Share

Salah Minum Obat

last update Last Updated: 2025-01-12 22:02:56

Untung ibunya Ann percaya. Dia hanya geleng-geleng kepala saat melihat anak gadisnya ngeloyor pergi sambil menggandeng lengan Will. Saking percaya dengan Willy, ibunya Ann tidak pernah protes kalau anak perawannya membawa masuk dia ke dalam kamar. Ibunya percaya betul, karena dia sudah menganggap Willy seperti anak laki-laki di keluarga Lourdes.

Jadi William Bolton alias Willy sering menginap di rumahnya. Lalu untuk urusan backup memback up dia akan maju sebagai pembela gadis itu.

Suara pintu ditutup Ann. Kini Dia bisa bernafas lega.

"Gue mandi sebentar ya, Will. Badan gue lengket banget!" Ann berjalan ke arah lemari baju mengambil handuk dan memasuki kamar mandi yang tidak jauh dari lemari bajunya.

"Dasar cewek bar bar. Untung aja gue masih waras, Ann, kalau gue nggak tahan, tadi di mobil lo udah gua makan habis. Sabar Willy sabar, tunggu sebentar lagi. Ann pasti akan sadar dan memahami perasaan lo," comel hati Will kecut berbicara sendiri sambil menatap gadis itu masuk kamar mandi. Dia mengelus dada saking menahan diri dengan sikap Bar-barnya Ann.

“Will, Willy!!" teriakan Ann dari kamar mandi. Dia kaget dan mendekat, dia mengetuk pintu kamar mandi.

"Ada apa?"

"Tolong ambilin kutang ama daleman gue di lemari. Tadi gue lupa bawa," ucapnya tanpa dosa.

"Apaan?" Dia merasa telinganya salah dengar.

"Lo budek, yaaa? Gue bilang, ambilin kutang gue ama daleman. Ambil yang warna hitam. Lo ngerti kan?" Mata Will melotot sambil menelan ludah. Sekali lagi, dia dihadapkan dengan sikap bar-barnya.

"Lo jangan gila, Ann. Masa gue buka lemari baju lo!" protesnya. Dia bukan tidak terima, tapi didalam mobil saja dia sudah mengatur adik kecilnya agar tidak berbuat aksi yang nyeleneh. Eh, sekarang, si putri bar bar seakan menggoda dengan permintaan gilanya.

"Ya ampun, Will!" Dan, brakk!! Pintu kamar mandi dibuka, Ann keluar dari kamar mandi. Jeng jeng jeng, Ann melenggang tanpa dosa. Balutan tubuhnya hanya tertutup setengah. Selama ini, meski Wil sering menginap, dia tidak pernah bersikap seperti itu. Kebanyakan gadis itu langsung tidur menggunakan baju yang dipakainya. Tetapi, malam ini berbeda, Ann nggak ingin sampai ibunya tahu atau mencium aroma bensin ataupun knalpot motor dari tubuhnya.

"Elo kalo budek? Besok siang apa sore kita ke dokter THT. Masa lo nggak ngerti kutang. Ini kutang nih, ini…." Ann kembali melakukan aksi gilanya. Melemparkan kutang tadi ke wajahnya.

"Sialan lo! Gue paham kali. Tapi, gila aja, masa yang beginian gue yang ambil juga. Lo kira-kira sedikit. Begini juga gue masih lelaki normal," oceh cicitnya, sebenarnya dia sedang menegaskan diri dan memproklamirkan bahwa saat ini Willy tidak menganggapnya sebagai teman laki-laki lagi.

"Apaan sih, Lo? Nggak jelas. Ngapain sih ngomong begituan terus. Mau lo, Bram apa Bisma, sama aja, temen gue. Paham kan lo!" Mau dibilang bagaimanpun Annabella tetap nggak peka. Kembali Willy menghela napas dan mengusap dadanya.

"Terserah. Gue ngantuk. Gue tidur duluan!" Panas kalau terus beradu debat dengan Ann yang nggak mau kalah. Willy memilih pergi. Willy berjalan ke arah sofa yang nggak jauh dari kasur gadis bar-bar itu. Melemparkan diri lalu segera memejamkan matanya.

"Ya ampun, Ann, Kapan lo bakal ngerti perasaan gue," ucap Willy dalam hati.

Suara ketukan pintu berbunyi. Annabella berjalan mendekat dan membuka pintunya.

