Share

3. Jangan Mimpi!

Penulis: Alif Khan
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-24 03:00:00

Genangan air sudah menenggelamkan sebagian tubuh Arini. Kontrakan yang dia tempati kini dikepung oleh air banjir yang memenuhi seluruh ruangan. Arini panik. Dia segera bangun untuk menyelamatkan benda berharga miliknya. Untung saja telepon genggam dan juga kartu identitasnya semua ada di dalam tas yang di simpan di atas lemari.

Arini menyelamatkan baju yang masih kering sebisanya. Dia segera dibantu oleh warga dan juga tim SAR untuk pergi ke tempat penampungan. Rasa-rasanya banyak betul cobaan yang dia harus hadapi.

Setelah genangan air mulai surut, Arini akhirnya kembali ke kontrakannya. Dia melakukan aktifitas mencari pekerjaan lain selain casting. Dia melamar sebagai pramuniaga restoran untuk menyambung hidupnya.

Ketidakmampuannya membuat dia selalu berada dalam kesulitan. Sebagai pelayan restoran, dia selalu mendapatkan complain dan juga pernah mendapatkan pelecehan verbal oleh pria hidung belang.

Arini mencoba menahan diri. Tidak ada tawaran untuk audisi. Dia merasa pintu menuju sukses sangat jauh.

Enam bulan sudah Arini terus berjuang mencari peran untuknya. Dia masih tetap mencari pekerjaan sebagai aktris. Dia lihat sahabat artisnya, Melani Anggraeni sedang makan di restoran tempatnya bekerja.

“Mel, masih ingat sama aku? Aku Arini,” sapa Arini menarik garis bibirnya ke atas.

“Astaga Arini! Ini beneran kamu? Kenapa kamu berpakaian seperti ini?” sapa balik Melani sambil memeluk sahabatnya.

“Aku sekarang kerja di sini,” jawab Arini menurunkan kelopak mata.

“Ya ampun!” Melani menutup mulut dengan tangannya. Dia lupa jika Erik sudah mengumumkan hubungannya dengan Susan. “Maaf ya Arini, aku lupa.”

“Santai aja Mel. Oh iya, apa kamu butuh asisten? Aku butuh job yang lain. Aku lebih suka di lokasi syuting,” tanya Arini penuh harap.

“Ehmm ….” Melani terdiam. Apa yang harus dia sampaikan pada Arini dengan kebenaran yang terjadi. Melani meraih jemari sahabatnya itu dengan erat. “Rin, sebaiknya kamu menyerah saja bekerja di dunia hiburan,” lanjutnya.

Arini mengerutkan keningnya. Matanya tajam mengarah pada sahabatnya itu. Dia tidak mengerti mengapa Melani bisa mengatakan hal itu.

“Apa alasannya? Aku itu harus kembali meraih mimpi aku Mel. Kamu sendiri sudah berkibar di dunia presenter, sedangkan aku masih mengelap meja dan mengangkat piring kotor.” Arini menarik napas.

Kelopak mata Melani menurun, berat mengatakan hal sejujurnya. “Rin, ada instruksi dari Pak Hendri Hanggono untuk melarang agensi-agensi menggunakan jasamu sebagai aktris. Sutradara Rudi Sutanto pun ikut memasukkan kamu ke daftar hitam para pemain,” ucapnya.

Arini menggelengkan kepala. Dia heran, mengapa Hendri Hanggono dan juga Rudi Sutanto melarangnya untuk berkarir. Apakah itu semua karena dia telah membongkar perselingkuhan Susan dengan Erik. Padahal dia tidak pernah mengucapkan sepatah kata pun tentang hubungan mereka.

“Apa salahku?” Arini memegang bahu Melani.

“Entahlah, kamu tahu kan Pak Rudi itu ayah Susan dan Pak Hendri juga sangat berpengaruh di dalam industry dunia hiburan. Aku juga dilarang menerimamu sebagai asisten, soalnya semua jadwal syuting akan dibatalkan jika aku membantumu,” jelas Melani.

Arini ingin menangis, tetapi rasanya air mata sudah mengering. Garis bibirnya menurun. Namun, dia membuka matanya lebar-lebar.

“Sudahlah, toh aku juga bekerja di sini sekarang. Terima kasih ya sudah memberitahuku,” ucap Arini sambil menepuk bahu Melani.

Dia kembali ke tempat kerjanya sambil menahan dadanya yang berdebar sangat kencang. Teman kerjanya langsung menghampiri Arini. Mereka ingin meminta foto dengan Melani sahabatnya itu. Kesal, Arini menyuruh memintanya sendiri.

--

Di tempat lain,

Lama tanpa kehadiran Arini di sampingnya membuat Erik merasa ada yang lain. Biasanya Arini suka membangunkannya dan juga mengusap kepala dengan lembut. Ketika dia lelah, tangan lembutnya memijat dengan enaknya.

