Share

2. Perjodohan konyol.

Kakak dan adik itu berpapasan saat keduanya sampai di ruang tv. Merasa di buru waktu, keduanya pun segera kembali ke ruangan keluarga.

Saat keduanya sampai.

Azel mendengar dengan jelas jika ibunya mengatakan perihal pernikahannya dengan cemas. Ia ingin bertanya soal itu. Namun saat melihat binar kerinduan di mata sang ibu, ia mencoba menepis dulu pertanyaan dan rasa penasarannya.

"Azelia." Arumi berdiri dari duduknya dengan senyuman lega. Wanita berhidung mancung itu merasa bahagia, karena setelah sekian lama, akhirnya ia bisa melihat putrinya itu pulang kembali ke rumah. Ia tidak perlu lagi repot-repot video call dengan putrinya itu jika merasa rindu.

Satrio sang ayah juga merasa senang melihat putrinya kembali dalam keadaan sehat. Rasa khawatirnya pun hilang saat itu juga.

Azka kembali duduk di sofa, di dekat istrinya tercinta.

Sebelum membaur, Azel mendekati Rose lebih dulu dan meminta tolong pada sepupunya itu untuk membayarkan ongkos taksinya. "Tolong ya, supirnya udah nungguin di depan," pintanya dengan nada memelas.

Rose tidak bisa berbuat apa-apa, jika Azel sudah begitu."Oke!" jawab Rose yang baik. Ia pun bangkit dari duduknya dan bergegas keluar untuk menemui Pak supir taksi yang sudah menunggu di halaman depan.

Ketika bayangan Rose sudah menghilang dari ruangan keluarga.

Azel yang tidak bisa menahan rasa rindunya lagi, segera membaur dan duduk di antara Ayah dan Bundanya. Mereka saling berpelukan melepas kerinduan yang tertahan selama beberapa tahun itu.

Selesai memeluk orang tuanya. Azel menyelinap ke tempat duduk kakaknya. Ia duduk di tengah pasangan suami-istri itu, dan memeluk keduanya dengan penuh cinta. Ia juga mengecup sebelah pipi pasutri itu. 

"Mulai sekarang berhenti mencium kakakmu ini." Kata Azka memberi perintah mutlak untuk adiknya itu. Takut istrinya marah, ia pun segera memeluk pinggang sang istri.

Melihat reaksi kakaknya, Azel hanya bisa menjawab, 'Oke!" dengan jari jempol dan telunjuk yang menempel membentuk O dan tiga jari lain berdiri.

Azel selalu seperti anak kucing yang baru bertemu induknya, saat pertama kali bertemu lagi dengan kakaknya.

Terlepas dari sifatnya yang manja kepada kakaknya, Liona sebagai sang istri tidak pernah terganggu atau cemburu. Karena wanita blasteran Indonesia-Jerman itu tahu, jika dua bersaudara itu saling menyayangi.

Setelah saling meluapkan perasaan rindu masing-masing, Azel kembali duduk di antara orang tuanya. Senyuman bahagia seperti tidak bisa menghilang dari wajah semua orang.

Azel menarik nafas beberapa kali, dan menghembuskan dengan perlahan. Setelahnya ia baru berucap.

"Oh iya, tadi Bunda belum jawab pertanyaanku. Pernikahan untuk siapa tadi, Bun?" Azel akhirnya meletupkan pertanyaan itu. Ia bukanlah pelupa.

Wanita berambut merah tomat itu menatap semua anggota keluarganya. Pertanyaan yang baru saja ia lontarkan justru membungkam mereka dalam beberapa detik. Tidak ada tanda-tanda mereka ingin menjelaskan, lalu ia berkata: "Tadi namaku disebut, loh!" protesnya karena keheningan sesaat itu.

Arumi dan Satrio saling pandang, seperti sedang lempar dadu, yang kalah memberikan penjelasan. Dan akhirnya si istrilah yang mengalah untuk mengungkapkan semua.

"Pernikahan untuk kamu dan Deren anak sahabat Ayah." Arumi pelan-pelan saat mengatakannya.

"Apa?" Konstan Azel terbangun dari duduknya.

Pernikahan? Ia baru pulang tapi sudah di suguhkan dengan sebuah pernikahan. Bahkan jika diperhatikan, ayahnya juga tidak sakit. Semua membodohinya untuk sebuah pernikahan? Huh!

Azel mengingat dengan jelas alasan ibunya meminta dirinya untuk pulang ke Indonesia. Namun saat melihat dengan mata kepalanya sendiri jika ayahnya dalam keadaan sehat wal afiat, tentu saja ia merasa bersyukur. Namun di balik rasa syukurnya itu, ada satu hal yang tidak dapat ia terima begitu saja, yaitu pernikahan. Ia bahkan belum protes tentang kebohongan kesehatan ayahnya.

