Share

Abang Gila

last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-12 22:03:26

"Bacot lo, Ann Dasar cewek nggak ada otaknya lo! Nggak ada akhlaknya!" omel Willy, dia bicara sambil ngegas dan memasukkan dengan cepat sedokan nasi goreng agar menyumpal mulutnya. Sepertinya Willy sudah malas berbicara dengannya.

"Aahhh, lumayanlah buat ganjel perut," ucapnya sambil mengelus perut. Dia mengabaikan ocehan yang keluar dari mulut Willy.

"Gila lo ya, Anna, atau benar-benar lo nggak akan sadar. Kalau begini terus mana ada cowok yang mau sama lo," Willy sedang mengingatkan. Padahal di balik semua itu dia sedang mencoba mendekati hati Anna.

"EGP! Emangnya Gue perlu. Gue masih bisa sendiri kali. Lo nggak lihat, emangnya gue kurang apa? Duit bokap gue banyak. Perusahaan bokap gue juga berjibun. Sekarang apa masih perlu laki-laki di hidup gue?" Willy hanya bisa menghela nafasnya. Sepertinya dia masih membutuhkan usaha yang lebih keras agar teman barbarnya itu segera sadar.

"Terserah lo. Gue cuman bilangin jangan sampai emak lu nyap-nyap lagi. Secara itu gue rasa emak lu pasti punya pikiran yang sama kayak gue. Dia pasti pengen anak semata wayangnya nggak cuma jago akting aja di depan emaknya, tapi dia pasti berharap lo bisa berubah. Beeuhhh, gue gak bisa bayangin gimana syoknya emak lo kalo dia tau kelakuan bejat lo di luar," Willy berkata lagi, dia kemudian beranjak dari duduknya.

Willy melemparkan sendok setelah dia selesai makan. Tanpa ragu dia bangkit dan segera membanting tubuhnya ke tempat pertama tadi dia dilempar bantal olehnya.

Sebenarnya Willy kesal, tapi mau bagaimana lagi. Dia benar-benar tahu wataknya. Willy nggak mungkin memaksakan keinginan gadis itu. Dia

keras kepala dan sangat egois karena dia merasa menjadi anak semata wayang juga memiliki harta serta keluarga yang bahagia. Bisa dibilang, Anna contoh keluarga lengkap yang selalu jadi panutan di lingkungan keluarga atau sosialita.

"Yaelah, Will, lama-lama lo mirip kayak emak gue. Coba sana lo ke kamar dia, lagak kayak anak perawan lo. Ambegah. Tuker baju lo ama daster emak gue sono," oceh cicitnya. Dia juga beranjak dari duduk dan segera membanting tubuhnya ke kasur.

Mana mau Anna mengalah. Kebiasaan dimanja. Apalagi di hadapan keluarga Lourdes. Anna selalu di elu elukan. Terbilang keluarga bersih tanpa gosip miring apapun. Sedangkan pengharapan Willy harus ditelan bulat bulat dulu. Masih saja Willy berharap sedikit sinar kalau gadis itu segera menyadari perasaannya.

***

Malam hari, di kediaman lain. Seseorang berdiri di ujung jendela, melipat kedua tangannya, sambil menatap suasana ramai pesta yang berada di kolam renang.

Tepatnya itu dua lantai di bawah jendela kamarnya. Dia enggan bergabung karena malas bertemu dengan para wanita yang menurutnya menjengkelkan.

Paling males di sentuh. Bahkan saat dipanggil namanya saja, dia sudah ingin muntah.

"Dasar wanita-wanita menyebalkan. Begitu saja sudah menebar dan menjerat para lelaki. Dandanannya saja sudah jelas adalah untuk merayu. Dan laki-lakinya saja yang bodoh, dia mau dikelabui oleh wanita murahan seperti itu." Gerutunya sambil membuang muka saat menyadari kalau ada seorang wanita yang melambaikan tangan padanya.

Laki-laki itu segera menutup tirai kamarnya. Ia malas meladeni wanita yang melambaikan tangan padanya.

"Gilaa, Mon, abang lo ganteng banget. Kenapa sih dia nggak turun dan ikut pesta kita," cuap seorang wanita dengan gaun malam nan seksi. Serba pendek, terbuka juga kekurangan bahan.