Susan hanya menyenangkan saat di atas ranjang. Jadwalnya yang lebih padat dari Erik membuatnya jarang menghabiskan waktu dengan kekasihnya. Kebersamaanya tidak lebih dari sebuah hubungan yang saling menguntungkan saja. Anda puas, Saya juga puas.

Erik memikirkan sebuah ide untuk membujuk Arini kembali menjadi asistennya. Tentu saja ide tersebut ditentang oleh Susan.

“Jangan gila kamu Rik! Masa kamu mau bawa mantan kamu ke sini?” tentng Susan menyatukan kedua alis matanya.

“Aku kasihan sama dia Sayang. Ayah kamu dan Mantan Suami kamu kan sudah memasukkannya ke dalam daftar hitam pemain. Sekarang setidaknya kita kasih dia pekerjaan. Toh dia juga sendiri yang akan panas melihat kita bermesraan di depan matanya,” bujuk Erik sambil mengusap tangan kekasihnya.

“Nggak!” tolak Susan dengan tegas.

Erik tidak berputus asa. Dia terus membujuk Susan. Hatinya begitu ingin bertemu dengan Arini karena sudah lama dia tidak melihat wajah cantik dan manis Arini.

“Kamu merindukannya ya, kan?” desak Susan dengan mata terbelalak.

“Nggaklah Sayang, coba saja kamu lihat sekarang dia seperti apa keadaannya,” sanggah Erik sambil menunjukkan foto terkini Arini saat menjadi korban banjir.

Susan melihat keadaan Arini yang menyedihkan, berhasil terbujuk oleh rayuan Erik. Dia tidak tahu maksud Erik sebenarnya seperti apa. Erik yang sebenarnya masih mencari tahu keadaan Arini melalui asistennya yang lain. Saat Arini meninggalkan pintu apartemennya, Erik memperhatikan sampai depan lift. Dia melihat Arini terisak sambil berjongkok di depan lift. Hatinya merasa menjadi orang paling jahat sedunia. Akan tetapi, nafsunya sebagai lelaki pun tidak bisa dikesampingkan. Hal yang penting, dia masih membutuhkan Susan untuk keberlangsungan karirnya.

Akhirnya Susan dan Erik pergi mencari keberadaan Arini. Mereka menemukan Arini di kontrakannya. Kedatangan Erik dan Susan menghebohkan gang tempat Arini tinggal. Semua meminta foto dan juga meminta tanda tangan. Susan sudah merasa jenuh dan ingin segera pergi dari tempat panas dan bau itu.

Arini ke luar dari kamarnya dan sangat terkejut di depan rumahnya ramai oleh banyak orang berdesakkan. Terlihat ada sosok paling tinggi di antara kerumunan tersebut. Sosok Erik yang paling dihindari oleh Arini.

Tentu saja, Arini bergegas untuk kembali masuk. Namun, Erik melihat Arini hendak masuk kamarnya. Dia berlari menuju kamar Arini lalu menutup pintunya. Susan yang ada di sana sangat terkejut, Erik masuk tanpa mengajaknya.

“Erik! Ngapain kamu ke sini?” tanya Arini dengan nada tinggi.

“Kenapa kamu tinggal di sini? Kamu kembali saja menjadi asistenku,” ajak Erik sambil memegang jemari Arini.

Arini langsung menepis tangan Erik. Tidak lama Susan masuk ke kontrakkan juga.

“Kalian kenapa berdua di sini?” Susan membelalakkan mata.

“Aku yang harus tanya. Kenapa kalian ke sini? Mengganggu ketenanganku saja,” balas Arini dengan nada tinggi.

“Jangan besar kepala! Aku ke sini karena Erik membujukku untuk mengajakmu menjadi asistennya lagi. Dia kasihan melihatmu tinggal di tempat kumuh seperti ini. Aaah sebenarnya kan kamu memang pantas tinggal di sini,” cibir Susan sambil menyeringai.

Arini melototi Susan dan Erik. Dia sudah mengepal tangannya dengan kuat. Apa yang akan dilakukannya?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • My love My neighbour   Berpegang Teguh

    "Tio, sudah saatnya kamu pulang!" tegas suara bariton yang sedikit berat.Tio membeku saat kedua retinanya tertuju pada sosok paruh baya di depannya. Ini adalah konsekuensi atas keputusannya kembali ke dunia hiburan demi mewujudkan cita-cita wanita paling dicintainya itu. Tangannya menggenggam jemari Arini dengan erat, dia takut jika ayahnya itu akan menyakiti Arini seperti yang orang lain lakukan kepada kekasihnya itu."Tio enggak bisa ikut Papi." Tio benar-benar mengetatkan genggaman tangannya pada Arini.Arini memandangi wajah Tio yang terlihat cemas. Dia tahu sosok bertubuh tegap di depannya itu terlihat sangat mendominasi. Membayangkan betapa kejam dan arogannya saja sudah jelas di depan mata. Tio pasti tertekan dengan kehadiran ayahnya itu."Tio, tenang. Aku enggak akan tinggalin kamu." Arini mengusap lengan kekasihnya itu.Ayahnya Tio mengarahkan retinanya pada sosok cantik di samping putra semata wayangnya. Garis bibirnya datar tetapi tatapannya tajam. Kacamata berbentuk kotak

