Share

Ibu Tiri

Arche mengikuti akun sastragram nya. Faye sudah tidak berselera membuka media sosial, dia menutup MacBook nya lalu turun ke ruang makan.

Faye berniat memasak sesuatu, sebenarnya dirumah ini ada banyak asisten rumah tangga, tapi Faye jarang meminta untuk dimasakan sesuatu, dia lebih memilih memasaknya sendiri. Faye membuka lemari pendingin, ada banyak bahan makanan disana lalu dia mengambil beberapa bawang bombai, sosis, dan lainnya.

Dia menumis bawang bombai dengan sosis yang sudah dia potong sebelumnya. Setelah selesai Faye menggoreng satu butir telur dan memanggang satu lembar roti. Untuk minuman nya dia memilih jus alpukat. Setelah selesai semua, Faye menarik kursinya lalu mulai menyantap makanan yang baru saja dia buat.

Derap langkah salah satu asisten rumah tangga Holland terdengar menuju ruangan makan, dia membawa buket bunga mawar berwarna putih berukuran besar, ukuranya nyaris setengah badan Faye. Faye yang melihat itu terpelongo, siapa yang memesan bunga?

"Permisi nona, ada titipan bunga dari seseorang yang tidak ingin disebutkan namanya." wanita yang akrab dipanggil Mira itu menyerahkan buket bunga tersebut, Faye meneliti buket tersebut lalu dia menemukan sepucuk surat, dengan gerakan cepat Faye membaca surat tersebut dalam hati.

"have a good rest beautiful, this flower is beautiful isn't it? like u." Faye dengan cepat dapat menyimpulkan siapa yang mengirimkan bunga tersebut, dia meletakkan kembali surat itu ke tempat semula.

"Buang saja," ucap Faye tegas.

"Tapi nona." Mira menghentikan ucapannya ketika melihat wajah datar Faye, dia memutuskan menurut saja daripada harus kena semprot nona muda itu. Mira mengangguk lalu dia segera beranjak dari sana. Faye melanjutkan makan nya yang sempat tertunda meskipun sebenarnya dia sudah tidak selera tapi mau tidak mau dia harus menghabiskan makanan nya.

Selang beberapa menit Mira datang kembali berjalan sedikit cepat ke arah Faye, Faye yang menyadari hal itu menatap Mira dengan pandangan datar, apa lagi sekarang?

"Nona."

"Bukankah sudah kuperintahkan kau untuk membuang nya?" Ucap Faye tegas.

"Bukan, ada temanmu bernama Feronica datang berkunjung," ucap Mira lagi, Faye menghela nafas panjang, dia pikir dia akan mendapatkan kabar apa lagi setelah ini.

"Suruh dia menungguku di kamar." jawab Faye cepat, dia segera menghabiskan makanan nya. Mira pergi menuruti perintah Faye, dengan cepat Faye menghabiskan sisa makanan miliknya. Setelah itu dia pergi ke kamarnya untuk menemui Feronica.

Sesampai di kamar pemandangan pertama yang Faye saksikan adalah Feronica yang sedang lahap memakan beef burger, sudah biasa melihat Feronica dengan segudang planning makanan nya. Feronica memang suka sekali makan, dia bisa memakan banyak jenis makanan dalam satu waktu, tapi syukurnya dia memiliki bentuk tubuh yang ideal.

"Kau tidak bekerja?" Tanya Faye.

"Sudah, aku baru kembali dari kantor dan memutuskan untuk mampir, aku membawakan mu beberapa makan." Feronica menunjuk paper bag yang berada tak jauh dari duduknya.

Faye mengangguk, dia masih kenyang sekali. Faye berniat membersihkan dirinya terlebih dahulu, dia memutuskan untuk mandi, meninggal Feronica yang berkutat dengan aneka ragam makanan nya. Tidak lama waktu yang Faye gunakan untuk mandi, setelah selesai dengan handuk yang masih melilit kepala Faye mencari baju yang paling nyaman untuk dia kenakan dirumah, lagi-lagi pilihan nya jatuh kepada kaos oblong dan hotpants.