"Coba saja kalau lo berani. Gue traktir besok makan di cafe. Gue yang bayar semua. Kalo lo mau bungkus juga boleh. Abang gue emang ganteng, keren dan siapapun pasti rela walau cuma dijadiin selimut sama dia."

"Tapi, masalahnya dia angker man. Belum ada yang berhasil menaklukkannya. Tanya tuh si Rara waktu pas pura pura nabrak dia turun dari tangga," oceh cicit cewek yang dipanggil Mon tadi menyenggol lengan cewek yang sedang asik gelendotan gak jelas di dada seorang laki-laki.

"Beuhh, berat deh, Sis. Mending lo nyerah aja, Siska. Menyerah sebelum lo dapat malu kayak gue. Lo tau nggak," sahut Rara sedang dalam mode on bergosip menempelkan tangannya di pipi.

"Apaan apaan? Coba kasih tahu gue jangan bikin gue penasaran," ucap Siska.

"Ya waktu itu gue pernah nginep lah ditawarin sama Monica pas pulang party dari rumahnya si Angela, terus pas bangun pagi udah tahu kan tuh kamarnya si abangnya itu nggak jauh dari kamarnya Monica. Pas banget tuh dia mau berangkat kerja dan sarapan, kayaknya sih … terus gue pura-pura nabrak. Dan what? Gue mau pingsan, malu rasanya. Itu abangnya si Monica yang ganteng itu ngelakuin apa sama gue?" Semangat 45 si Rara cerita sama si Siska.

"Terus? Apa yang dilakukannya? Nggak usah lebay deh ceritanya, gue jadi makin penasaran!" Siksa menelan ludah dengan susah payah Sepertinya dia benar-benar malu jika harus bercerita di depan lagi di depan Monica, Siska dan laki-laki yang sedang digelendotinya.

"Si Abangnya Monica itu tuh si Abang yang tadi lo lambaikan tangannya," bicara Rara jadi semakin sewot, "dia bukan nangkep badan gue, tapi malah dia ngeles pas gue mau jatuh. Taulah rasanya malu banget yang ada muka gue. Udah dandan cantik dan kinclong malah nyium lantai," seketika Siska, Monica terdiam sesaat mendengar cerita serius Rara dan detik kemudian Siska dan Monica malah tertawa terbahak-bahak.

"Anjay! Segitunya? Beneran itu Monica? Si Rara gak bo'ong?" Monica menjawab dengan anggukan kepala sambil masih memegangi perutnya karena geli mendengar cerita Rara.

"Aduh parah banget tuh OCD abang lo, Mon, itu jangan jangan burungnya nggak pernah keluar sangkar. Atau dia, dia gak suka kue p**e, tapi sukanya terong gedong," seketika otak Rara yang rada soflak asal bicara.

"Sialan lo! Begitu begitu, dia abang gue. Gue tau dia masih normal kok. Cuma ya itu, terlalu dingin ama cewek. Soal burung, pepek dan terong gedong gue nggak mau ikutan. Masing-masing aja, yang penting gue masih doyan terong!" tambah Monica si adik laki-laki tadi yang ngintip dari balik jendela.

"Kayaknya abang lo kudu di jebak deh, Mon. Biar dia tau dulu rasanya pepek. Yakin gue, setelah coba, dia bakal kayak lo. Cacing kepanasan yang gak bisa liat dikit terong gedong. Dimana aja, lo nyosor dan gak tau tempat," Rara menimpali sekaligus kesal karena sudah jadi korban dari kakaknya Monica.

"Hahaha! Nggak berani ah gue. Biarin aja lah dia yang nemuin jalannya. Gue sebagai adik yang paling cantik seksi dan tentu saja demen terong gede, akan selalu mendukung siapapun wanita yang menjadi pendamping Abang gila gue itu!"

Rara dan Siska terlihat nggak setuju titik dia sebenarnya kalau diberikan kesempatan untuk mencoba terong gede abangnya Monica, sudah pasti dua teman gilanya itu maju sebagai kelinci percobaan.

"Tapi, tapi, tapi, seandainya lo benar-benar jalanin rencana lo itu, jangan lupa hubungi gue ya, Mon, gue berminat lah jadi salah satu kelinci percobaan buat abang lo itu," tepat seperti dugaan Monica tanpa disuruh Siska mengajukan diri sebagai peserta kelinci percobaan.

