Share

Arche Dan Pemakaman

Sambil menikmati makanan, mereka sambil melempar kan candaan, Faye tidak sengaja bertatapan dengan calon saudari tirinya tersebut, wanita itu melemparkan senyuman kepadanya, tapi Faye tidak menghiraukan itu, dia malas meskipun hanya sekedar basa-basi.

"Rencananya kami akan melangsungkan pernikahan 3 hari lagi," ucap holland, Faye mendengar hal itu, telinganya masih sangat -sangat berfungsi dengan jelas, tapi dia memilih untuk diam.

"Baju yang akan kalian kenakan, Faye dan Davina sudah disiapkan, kalian hanya tinggal terima bersih." lanjut Holland.

Davina mengangguk senang, cari muka sekali dia, pikir Faye. Makan malam itu sangat membosankan, Faye tidak berbicara apapun, dia hanya fokus kepada cumi, kepiting, dan seafood lainya. Dia tidak minat membahas apapun atau berlagak seolah sangat senang dengan pernikahan mereka. Makan malam berakhir, mereka kembali kerumah masing-masing, diperjalanan pulang holland sempat bertanya kenapa Faye banyak diam, tapi Faye hanya menjawab seadanya lalu kembali diam.

Sesampai dirumah Faye juga segera masuk kedalam kamarnya ,mengunci pintu rapat-rapat dan bergegas tidur.

Hari pernikahan Holland dan Farasy tiba, pernikahan tersebut diselenggarakan outdoor, banyak bunga yang menghiasi acara mereka, banyak pula tamu-tamu undangan yang silih berganti mengucapkan selamat menempuh hidup baru. Faye duduk di salah satu meja, menikmati hidangan demi hidangan, dia ditemani Natasya dan Feronica yang juga hadir di acara tersebut.

Faye mengenakan long dress berwarna hitam, ada pita di bagian pinggang nya diadukan dengan high heels berwarna hitam. Bagian dadanya terlihat sangat terbuka, semakin menambah kesan sexy. Paha mulusnya terexpos begitu saja.

Rondon acara mulai berjalan, Faye, Feronica dan Natasya team tidak perduli yang penting makan. Mereka kali ini memakan es krim vanilla yang sangat lezat, setelah ini mereka berniat mencari makanan lain. Natasya mulanya fokus kepada es krim yang ada didepannya namun beberapa saat kemudian matanya melotot nyaris keluar, tanganya dengan brutal menarik-narik tangan Faye yang sedang fokus mengambil gambar es krim.

"Ada apa?" Tanya Faye bingung.

"Arche," ucap Natasya cepat sambil memberikan kode arah dimana Arche berada, benar saja di sana Arche berdiri dengan gagahnya, dia lengkap dengan setelan jas hitam yang semakin membuat dirinya terlihat sangat tampan. Faye memalingkan wajahnya tidak peduli, lantas apa? Apa urusannya dengan dirinya?

"Dia tampan sekali." celetuk Feronica.

"Dia kesini, dia kesini," ucap Feronica heboh tidak tertolong, Faye berusaha tetap acuh tidak menengok ke arah manapun selain ke arah Arche.

"Boleh aku duduk?" Suara berat itu masuk dengan sopan ke gendang telinga Faye.

"Duduk saja." jawab Natasya cepat. Arche duduk senyaman mungkin, dia menatap Faye yang berlagak seolah dia tidak melihat ada Arche disini.

"Natasya, tolong kau katakan padaku, siapa wanitanya yang ada di sampingmu." Arche buka suara, manik matanya tidak lepas sebentar saja dari sosok Faye.

"Dia cantik sekali." lanjut Arche, Feronica terpekik girang, Arche sangat manis sekali kepada sahabatnya.

Faye yang mendapatkan perlakuan demikian hanya diam, seolah itu bukan apa-apa, Faye memang sudah sangat sulit untuk menerima laki-laki manapun. Baginya semua laki-laki sama saja. Acara Holland dan Farasy masuk ke sesi lempar bunga beberapa tamu undangan bergegas berkumpul di tengah, mereka ingin memperebutkan bunga tersebut.

Apapun rondon acaranya, Faye, Feronica dan Natasya tetap pada posisi duduk manis. Mereka malas berdesakan. Arche tetap duduk di posisi semula, seolah nimbrung dengan circle mereka. Dia tidak bosan-bosannya menatap wajah Faye, meskipun dia tau Faye tidak suka di tatap demikian, Arche tetap saja menatapnya dalam.

Yang mendapatkan bunga adalah seorang wanita, dia berteriak girang membawa bunga tersebut. Tidak terasa acara hari ini selesai, mereka kembali kerumah masing-masing. Farasy dan Davina selepas acara langsung tinggal di kediaman megah Holland dan Faye. Davina mendapatkan kamar persis berdampingan dengan Faye, dia terlihat senang sekali akan hal itu tapi tidak dengan Faye, dia terlihat tidak perduli.