"Faye, ada yang menitipkan Sesuatu untuk mu," ucap Feronica yang akhirnya menyadari Faye sudah selesai dengan aktifitas nya. Faye bertanya-tanya dalam hati, siapa yang menitipkan Sesuatu?

Fokus mata Faye teralihkan ke sesuatu yang ada di atas meja, sebuah paper bag berwarna hitam, Faye segera membuka paper bag tersebut didalamnya ada kotak high heels berwarna hitam, cantik sekali. Faye tau brand ini, ini adalah salah satu brand ternama dan harganya pun sangat tidak masuk akal. Didalamnya ada secarik surat lagi, Faye membacanya dalam hati, lalu dia dengan cepat dapat menyimpulkan siapa yang mengirimkan hadiah tersebut.

"Dari siapa?" Tanya Feronica penasaran.

"Kau tidak akan percaya." jawab Faye cepat, alis Feronica bertaut, kenapa tidak percaya?

"Arche," ucap Faye lagi.

Benar saja, Feronica sedikit tidak percaya, lalu Faye juga menceritakan momen dia bertemu dengan Arche di sebuah rapat, lalu di coffe shop dan Arche mengirimkan bunga, hingga kado ini. Feronica menutup mulut tidak percaya, dia mendengar kan cerita Faye dengan seksama.

"very sweet." celetuk Feronica, Faye menatap datar wajah Feronica, apanya yang manis?

"Jangan dibuang, kau sangat tidak sopan jika membuang pemberian orang." Feronica memberikan nasehat dan wejengan.

"Ya ya baik," ucap Faye akhirnya, dia akan menyimpan kado tersebut tapi tidak berjanji bahwa dia akan mengenakannya.

TOK TOK TOK.

pintu diketuk, dengan cepat Faye membukanya, terlihat ada Holland berdiri disana lengkap dengan setelan jasnya.

"Malam ini, makan malam bersama dengan calon ibu dan suadari tirimu," ucap Holland langsung

"Dimana?" Tanya Faye malas.

"Di suatu tempat, kita akan berangkat bersama malam ini." lanjut nya, Faye mengangguk saja, tidak ingin banyak tanya Holland berlalu dari sana, Faye menutup pintu nya kembali, wajahnya berubah menjadi masam, Feronica yang menyadari hal itu tidak banyak tanya, sudah menjadi sesuatu kebiasaan jika wajah Faye akan berubah seketika selepas berbincang dengan ayahnya sendiri.

Feronica pulang kerumahnya ketika Faye sudah siap dengan long dress berwarna putih yang menampilkan punggung mulusnya. Terdapat belahan di bagian paha hingga bawah. Faye mengenakan high heels berwarna hitam, dan clutch bag berwarna putih. Rambutnya dia biarkan tergerai, Faye juga memoles tipis wajahnya dengan make up.

Faye dan Feronica turun ke ruang tamu bersamaan, lalu Feronica berpamitan pulang kepada Holland. Selepas Feronica pulang, Holland dan Faye segera berangkat menuju lokasi makan malam tersebut, Holland memilih restoran seafood bintang 5.

Hati Faye terasa pedih ketika telah tiba disana, restoran ini tempat dimana dia dan kedua orang tuanya merayakan ulang tahun dirinya yang ke 5 tahun. Kala itu Faye merengek-rengek ingin makan malam bersama, sekarang dia baru menyadari kedua orang tuanya hanya formalitas belaka berlagak seolah bahagia di depannya.

Suara Holland menyadarkan nya dari lamunan, Faye turun dari mobil berdampingan dengan Holland, kaki jenjang nya melangkah dengan anggun memasuki restoran tersebut, mereka menuju meja didalam ruangan, Holland sudah memesan ruangan VVIP untuk mereka.

Dari kejauhan Faye sudah bisa melihat ada dua orang wanita yang sudah tiba disana. Faye mengambil posisi duduk, tanpa menghiraukan di meja tersebut tidak hanya ada dirinya. Makanan sudah tersaji dengan rapi dan lengkap, sangat menggiurkan.

Holland buka suara berusaha mencairkan suasana, mereka bertiga asik berbincang, Faye tidak ikut nimbrung dia diam saja tidak perduli bahkan dia juga tidak menyimak sedikitpun.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status