Yuni Lin tidak peduli padanya, di sini kelihatannya sangat akrab, ia berhenti di seberang kamar Andri.
Andri Chen tidak tahu Yuni Lin lagi cari apa, jalan kesana, berdiri di depan pintu berkata “aku sudah tinggal disini selama satu bulan, tidak pernah ada orang yang ke sini, tidak tahu kamar ini kosong atau tidak.”
Saat dia berbicara, Yuni Lin mengeluarkan kunci dari tasnya, dengan pelan pelan memasukkan ke dalam lubang kunci, dengan lembut memutarnya, setelah kedengaran suara “klik”, pintu di depannya terbuka.
Ekspresi Andri Chen, mengerutkan alis dan melihat semua sisi, tidak ada seorang pun di koridor ini, pencuri itu berseru, “aku tidak percaya! Kamu bisa buka pintu ini, Direktur Lin, kamu bersembunyi! Kapan kapan ajarin aku?”
Setelah itu, Yuni Lin membalasnya, semalam minum terlalu banyak, jadi otak sedikit tidak berfungsi.
Dia dengan tidak sopannya memalingkan kepala kepada Andri Chen dan berkata “Apaan sih, ini adalah rumah saya!”
Sekarang giliran Andri Chen yang terdian dan berkata dengan terkejut “apa ? rumah kamu ?”
Yuni Lin juga tidak percaya pria itu tinggal di sebrangnya, apakah ini disebut pintu keberuntungan? Yuni Lin tinggal disini selama masih kuliah, dia pergi ke Amerika setelah lima atau enam tahun, rumah dia yang di jakarta mengalami sedikit perubahan, jadi setelah sampai di depan pintu ada perasaan sedikit asing.
Semalam dia baru sampai di Nanjing, tidak sempat pulang ke rumah, jadi tinggal di hotel dekat kantor, rencana setelah menyelesaikan kerjaan kantor baru pulang kerumah yang sudah lama tidak di tinggalinya.
Yuni Lin menjelaskan bahwa “aku tinggal disini sewaktu kuliah.”
Andri Chen mengintip dari celah pintu, perabot yang ada di ruang tamu semuanya di tutupi dengan kain putih, saat mengintip sekilas terlihat sedikit menakutkan, tapi ini membuatnya sangat terkejut kaarna perempuan itu tinggal di sebelah kamarnya dan akan menjadi tetangganya di kemudian hari, maka dari itu Andri Chen akan sering bertemu dengannya, dari waktu ke waktu, kejadian yang tidak seharusnya terjadi akan terjadi dan ini merupakan kesempatan yang sangat jarang bagi Andri Chen.
Andri Chen tersenyum dan mengeluarkan tangan kanannya dan berkata “Direktur Lin, tahu ini namanya apa? Jodoh! Kedepannya kita akan menjadi tetangga, mohon perhatiannya.”
Yuni Lin tidak menjabat tangannya, tapi memberikan tatapan tidak bersahabat, dan berkata “jodoh apaan?”
Mendadak, dia melihat jam tangannya dan terkejut jam istirahatnya sudah mau habis, dengan paniknya dia berkata “jam istirahat aku sudah mau habis, jadi harus segera balik ke kantor.”
Siap! Andri Chen tersenyum sambil memberikan hormat kepadanya seperti seorang tentara yang taat mendengarkan perintah, membuat Yuni Lin tertawa terbahak bahak, setelah ketemu dengannya sangat bahagia tapi pria ini terlihat mesum.
Dalam sekejap, kedua orang meninggalkan sebuah bangunan di daerah cingkawang yang telah lama, setelah itu mereka memanggil taxi, sebelum Yuni Lin membuka pintu mobil, Andri telah duluan duduk di dalam taxi itu.
Yuni terdiam sementara dan kemudian melihat ke arah Andri serta memberikan perintah “Turun! Pesan mobil sendiri!”
Andri dengan tidak tahu malunya berkata “Direktur Lin, kita akan menjadi tetangga kedepannya, tidak bisakah naik bersama?”
Yuni langsung menolak dan berkata “Tidak bisa.”
Keduanya bersikeras, dan supir taxi dengan gelisah berkata “sebenarnya kalian mau naik atau tidak ? waktuku sangat berharga!”
Dengan pasrah, Yuni hanya bisa menaiki taksi ini karna di bagian jalanan ini tidak mudah untuk mencari taksi, dia tidak ingin hari kedua berkerja telat masuk, dan pada saat itu Chandra akan menemukan titik lemahnya lagi.
Setelah mensiki mobil, Yuni dengan gelisah berkata kepada pengemudi “Tuan cepat pergi ke gedung Park Central, aku sedang terburu-buru.”
Taksi itu sangat cepat tiba di Park Central dan setelah keduanya turun, Yuni memerintahkan Andri “Aku naik dahuluan setelah itu baru kamu masuk, mengerti?”
Andri tahu kegelisahan yang sedang Yuni hadapi, melihat jam tangannya, dan waktu masih tersisah dua puluh menit sebelum mulai berkerja. Kebetulan dia sedang kecanduan merokok di lantai bawah perusahaan.”