"Hehehe, boleh sih, Sis, tapi apa abang gue mau? Dia aja disentuh udah gatal-gatal apalagi gue jebak lu berdua dalam satu kamar, pasti abang gue mati kejang-kejang keluar busa di dalam kamar," ucap Monica dengan raut wajah serius. Secara, Monica tahu, Abangnya itu benar-benar pemilih dalam hal wanita. Logan Mason yang terkenal dingin dan sudah pasti ogah nikah. Belum ada yang berhasil menaklukannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • My Sweet Dangerous Logan   Pernikahan Bisnis

    “Jadi sudah tidak ada lagi yang kamu sembunyikan dariku? Hmm?!” Logan sudah merasa puas telah memberikan hukuman pada Ann.Gadis itu sedang menarik nafasnya atas hukuman yang diberikan oleh Logan.“I–iya, tolong jangan ganggu aku. Aku mau tidur!” Suara Ann lirih dan hampir tidak terdengar.“Bisa gawat kalo dia tahu gue suka balapan dan olahraga berat itu,” otak Ann sedang berpikir ulang untuk menceritakan masalah sisi lain tentang dirinya yang berbeda. An tidak ingin Logan juga terkejut kembali atau berpikir yang aneh-aneh lagi tentang dirinya. Sampai hari ini Ann masih bisa menyembunyikan semua. Bahkan orang tuanya pun nggak pernah tahu kalau dia suka balapan liar dan olahraga boxing.“Kamu istirahat sebentar lagi ya, aku mau mandi dan mengecek segalanya. Ronny akan segera mengurus keperluan kita hari ini,” meski mata Ann tertutup, telinga yang mendengar, namun keningnya jadi berkerut mendengar ucapan Logan.“Memangnya hari ini kita mau kemana?” Kata Ann bersuara lirih.“Orang tua

  • My Sweet Dangerous Logan   Kesempatan Kedua

    “Lepaskan aku, Mario!” Monica menatap kesal lawan dihadapannya. Tangannya hampir mendekati wajah Mario, namun lelaki itu menangkapnya dengan cepat.“Kamu mau kemana? Urusan kita belum selesai, hah! Bukannya tadi kau bilang akan melakukan apapun yang aku minta,” Mario mengingatkan janji Monica sebelum mereka masuk ke ruang pertemuan keluarga.“Semua sudah gak berlaku. Aku gak mau lagi kamu sentuh. Kita sudah melunasi hutang masing-masing. Jadi, jangan ganggu aku lagi!” Monica tegas menolak permintaan orang tuanya, dia tidak mau di jodohkan dengan Mario.Monica sedang berpikir keras bagaimana orang tuanya bisa bertemu dengan Mario. Dia tidak bisa membayangkan apa saja yang sudah diceritakan Mario kepada orang tuanya. Monica masih mengira semua yang terjadi adalah rencana Mario. Tidak mungkin orang tuanya bisa bertemu dengan Mario begitu saja. Monica merasa Mario sudah menyelidiki latar belakangnya.“Hah, enak saja mau pergi. Awalnya aku memang sempat menolak permintaan tuan Mason yang

  • My Sweet Dangerous Logan   Kamu Ditakdirkan Untukku

    “Umm … Logan ini sangat enak tolong jangan berhenti!” pinta Ann saat merasakan Logan berusaha keras memompa pinggulnya naik turun sambil tangannya meremas dua bongkahan kenyal miliknya bergantian dengan mulut Logan yang men hisap nya.“UM ah kamu benar-benar nikmat sayang. Aku sayang padamu umm ah!”Hentakan makin kuat dan membuat Ann meremas sprei sambil pinggangnya juga ikut memutar terus mengikuti ritme yang Logan berikan.Tubuh mereka sudah saling berpeluh.Ann tidak menyangka akan melakukan ini setelah mendapatkan izin dari orang tuanya. Pertemuan yang tidak sengaja dengan Logan malah berbuah seperti ini.Logan mengecup kening Ann setelah melakukan pelepasan beberapa kali dan Ann ambruk dalam pelukannya.“Sebentar-sebentar, aku mau tanya!”Ann sedikit menjauhkan tubuhnya.“Hmm, tanyalah. Aku siap menjawab, tapi jangan menjauhiku!”Logan menolak keras dan menarik kembali tubuh Ann kedalam dekapannya.Logan sudah merasakan dunia Ann miliknya. Jadi, tidak akan membiarkan gadis itu w