Keesokan harinya seperti biasa Faye akan berangkat bekerja pagi hari, Faye menuruni anak tangga satu persatu dia berniat ingin sarapan terlebih dahulu, sesampai di ruang makan dia mendapati Holland, Farasy dan Davina bersiap ingin sarapan bersama, Farasy yang menyadari kehadiran Faye tersenyum manis.

"Kemarilah Faye, kita sarapan bersama," ucap Farasy sambil tersenyum, tanganya menuangkan susu kedalam gelas Holland dan Davina, Faye sebenarnya berniat ingin menolak, tapi dia merasa tidak enak setelah selama ini dia sangat tidak ramah kepada mereka. Faye menarik kursinya, dia mengambil sendok dan garpu, didepan nya sekarang ada telur dadar, beberapa sosis, dan beberapa potong kentang yang sudah di microwave. Faye makan dengan tenang, tidak ikut nimbrung di percakapan meja makan tersebut, dia hanya menjawab ketika di tanya. Faye sudah selesai dengan makanan nya.

"Aku sudah selesai," ucap Faye, dia segera berlalu pergi dari sana.

"Hati-hati dijalan, semangat bekerja," ucap Farasy

Faye hanya diam berlagak seolah tidak mendengar ucapan Farasy. Meskipun sebenarnya dia mendengar dengan jelas. Sepanjang perjalanan pikiran Faye terbagi-bagi. Dia juga memikirkan kenapa Arche senang sekali mengirimkan nya sesuatu.

Apa dia tidak ada pekerjaan lain selain mengirimkan barang-barang untuknya? Jalanan pagi ini masih sepi, entahlah biasanya padat sekali. Faye tidak langsung menuju kantor, dia menuju toko bunga terlebih dahulu, ketika dia memasuki toko bunga tersebut pelayan disana sudah mengenalnya seolah Faye sudah sangat sering kesana.

"Seperti biasa," ucap Faye sopan, sembari tersenyum, wanita paruh baya itu segera merangkaikan bunga untuk Faye, bunga mawar berwarna merah, putih, biru, kuning, merah muda. Faye memesannya spesial untuk Charlotte, dia memang rutin satu Minggu sekali mengunjungi ibunya.

Setelah bunga yang dia minta selesai wanita itu bertanya sesuatu kepada Faye.

"kau sering sekali kesini nak, selalu memesan bunga yang sama, untuk siapa?" Tanya wanita paruh baya tersebut.

Faye tersenyum manis sebelum akhirnya menjawab pertanyaan tersebut.

"ibuku." jawabnya singkat.

"Maaf aku tidak bermaksud." wanita itu merasa bersalah karna dia takut membuat wanita yang ada didepannya sekarang bersedih, Faye terkekeh dia paham arti dari tatapan wanita tersebut tapi sungguh dia tak apa.

"Tidak papa, aku sudah merelakan kepergianya." jawab Faye.

"Semoga bahagia selalu dirimu," ucap wanita tua itu, Faye tersenyum manis mendengar ucapannya, di dunia ini masih ada orang yang perduli dengan nya, itu sedikit membuatnya senang.

Faye segera melakukan pembayaran, tidak lupa dia mengucapkan terimakasih sebelum berlalu dari sana. Perjalanan dari toko bunga menuju pemakaman tidak terlalu jauh, hanya 6 menit waktu yang diperlukan. Sesampai di pemakaman Faye segera menuju rumah istirahat Charlotte yang terakhir kalinya. Seperti biasa Faye selalu tersenyum datang ke pemakaman itu, meletakkan bunga di atas nisan mendiang ibunya lalu dia bercerita banyak hal.

"Kenapa aku baru bisa bercerita kepadamu ketika kau berada 6 meter di bawah tanah?" Tanya Faye sembari tertawa pilu, siapa saja yang mendengar tawa tersebut langsung dapat menyimpulkan bahwa betapa berat luka yang di emban wanita berumur 23 tahun itu.

"Kau tau? Ayah sudah menikah, dengan orang yang dia cintai, kau harus bahagia karena orang yang kau cintai juga bahagia." Tangis Faye pecah, dia sangat merindukan Charlotte, Faye berusaha menyeka air matanya ,dia sudah berjanji untuk tidak menangis tapi sayang sekali dia harus mengingkari janji tersebut, rasa rindu yang membuncah dadanya sudah tidak tertahankan lagi, Faye benar-benar merasa kosong sekarang.

Hujan turun perlahan, membasahi pemakaman dan juga Faye yang tidak memiliki tempat bernaung apapun, Faye membiarkan tubuhnya basah, dia tidak perduli.

Tidak lama kemudian Faye merasakan air hujan tidak lagi menyentuh kulitnya, dia mendongak, ada payung berwarna hitam yang melindungi nya, payung tersebut dipegang oleh Arche, Arche mengenakan setelan jasnya sedang berdiri tepat di belakang nya, memegang payung berwarna hitam. Tatapan Arche berbeda dari biasanya, tatapan kali ini penuh dengan rasa iba.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status