Andri tersenyum buruk mengatakan “aku mengerti Direktur Lin, kamu tenanglah! Aku tidak akan mengatakan masalah anda tinggal seranjang denganku kepada semuanya, kita sekarang merupakan tetangga dan juga kolega, hubungan kita sudah tidak sama seperti dulu lagi.”
Awalnya tidak ada masalah apapun, tapi setelah mendengarkan perkataan Andri, mereka tampaknya seperti memiliki sesuatu.
“Tutup mulutmu! Jangan pernah membahas masalah ini di depan saya, kamu jangan lupa perjanjian rahasia ini!” Yuni Lin mengancamnya dengan nada yang kuat.
Saat mendengar perjanjian rahasia, Andri merasa bahwa dia seperti telah berhutang kepada Yuni, dengan kemampuannya saat ini, dia tidak tau butuh berapa tahun untuk mendapatkan uang sebanyak itu, tapi dia telah di paksa oleh wanita ini, dia tidak bisa menerima penindasan jangka panjang olehnya, berencana untuk mengubah nama dan memikirkan cara untuk mencuri perjanjian rahasia itu.
Andri tertawa terbahak bahak dan mengatakan “aku hanya bercanda Direktur Lin.”
Yuni menghela nafas dan berjalan menuju gedung Park Central dengan tas tangan mawar merah merek LV.
Andri merokok sambil menatap sosok Yuni dari belakang yang sedang berjalan, mulutnya bergumam “Bagaimana dia bisa begitu menawan?”
Setelah menghabiskan dua batang rokok,tiba tiba pundaknya di tepuk orang dari belakang, dan suara yang familiar terdengar di balik telingannya.
“Hei saudara …”
Setelah mendengarkan suara itu, Andri tiba tiba melakukan gerakan di bawah kesadaran, merebut tangan yang sedang memukul pundaknya dan melengkungkan tubuhnya, bahu yang indah itu terjatuh, orang yang berada di belakangnya tergulung ke depan, saat dia ingin menyerang, dia terkejut menemukan bahwa orang ini adalah Hendy Wang yang merupakan rekan kerjanya.
“Aiya….” Hendi berbaring di lantai sambil berteriak.Andri segera menghentikan gerakkannya dan dengan terkejutnya bertanya “bagaimana bisa kamu disini?”Setelah selesai berbicara, dia segera membantu Hendy berdiri dan dengan paniknya bertanya “apakah kamu baik baik saja?”Hendy Wang berdiri, meskipun badannya masih sakit. Dia baru mengetahui Andri bisa kongfu dan dia itu penggemar kongfu Bruce Lee sejak kecil.Dia dengan bersemangatnya bertanya “apakah kamu bisa kungfu?”Andri dengan rendah hatinya berkata “bisa dikit dikit.”“Jadi pelatih aku bagaimana?” Hendy dengan antusiasnya memohon.Andri tersenyum dan berkata “kungfu aku biasa biasa saja, bagaimana aku jadi pelatih kamu, itu seperti bohongin anak perempuan.”“Geraka
Di saat Andri Chen memasuki kantor Manajer umum, Yuni Lin dengan tajam bertanya “Apakah kamu yang menjawab teleponku kemarin?” Begitu Andri mendengarnya, ia tahu bahwa Yuni marah karena sesuatu. Tentu saja, pada saat ini, ia tidak akan mengakuinya. Karna hal itu tidak baik, pria bernama Tommy Sun ini sebenarnya adalah pacar dari Yuni Lin, dan permasalahannya menjadi bertambah besar. Dia berpura-pura tidak bersalah dan berkata “telepon? Telepon apa?” “Apakah kamu menjawab telepon tadi malam ketika seseorang menelponku?” Yuni Lin memperingatkan dengan marah. Andri berpura-pura menggaruk kepalanya dan berkata bohong “Nona Lin, aku minum terlalu banyak semalam. Aku tidak bisa mengingatnya sama sekali.” Berbicara tentang hal ini, Yuni Lin tiba-tiba memikirkan sesuatu. Pagi ini, pelanggan besar perusahaan direktur Zhang selalu menelpon dan mengatakan bahwa ia mabuk kemarin.