  • My Sweet Dangerous Logan   Monster Arogan Logan

    Mario sedang asik mengelus paha Monica. Tapi, Monica terus menghindar karena takut ketahuan oleh keluarganya.“A–aku, Mah? Dengan siapa?” Monica benar-benar terkejut karena dia berpikir malam ini hanya acara makan malam keluarga tanpa ada unsur lainnya.Dan seketika otak Mario langsung mengerti. Dia menaikkan sudut bibirnya. Seringai nya cukup terlihat jelas dimata Monica.“Gila yang benar aja, jangan bilang gue di jodohin Ama dia?” Oceh hati Monica dan di sambut dengan senyuman oleh Mario.Begitulah perasaan Monica yang tidak jauh beda dengan Ann yang terpaku seperti orang bodoh saat orang tuanya menjelaskan semua.“Kalau begitu, apa boleh aku mengobrol dan meluangkan waktu lebih banyak dengan calon istriku?” ucap Logan dan deg Ann kalang-kabut mendengar kata istri dari mulut Logan.“Tentu saja, Logan, uhmm … tapi, kasih kami jawaban pasti dulu, kamu bersedia kan menerima Ann sebagai istrimu,” kini Erika yang menghentikan duduk Logan yang terlihat bersiap mendorong kursi yang diduduk

  • My Sweet Dangerous Logan   Perjanjian Perjodohan

    “Bella, sebelah sini!” Ann menutup teleponnya setelah melihat sang ibu melambaikan tangan padanya. Dan tatapan Logan pun tertuju ke arahnya.“Ada apa ini? Kenapa mereka ada disini juga?” batin Logan bingung saat melihat ibunya Erika dan Bardo Mason ayahnya ada di belakang wanita yang melambaikan tangan ke arah Ann. Logan melihat si ayah tampak berbicara dengan serius.Ann segera membungkuk saat dia berhadapan dengan mereka.“Nah ini dia, Erika, putri semata wayangku. Dia cantik kan?” ucap ibu Ann seraya menarik dan memperkenalkannya pada seorang wanita paruh baya, namun masih terlihat anggun dan elegan.“Hmm, aku yakin dia memang cocok, Nathalie” tegasnya dan Logan langsung mengernyit ketika mendengarnya. Ibu Ann menggandeng dan memperkenalkan Ann padanya.“Beri salam pada tante Erika, Bel,” ucap ibu seolah menarik lengan Ann untuk berjabat tangan.Ann yang belum mengerti apa yang terjadi dia hanya mengikuti arahan ibunya untuk berjabat tangan.“Oh, ha–hai tan–te, aku, Annabella, ta

  • My Sweet Dangerous Logan   Rasa Benci

    Ann berjalan sambil memeriksa ponselnya. Dia melihat kembali pesan yang dikirimkan oleh ibunya.“Lantai 45, ruang VVIP Rose,” oceh Ann saat membaca ulang pesan dan bruk, Ann tanpa sadar menabrak seseorang.“Aw!” ringgis Ann sambil memegangi dahinya yang terbentuk dada seseorang.“Kamu tidak apa-apa?” Ann menarik wajahnya ke arah suara, seorang laki-laki bersetelan jas sudah berdiri di hadapannya. Sepertinya dia juga terlihat terburu-buru seperti Ann.“Maaf, saya tidak sengaja, saya tidak melihat jalan!” Ann yang langsung membungkukkan tubuhnya karena merasa bersalah.“Um, sebenarnya tidak juga, saya juga memang sedikit terburu-buru,” ucapnya yang Ann dan laki-laki itu seperti berlomba sampai di depan lift. Dan bunyi pintu lift terbuka, Ann segera melangkah lebih dulu juga diikuti oleh laki-laki tadi.Laki-laki itu menekan tombol 45 saat Ann akan melakukannya. “Lantai 45 juga?” spontan Ann berkata sambil melirik ke arahnya.“Uhm, saya sungguh minta maaf untuk yang tadi,” laki-laki itu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status