"Non Bella, ini mau ditaruh di mana?" seorang pelayan rumahan berusia paruh baya dengan pakaian daster sudah berdiri di depan pintu kamarnya.

"Eh, mbok Ro, ini pasti Mama yang nyuruh ya?"

"Iya Non, Ibu bilang, non Bella laper. Jadi Mbok Roro tadi bikinin nasi goreng. Nggak apa-apa kan, Non? Soalnya kalau bikin makanan lain takut kelamaan, jadi Mbok bikin aja yang simple," Mbok Roro berjalan masuk saat Ann membuka pintunya.

"Iya, Mbok, nggak apa-apa kok. Yang penting aku masih bisa isi perut. Tadi pas belajar sama Willy, Dian belum sempat makan," ucapannya lemah gemulai berbeda dengan Ann saat berbicara dengan Willy.

"Huh, bisa aja tuh bacot si Ann kalo di depan pembantunya," oceh hati Willy lagi. Dia belum benar-benar tidur karena telinganya sedang menguping pembicaraan gadis itu dengan sang pembantu.

"Ya udah, Non, ini Mbok taruh sini aja ya," Mboki meletakkan nampan yang berisi dua piring nasi goreng dan dua gelas air mineral.

"Iya, Mbok. Makasih banyak ya, Mbok. Aku jadi ngerepotin Mbok malam-malam begini, eh salah, maksudku pagi deh, hehehe," Ann menggaruk kepalanya yang tidak gatal berakting jadi putri malu lagi.

Mbok keluar kamar dan Ann segera menutup juga mengunci pintu kamarnya. Dia tidak ingin kalau tiba-tiba emaknya masuk atau Mbok yang dikenal sebagai intel emaknya menerobos juga melaporkan kegiatannya di dalam kamar bersama Willy.

"Woi! Bangun nggak usah pura-pura tidur lagi lo!" Teriakannya sambil melemparkan bantal ke wajah Willy yang masih pura-pura tidur.

"Anjaaaay!" Willy spontan terbangun tepat saat bantal yang dilempar tadi menghantam wajahnya, "kira kira sedikit, gue orang bukan patung!" omel cicit Willy lagi.

"Yaelah segitu aja lo sewot. Sini makan dulu. Lo juga lapar kan. Habis itu lo lanjut molor lagi," tetap saja bahasa Ann bar bar saat bersama dengan Willy. Willy duduk sebentar lalu beranjak dan mendekat kearah meja kecil di depan kasur Ann. Ann dan Willy duduk di lantai tanpa alas.

Diam diam Willy melirik cara makan gadis itu. Kaki satu dilipat dan yang satu jadi penopang tangannya. Benar benar makan seperti laki-laki.

"Ann!" jujur Willy merasa sedikit terganggu. Terganggu karena dengan posisi seperti itu dalaman hitam berenda milik Ann langsung terpajang dimata Willy.

Gadis itu tidur dengan memakai kaos kebesaran hingga kutang hitamnya juga terlihat tembus pandang dimata Willy.

"Hmmm!"

"Lo nggak bisa duduk yang benar?"

"Apaan sih lo?" Dia menoleh dengan mulut yang penuh dengan nasi.

"Astaga, Ann , ya ampun!" saking kesalnya Willy menoyor kepala gadis itu.

"Anjay! Sialan! Apaan sih? Nggak jelas banget sih lo!" omelnya, tapi dia nggak membalas toyoran Willy.

"Lo nggak bisa apa …." Willy sedikit ragu mengatakannya.

"Bisa apaan? Hmm?"

"Itu, duduk lo," Willy memberi kode dengan satu alisnya yang diangkat.

"Duduk gue? Kenapa duduk gue?" masih saja Ann nggak sadar diri.

"Iya, duduk lo, bisa gak lo bersikap layaknya anak perempuan," meluncur juga dari mulut Willy.

"Apaan sih??" malah Ann mengerutkan dahinya.

"Iya, lo kan perempuan, duduk lo bisa dong lebih sopan. Apalagi di depan cowok. Ditata gitu!" seketika mulut Ann membuka dengan lebar.

Hampir saja dia nggak percaya. Anna spontan menjatuhkan sendoknya lalu memegang jidat Willy, setelah itu tangannya dia agak sedikit mengangkat pantatnya. Menempelkan tangan tadi yang sempat di tempel di jidat Willy.

