Share

Keinginan Rey

"Katanya jam tujuh, sekarang sudah hampir jam setengah delapan," ucap Rey ketika Nay membukakan pintu.

"Gak sabar amat." Nay mencebik.

"Ya, iyalah, lapar tau," sahut Rey mencubit pipi Nay.

"Itu sudah siap semua. Kau bawa saja, Rey. Nanti aku menyusul." Nay memberikan box yang sudah disiapkannya pada Rey. Kemudian masuk lagi ke apartemennya. Ia hendak berganti baju.

Nay menata makanan di meja makan yang tidak seberapa besar dengan empat kursi mengelilinginya. Rey duduk di kursi paling ujung di sisi kiri. Memandangi Nay sambil sesekali menggodanya.

"Sudah cocok jadi istri Pak Polisi ya, Bu," kata Rey menopang dagunya memandangi Nay.

"Tapi Pak Polisi belum bilang apa-apa. Entah kapan dia mau melamar saya." Nay menjawab dengan mimik muka serius.

"Ibu mau kalau Pak Polisi lamar sekarang juga?"

"Tergantung, Pak Polisi yang mana? Yang ini atau yang itu."

"Kalau Pak Polisi yang ini, diterima gak, Bu lamarannya?"

"Enggak!" Nay terkekeh. "Udahan bercandanya. Katanya lapar. Makan dulu kita.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status