  • My love My neighbour   43. Resmi

    “Arini, tunggu sebentar,” tahan Tio.Arini berusaha untuk tersenyum walau dia baru saja menangis. Dia mencoba menatap lelaki itu senormal mungkin. Hatinya penuh kekhawatiran, takut kehilangan sosok ini.“Rin, ada yang mau aku katakan,” ucap Tio, matanya berubah sayu.“mau katakan apa?” jawab Arini bernada lembut.“Aku enggak mau pacaran sama kamu.” Tio meraih tangan gadis itu.“Ternyata dia masih seperti ini,” batin Arini.“Aku ingin kita lebih dari sekedar pacaran. Aku enggak bisa lihat kamu jalan sama cowok lain, bergandengan tangan selain denganku. Apalagi aku enggak bisa membayangkan kamu menjauh dan tidak lagi punya perasaan kepadaku. Aku ini posesif Rin,” jelas Tio.Arini membuka matanya lebar, dia masih belum paham maksud dari perkataan Tio.&ld

  • My love My neighbour   42. Tidak Apa Asal Denganmu

    “Arin, kenapa kamu keras kepala. Tidak bisakah kamu menyerah saja,” pinta Tio putus asa.Lelaki itu ingin mendorong Arini, tetapi dia juga tidak ingin Arini jauh darinya. “Arini, sudah berulang kali aku berusaha untuk tegar tanpamu. Aku tetap saja tidak bisa melihatmu dengan lelaki lain. Aku tidak mau kamu terpaku karena hubungan yang menyakitkan ini,” batinnya.“Kamu mencintaiku, aku juga mencintaimu, mengapa aku harus menyerah? Aku akan berusaha memantaskan diri agar kamu mau bersamaku,” jawab Arini sambil menghapus air matanya.

  • My love My neighbour   Ungkapan Hati

    Arini bangkit. Dia raih tangan Tio lalu dia letakkan di dadanya. “Aku rela menukar kehidupanku. Asal kamu tetap ada sampai aku menutup mata,” ucap Arini. Terlihat ada genangan air di pelupuk matanya.Rasanya menjadi bintang terkenal tidak akan membuatnya bahagia jika dia tidak bersama lelaki ini. Arini hanya wanita sederhana. Dia tidak memiliki banyak keinginan, hanya satu keinginannya saja. Bahagia bersama lelaki yang ada di hadapannya.“Kamu jangan bilang seperti itu. Hidupmu itu sangat berharga,” tegur Tio dengan lembut.Arini meraih jemari Tio, mengizinkannya untuk merasakan detak jantungnya. Terasa debaran jantung Arini yang berdetak kencang dari telapak tangan Tio. Lelaki itu meraih tangan Arini, meletakkannya di sebelah kiri dadanya. Mereka berdua sama-sama merasakan debaran jantung mereka.Mata keduanya saling beradu, tatapan mereka sendu dan ada sebuah harapan yang te

  • My love My neighbour   40. Kerikil

    “Perempuan jalang itu!” Susan meremas botol air mineral yang ada di tangannya. Managernya Susan seketika menelan salivanya. Kedua alis matanya mengerut saat melihat Susan yang kesal saat membaca headline berita online jika Arini mendapatkan penghargaan festival film pendek. “Bos, kan Bos sudah terkenal. Kenapa repot-repot urusin artis nggak terkenal itu?” tanya Manager. Susan seketika langsung mendelik. “Pokoknya dia harus segera menghilang dari peredaran. Enak aja, karir gemilang itu Cuma buat gue. Lo telepon semua kenalan laki gue, bilang jangan pernah kasih tawaran film buat si Jalang itu!” perintah Susan. Erik yang baru selesai take syuting menghampiri Susan. Dia duduk di sampingnya sambil minum sebotol air mineral. Asistennya touch up agar penampilan Erik sempurna seperti biasanya. “Beib, kamu kenapa kayak kesel gitu?” t

  • My love My neighbour   Bersinarlah

    Hari yang paling dinantikan oleh Arini dan Tio. Acara bergengsi yang melibatkan banyak sineas dari berbagai negara berkompetisi untuk mendapatkan kesempatan masuk nominasi piala Oscar kategori film pendek.Lelaki itu sudah menyiapkan sedemikian rupa. Make up artist yang sudah disewanya untuk mendandani Arini menjadi wanita cantik layaknya putri. Sedangkan Tio sudah memesan tuxedo yang pas untuk bersanding dengan gaun Arini yang mewah.Potongan rambut Tio kini menjadi classic cut dengan dasi kupu-kupu bertabur swaroski. Tuxedo berwana navy blue

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status