"Anjay. Salah minum obat. Sakit jiwa lo ya? Kok lo kayak emak gue. Atau jangan bilang ini emak gue yang nyuruh lo. Nggak gak. Gue yakin, lo salah minum obat," Anna masih nggak percaya kalo Willy akan mengatakan hal seperti tadi.

"Ya ampun, Anna, salah aja gue. Malah dikira gue salah minum obat. Lo tau gak sih? Gue tuh perhatian ama lo. Tolong peka sedikit, Ann. Gue sayang sama Lo, Ann!" oceh cicit Willy di hati lagi sambil menatap wajah gadis itu yang kaku kayak kanebo kering.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Sweet Dangerous Logan   Pernikahan Bisnis

    “Jadi sudah tidak ada lagi yang kamu sembunyikan dariku? Hmm?!” Logan sudah merasa puas telah memberikan hukuman pada Ann.Gadis itu sedang menarik nafasnya atas hukuman yang diberikan oleh Logan.“I–iya, tolong jangan ganggu aku. Aku mau tidur!” Suara Ann lirih dan hampir tidak terdengar.“Bisa gawat kalo dia tahu gue suka balapan dan olahraga berat itu,” otak Ann sedang berpikir ulang untuk menceritakan masalah sisi lain tentang dirinya yang berbeda. An tidak ingin Logan juga terkejut kembali atau berpikir yang aneh-aneh lagi tentang dirinya. Sampai hari ini Ann masih bisa menyembunyikan semua. Bahkan orang tuanya pun nggak pernah tahu kalau dia suka balapan liar dan olahraga boxing.“Kamu istirahat sebentar lagi ya, aku mau mandi dan mengecek segalanya. Ronny akan segera mengurus keperluan kita hari ini,” meski mata Ann tertutup, telinga yang mendengar, namun keningnya jadi berkerut mendengar ucapan Logan.“Memangnya hari ini kita mau kemana?” Kata Ann bersuara lirih.“Orang tua

  • My Sweet Dangerous Logan   Kesempatan Kedua

    “Lepaskan aku, Mario!” Monica menatap kesal lawan dihadapannya. Tangannya hampir mendekati wajah Mario, namun lelaki itu menangkapnya dengan cepat.“Kamu mau kemana? Urusan kita belum selesai, hah! Bukannya tadi kau bilang akan melakukan apapun yang aku minta,” Mario mengingatkan janji Monica sebelum mereka masuk ke ruang pertemuan keluarga.“Semua sudah gak berlaku. Aku gak mau lagi kamu sentuh. Kita sudah melunasi hutang masing-masing. Jadi, jangan ganggu aku lagi!” Monica tegas menolak permintaan orang tuanya, dia tidak mau di jodohkan dengan Mario.Monica sedang berpikir keras bagaimana orang tuanya bisa bertemu dengan Mario. Dia tidak bisa membayangkan apa saja yang sudah diceritakan Mario kepada orang tuanya. Monica masih mengira semua yang terjadi adalah rencana Mario. Tidak mungkin orang tuanya bisa bertemu dengan Mario begitu saja. Monica merasa Mario sudah menyelidiki latar belakangnya.“Hah, enak saja mau pergi. Awalnya aku memang sempat menolak permintaan tuan Mason yang

  • My Sweet Dangerous Logan   Kamu Ditakdirkan Untukku

    “Umm … Logan ini sangat enak tolong jangan berhenti!” pinta Ann saat merasakan Logan berusaha keras memompa pinggulnya naik turun sambil tangannya meremas dua bongkahan kenyal miliknya bergantian dengan mulut Logan yang men hisap nya.“UM ah kamu benar-benar nikmat sayang. Aku sayang padamu umm ah!”Hentakan makin kuat dan membuat Ann meremas sprei sambil pinggangnya juga ikut memutar terus mengikuti ritme yang Logan berikan.Tubuh mereka sudah saling berpeluh.Ann tidak menyangka akan melakukan ini setelah mendapatkan izin dari orang tuanya. Pertemuan yang tidak sengaja dengan Logan malah berbuah seperti ini.Logan mengecup kening Ann setelah melakukan pelepasan beberapa kali dan Ann ambruk dalam pelukannya.“Sebentar-sebentar, aku mau tanya!”Ann sedikit menjauhkan tubuhnya.“Hmm, tanyalah. Aku siap menjawab, tapi jangan menjauhiku!”Logan menolak keras dan menarik kembali tubuh Ann kedalam dekapannya.Logan sudah merasakan dunia Ann miliknya. Jadi, tidak akan membiarkan gadis itu w