"Aku menolak! aku nggak mau nikah karena perjodohan," ujar Azel rendah namun tetap terdengar tegas. Ia masih tak habis pikir dengan orang tuanya yang rela membohongi dirinya demi nama persahabatan. 

'Persahabatan apanya? konyol'

Arumi berdiri menyusul Azel, dan berkata, "Dicoba dulu ... kalian bisa pendekatan dulu, kan?" bujuk Arumi memelan sambil mengelus pundak putrinya itu dan membawanya untuk kembali duduk. Arumi sangat hafal dengan watak keras yang dimiliki putrinya itu, mereka hanya harus terus membujuk, agar Azel melunak.

Azel yang sudah duduk, kembali di sambar oleh perkataan Bundanya.

"Di coba!?" Azel menoleh, menatap ibunya miris. "Apa Ayah dan Bunda ingin menjadikkan pernikahanku sebagai bahan uji coba?" tanyanya tidak habis pikir dengan jalan pikiran ibunya.

Arumi yang cemas segera buka suara, "Bukan begitu! Bunda pikir umur kamu sudah nggak muda lagi, dan juga kamu sedang tidak punya kekasih, kan?" Arumi menatap putrinya dengan lembut. 

"Jadi, apa salahnya jika dicoba dulu. Kalian bisa kenalan dulu lalu pendekatan. Bunda yakin kalian pasti cocok, Deren anaknya baik kok, ganteng lagi," bujuk Arumi perlahan, agar putrinya setuju. Ia bilang Deren ganteng karena memang pernah melihat Deren beberapa kali saat menhadiri pesta ulang tahun pernikahan Pras dan istrinya.

Azel diam untuk berpikir sejenak.

"Oke, aku mau lihat fotonya dulu. Kalau orangnya baik dan ganteng! aku bisa pikir-pikir dulu sebelum setuju." Azel mulai penasaran saat ibunya bilang wajah calon suaminya rupawan.

Tak bisa di pungkiri jika ia memang penggila pria tampan. Apalagi jika sudah berbau K-Pop, aktor-aktor dari Korea Selatan seperti Lee Min-ho, Song Joong ki, Cha Eun Woo, Taecyeon 2PM, Lee Jong suk, Gong Yo, Yo Ah in, Kim Bum, Lee Min Ki, Choi Minho SHINEE, juga para member BTS, EXO, BigBang, Suju, 2PM, dan masih banyak lagi yang lainnya. Azel adalah budaknya lelaki tampan. Hanya dengan melihat video mereka di aplikasi sosial media, sudah cukup membuat Azel berbunga-bunga.

Walaupun begitu, ia tetaplah wanita yang berpendirian.

"Foto?" tanya Arumi memastikan.

"Em," kata Azel dengan anggukan kecil.

Arumi melihat suaminya. "Ayah punya foto Deren?" tanyanya.

Satrio menggeleng. "Ayah mana punya, Bun. Lagian ngapain mau lihat fotonya, besok kamu bisa lihat dia secara langsung." Ungkap Satrio kepada putrinya.

"Ah, iya. Bunda hampir lupa loh! besok kita ada janji makan malam dengan keluarga Om Pras di restoran. Kita berencana untuk ngenalin kalian berdua di sana." Senyum Arumi mengembang, saat mengingat rencana itu.

Azel terdiam. Ia menatap wajah ibunya yang terlihat sangat bersemangat ketika membahas perjodohannya. Ia juga menatap ayahnya yang hanya diam seolah pasrah dengan keputusan yang akan di ambil olehnya. Walau sebenarnya dirinya tahu jika ayahnya juga pasti menginginkan putrinya ini setuju.

Hembusan nafas berat lolos dari mulut Azel, lalu ia berkata, "Besok Azel akan lihat seberapa ganteng si Deren itu," ujarnya sambil meletakkan jemarinya di punggung tangan ibunya tercinta. 

Arumi dan Satrio tertegun sejenak sebelum akhirnya keduanya tersenyum lega. Azka dan istrinya pun tersenyum lega. Mereka semua tak menyangka jika membujuk Azel akan terjadi semudah ini. Selama 7 tahun tidak tinggal bersama, sikap bijaksana Azel sungguh membuat semua orang hampir pingsan karena tak percaya. 

Jika itu Azel 7 tahun yang lalu, mungkin suasana di ruang keluarga tidak akan senyaman ini. Dan mungkin saja saat ini Azel sudah membanting pintu dan mengurung diri dalam kamar sampai orang tuanya mengabulkan keinginannya.

Seiring waktu berjalan, tentu membuat Azel semakin dewasa, untuk saat ini hanya itu yang bisa ia katakan. Adapun besok, ia harus melihat dulu apakah sosok Deren benar-benar baik dan tampan? dengan begitu ia baru benar-benar bisa memutuskan untuk setuju atau tidak dengan perjodohan konyol ini.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status