Share

7

Author: Beelovers
last update Last Updated: 2025-05-10 05:43:31

Jesica terdiam saat belalai panjang itu masuk ke dalam gua yang telah basah dan licin. Belalai itu dengan mudah masuk ke dalam gua tanpa ada penghalang apapun. entu saja ini membuat pertanyaan besar bagi Tama ada Jesica.

Setahu Tama, perempuan yang masih perawan itu kaan kesakitan dan belalai itu akan terasa sulit saat masuk ke dalam seperti ada selaput yang masih menutup dan harus di sodok terus hingga selaput itu robek dan belalai itu baru bisa menembus gua kenikmata hingga melayang sampai nirwana.

Walaupun, Tama belum pernah melakukan hal ini pada wanita mana pun dan baru kali ini, ia akan melakukaknya pada Jsica karena sudah ia anggap kekasih yang bakal ia jadikan stri nantina.

Tama masih terdiam. Belalainya yang tegang memna ingin sekali bergerak maju mundur mengikuti nafsunya. Tapi, Tama seperi sudah tak ada hasrat lagi. Ini hanya hasrat seorang laki -laki saja yang ingin melampiaskan nafsunya. Bukan karena ingin dan bergairah pada pasangannya.

"Jes? Ka -kamu?" Pertanyaan Tama tidak dilanjutkan lagi membuat Jesia yang sempat kehilangan kendali karena nafsunya pun langsung meluap begitu saja.

Tama merasa tidak bisa melanjutkan aktivitasnya pagi ini. Tama benar -benar syok sekali. Tama beringsut turun dari atas tubuh Jesica dan mengeluarkan belalainya yang masih tegak sempurna keluar dari gua basah itu secara paksa.

"Tama? Kenapa?" tanya Jesica lirih sekali. Ia terpaksa menahan hasratnya yang sudah memuncak karena Tama menyudahinya. Padahal belalai itulah yang paling Jesica tunggu sejak tadi. Belalai yang masuk ke dalam guanya dan bergerak maju mundur. Jesica sudah membayangkannya dengan senang. Tapi ia harus kembali menelan pil pahit kalau Tama tidak melanjutkannya lagi.

Tama memilih diam dan langsung turun dari tempat tidurdan menarik handuk yang tersampir di kursi. ama langsung masuk ke alam kamar mandi meninggalkan Jesica sendirian di atas tempat tdur dalam keadaan telanjang.

Tama terdiam di depan wastafel sambil menatap wajahnya dari pantulan kaca. Kenapa? Kenapa, kekasihnya sudah tidak perawan lagi! Tidak perlu dijelaskan lagi kalau memang kenyataannya, Jesica sudah tidak perawan. Jesica sudah terjamah oleh pria lain.

tama mengguyur tubuhnya dengan kucuran air shower. Sayup terdengar ketukan dari pintu kamar mandi.

"Tama? Kamu kenapa Tam?" tanya Jesica belm sadarakan kesalahannya.

Jesica pikir, Tama adalah lelaki bebas juga seperti dirinya. Karena selama ini, Tama sering kali nongkrong di bar atau kafe sambil minum -minuman keras. Sudah pasti di bar itu akan ada banyak wanita yang menggoda Tama.

tama sengaja menulikan pendengarannya dan tidak ingin menjawab apapu. Ia benar-benar kecewa pada Jesica saat ini. Sangat kecewa sekali. Bisa -bisanya, perempuan yang ia junjung tinggi itu sudah tidak perawan lagi. Sudah dijamah laki -laki. Sudah berapa laki -laki yang menjamahnya? Lalu aku? Aku lelaki ke berapa?

Tama menyentuh belalainya yang masih tegak berdiri dan mengusap pelan. Belalai itu sudah tak lagi perjaka. Ia sudah merasakan gua nikmat walaupun tak sampai tuntas.

Belalainay semakin keras dan masih menegang hebat. Saat ia usap, rasanya sunguh nikmat sekali. Mungkin memang Tama perlu bersolo karir dulu sampai sakit hatinya benar -benar pulih.

"Argh!"

Tama benar -benar puas melakukan sendiri tanpa wanita juga. Tidak perlu berzina dan ini adalah kodrat seorang laki -laki.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • NIKAH KONTRAK DENGAN BIDADARI KAMPUS   54

    Jantung Nayla berdetak tak beraturan. Ia berdiri di ambang pintu, tangannya masih di gagang pintu yang baru saja ia buka. Pandangannya langsung tertuju pada sosok di dalam ruangan.Di sana, Utama terlihat duduk di sofa dengan posisi setengah berbaring, kepala bersandar pada sandaran sofa. Napasnya teratur, jelas sekali bahwa ia tertidur. Kemejanya sedikit berantakan, dan dasinya sudah terlepas.Namun, yang membuat dada Nayla sedikit mengencang adalah sosok wanita di ruangan itu.Seorang wanita berambut panjang, mengenakan gaun putih elegan, duduk di sofa berseberangan dengan Utama. Di hadapannya, ada tumpukan dokumen yang masih terbuka.Nayla menghela napas panjang, mencoba mengusir pikiran negatif yang mulai merayapi benaknya. Ia melangkah masuk dengan perlahan, matanya tetap tertuju pada wanita itu.Seolah menyadari kehadirannya, wanita itu mengangkat kepala dan tersenyum tipis."Oh, kamu pasti Nayla," katanya dengan suara lembut dan aksen yang sedikit asing.Nayla mengernyit. "Siap