  • My Sweet Dangerous Logan   Monster Arogan Logan

    Mario sedang asik mengelus paha Monica. Tapi, Monica terus menghindar karena takut ketahuan oleh keluarganya.“A–aku, Mah? Dengan siapa?” Monica benar-benar terkejut karena dia berpikir malam ini hanya acara makan malam keluarga tanpa ada unsur lainnya.Dan seketika otak Mario langsung mengerti. Dia menaikkan sudut bibirnya. Seringai nya cukup terlihat jelas dimata Monica.“Gila yang benar aja, jangan bilang gue di jodohin Ama dia?” Oceh hati Monica dan di sambut dengan senyuman oleh Mario.Begitulah perasaan Monica yang tidak jauh beda dengan Ann yang terpaku seperti orang bodoh saat orang tuanya menjelaskan semua.“Kalau begitu, apa boleh aku mengobrol dan meluangkan waktu lebih banyak dengan calon istriku?” ucap Logan dan deg Ann kalang-kabut mendengar kata istri dari mulut Logan.“Tentu saja, Logan, uhmm … tapi, kasih kami jawaban pasti dulu, kamu bersedia kan menerima Ann sebagai istrimu,” kini Erika yang menghentikan duduk Logan yang terlihat bersiap mendorong kursi yang diduduk

  • My Sweet Dangerous Logan   Perjanjian Perjodohan

    “Bella, sebelah sini!” Ann menutup teleponnya setelah melihat sang ibu melambaikan tangan padanya. Dan tatapan Logan pun tertuju ke arahnya.“Ada apa ini? Kenapa mereka ada disini juga?” batin Logan bingung saat melihat ibunya Erika dan Bardo Mason ayahnya ada di belakang wanita yang melambaikan tangan ke arah Ann. Logan melihat si ayah tampak berbicara dengan serius.Ann segera membungkuk saat dia berhadapan dengan mereka.“Nah ini dia, Erika, putri semata wayangku. Dia cantik kan?” ucap ibu Ann seraya menarik dan memperkenalkannya pada seorang wanita paruh baya, namun masih terlihat anggun dan elegan.“Hmm, aku yakin dia memang cocok, Nathalie” tegasnya dan Logan langsung mengernyit ketika mendengarnya. Ibu Ann menggandeng dan memperkenalkan Ann padanya.“Beri salam pada tante Erika, Bel,” ucap ibu seolah menarik lengan Ann untuk berjabat tangan.Ann yang belum mengerti apa yang terjadi dia hanya mengikuti arahan ibunya untuk berjabat tangan.“Oh, ha–hai tan–te, aku, Annabella, ta

  • My Sweet Dangerous Logan   Rasa Benci

    Ann berjalan sambil memeriksa ponselnya. Dia melihat kembali pesan yang dikirimkan oleh ibunya.“Lantai 45, ruang VVIP Rose,” oceh Ann saat membaca ulang pesan dan bruk, Ann tanpa sadar menabrak seseorang.“Aw!” ringgis Ann sambil memegangi dahinya yang terbentuk dada seseorang.“Kamu tidak apa-apa?” Ann menarik wajahnya ke arah suara, seorang laki-laki bersetelan jas sudah berdiri di hadapannya. Sepertinya dia juga terlihat terburu-buru seperti Ann.“Maaf, saya tidak sengaja, saya tidak melihat jalan!” Ann yang langsung membungkukkan tubuhnya karena merasa bersalah.“Um, sebenarnya tidak juga, saya juga memang sedikit terburu-buru,” ucapnya yang Ann dan laki-laki itu seperti berlomba sampai di depan lift. Dan bunyi pintu lift terbuka, Ann segera melangkah lebih dulu juga diikuti oleh laki-laki tadi.Laki-laki itu menekan tombol 45 saat Ann akan melakukannya. “Lantai 45 juga?” spontan Ann berkata sambil melirik ke arahnya.“Uhm, saya sungguh minta maaf untuk yang tadi,” laki-laki itu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status