita, jika harta kita akan tetap terpisah meski telah menikah dan anakku tidak akan menerima tunjangan masa depan. Aku masih mampu mempersiapkan tabungan masa depan anak kita.”Leonardo terpaku kaget hingga tidak mampu berkata-kata.Leonardo bisa memahami sakit hati Rosea, disisi lain dia tidak setuju dengan k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status