Yuni Lin tahu bahwa Departemen pemasaran kekurangan staf dan bahwa beberapa karyawan telah mengambil cuti.Dia juga memahami bahwa Departemen pemasaran adalah garis depan perusahaan, dan jika ada yang tidak beres di garis depan, itu akan mempengaruhi operasi seluruh perusahaan.Oleh karena itu, jika ada Jendral di garis depan, seseorang harus memanggil mereka.Yuni Lin tidak menolak, tapi langsung berjanji “Baiklah! Aku akan mentransfer kamu ke departemen pemasaran dulu, sambil menunggu rekrutan dari departemen sumber daya manusia, lalu aku akan membawamu kembali.”“Baiklah, terimakasih, Direktur Lin.”“Pergilah!”Andri Chen meninggalkan kantor Yuni Lin dan kembali ke departemen pemasaran.Hendy Wang berlari dan dengan gugup bertanya “apa yang terjadi ? aku lihat emosi Direktur Lin sedang marah.&r
Ketika Andri Chen meliahat itu, ia tidak bisa menahan untuk berseru “Sial, seseorang menyentuh pantat wanita di siang bolong.”Hendy mendengar itu, takut bahwa ia akan melewatkan adegan yang begitu indah, dia melihat sekitar dengan cemas “Kakak, dimana itu?”“Itu!” Andri Chen melihat kearah bus.Hendy mengikuti mata Andri dan melihat seorang pria tinggi mengikuti seorang wanita seksi. Ada banyak orang di pintu masuk bus, yang tidak mudah di sadari. Andri Chen menemukannya secara kebetulan.Andri memandangnya untuk sementara dan terkejut menemukan bahwa tujuan pria itu sebenarnya bukan untuk menyentuh pantat wanita seksi itu, tapi tasnya yang berwarna mawar merah, dan pria menarik keluar beberapa alat.“Tidak, pencopet!” Andri terkejut.“Pencopet?” Hendy Wang bergumam dan mengerahkan seluruh per
“tidak sengaja, jadi apa maksudmu?” pria itu tertawa.Salah satu orang yang lebih tinggi yang telah diam untuk waktu yang lama, akhirnya kehilangan kesabaran dan berkata “kak, jangan berbicara omong kosong padanya. Anak ini sudah menghalangi renca kita hari ini. Kita harus menyingkirkannya. Jika tidak, aku panic dalam hati.”Dengan itu, tiga orang dating selangkah demi selangkah menuju Hendy Wang.Hendy melihat situasinya, kakinya menjadi lunak, tubuhnya tidak sadr mundur, dan ia mundur sampai terpojok ke dinding.Mendadak ada suara malas di jalan buntu itu.“Hendy Wang, sialan kau! Aku sudah mencarimu untuk waktu yang lam. Bagaimana bisa kamu ada disini?”Suara Andri terdengar di gang, dan Hnedy melihat harapan.Tentu saja, tiga orang juga mendengar suara dan menoleh ke belakang. Mereka melihat Andri b
Andri Chen tidak tahu hal aneh apa lagi yang di lihat oleh Hendy. Ketika ia melihat keatas, ia melihat seorang wanita cantik dalam gaun renda putih dan rok pinggul dating dengan enam centimeter sepatu hak tinggi. Rok pinggul cantik ini, membungkus di sekitar wanita sexy ini, memang pemandangan yang sangat indah.Wanita sexy ini bukanlah orang lain, ternyata wanita ini adalah target dari pencopet sebelumnya.Wanita itu dating padanya dan membelai rambutnya yang panjang sebelum dahinya. Matanya jatuh pada Hendy dan dia peduli “apakah kamu tidak apa-apa?”Hendy menggelengkan kepalanya dan berkata “barusan memang ada masalah, tapi serkarang itu sudah baik-baik saja. Ketiga pencuri itu dikalahkan oleh kakak tertua saya.”Mendengar ini, wanita sexy menatap Andri dengan penasaran dan berkata dengan bersyukur “Terima kasih, kalau bukan karenamu, aku akan kehilangan dompetku hari
Ketika gelas penuh dengan alkohol, Rossa mengangkat gelas dan berterimakasih kepada mereka berdua “kepada dua pria tampan, terimakasih hari ini.”“Manager Rossa, kamu sangat baik.” Kata Andri memegang gelasnya.“Baiklah,ayo minum.” Dengan itu Rossa mengangkat lehernya dan meminum semua alkohol si dalam cangkir.Hendy setelah meletakkan gelasnya, ponselnya toba-tiba bordering pada saat ini.Dia meminta maaf kepada Rossa “permisi, Manager Rossa, akui akan menjawab telepon terlebih dahulu.”Rossa berkata “tidak apa-apa, bukan masalah, jawab saja.”Karena ada kebisingan di Restoran, Hendy mengambil telepon dan berjalan keluar dari restoran. Andri dan Rossa terus melanjutkan untuk minum.Segera setelah mereka menghabiskan alkohol di gelas, Hendy kembali dan berdiri di samping meja, de
Ketika Andri Chen dan Rossa Du berjalan keluar dari restoran, itu sudah jam 3 sore, matahari bersinar secara diagonal di wajah mereka. Namum, karna telah sampai ke akhir musim gugur matahari telah kehilangan panas seperti musim panas. Sebaliknya sangat hangat di wajah mereka, yang membuat orang merasa mengantuk.Rossa berdiri di jalan di samping restoran dan melihat jam tangannya yang indah di pergelangan tangannya. Itu adalah merk Swiss Divos. Tali jamnya berwarna merah kemerahan. Itu sangat indah dan cocok untuk Rossa di tangannya. Harga juga tidak murah. Harga pasar sekitar 10.000 RMB.Andri tidak tahu bagaimana dia tahu informasi ini, tetapi ketika ia melihat jam tangan ini, pikirannya secara otomatis muncul.Setelah melihat jam tangannya, Rossa mengangkat kepalanya dan terbiasa menarik sehelai rambut di belakang telinganya. Meskipun hanya tindakan sederhana, itu sangat menarik.“Andri, maa