  • NIKAH KONTRAK DENGAN BIDADARI KAMPUS   53

    Nayla datang ke Hotel milik Utama. Ini bukan pertama kalinya ia mampir ke tempat itu. Nayla sudah beberapa kali iseng main ke Hotel itu dan mengikuti beberapa acara yang di adakan di Hotel. Itu pun ajakan Utama bukan keinginannya sendiri.Semua karyawan sudah mengenal Nayla. Nayla mengangguk dan menyapa ramah semua karyawan yang ia temui di lobi sambil meletakkan satu plastik donat untuk cemilan mereka."Makasih Mbak Nayla," ucap salah satu staf di bagian pelayanan dan satpam yang kebetulan sedang berada di sana."Sama -sama. Mas Tama ada?" tanya Nayla sopan."Ada Mbak. Baru saja selesai meeting dengan klien dari luar," ucap staf itu memberitahu."Meeting? Sama klien luar?" tanya Nayla mengulang."Iya Mbak. Klien dari Turki, seorang wanita keturunan arab. Ia mau menjalin kerja sama dengan hotel ini," jelas staf itu lagi dengan jujur."Oh begitu. Ya sudah, ini bagi -bagi ya. Aku mau naik ke atas," jelas Nayla lagi."Saya antar Mbak?" tawar satpam itu. Ia sellau ingat kata -kata Utama,

  • NIKAH KONTRAK DENGAN BIDADARI KAMPUS   52

    Beberapa bulan kemudian ...Kandungan Nayla semakin besar, perutnya mulai terlihat membuncit. Selama ini, Nayla tidak melakukan apa -apa dan hanya bertugas untuk melayani suami saja.Utama tidak mau, Nayla kelelahan karena aktivitas yang padat.Nayla masih kuliah, semester depan Nayla baru akan mengambil thesis dan kemungkinan lulus lalu wisuda di tahun depan.Sekarang ini, sikap Utama juga sudah berubah seratus delapan puluh derajat. Lelaki dingin dan berwibawa itu sangatlah manja dan seperti anak kecil bila bersama Nayla.Seperti pagi ini, Utama masih saja memeluk Nayla dengan erat dan tidak mau beranjak dari tempat tidurnya. tangannya masih saja mengusap perut bunci istrinya sambil menunggu tendangan pagi yang sangat membuat Utama bersemangat menjalani aktivitas seharian ini."Mas ... Aku mau bangun dan buat sarapan ya?" bisik Nayla yang masih berada dalam dekapan Utama."Nanti. Sesekali gak usah buat sarapan. Kita beli aja," ucap Utama dengan enteng."Kok beli sih? Itu namanya pem

  • NIKAH KONTRAK DENGAN BIDADARI KAMPUS   51

    Malam di Bali terasa lebih hangat dari biasanya. Angin pantai yang semilir masuk melalui jendela vila, membawa aroma laut yang bercampur dengan wangi lilin aromaterapi yang Utama nyalakan di sudut ruangan.Nayla berdiri di depan cermin, masih mengenakan dress tipis berwarna pastel yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Rambutnya tergerai panjang, matanya menatap pantulan dirinya sendiri wajahnya sedikit bersemu, bibirnya sedikit mengering karena terlalu sering digigitnya sendiri sejak tadi.Karena Utama…Pria itu duduk di tepi ranjang, hanya mengenakan celana panjang kasual dengan kancing terbuka di bagian atas. Tatapannya tak pernah lepas dari Nayla, mengikuti setiap gerakan kecil yang dilakukan istrinya dengan penuh hasrat."Kamu nggak mau mendekat?" suara Utama terdengar rendah, sedikit serak, seperti seseorang yang menahan diri terlalu lama.Nayla menelan ludah. "Kenapa aku yang harus mendekat?"Utama tersenyum miring, lalu bangkit dari tempatnya, mendekati Nayla dengan langkah p

  • NIKAH KONTRAK DENGAN BIDADARI KAMPUS   50

    Matahari pagi menyapa lembut di atas langit Bali. Angin laut yang segar berembus pelan, membawa aroma asin khas pantai yang menenangkan. Dari balkon vila mewah mereka, Nayla berdiri dengan balutan gaun putih tipis yang melambai terkena angin. Rambut panjangnya terurai, dan wajahnya tampak damai untuk pertama kalinya setelah semua yang terjadi.Di belakangnya, Utama mendekat, lalu melingkarkan lengannya di pinggang istrinya. Ia menyandarkan dagunya di bahu Nayla, menghirup aroma tubuhnya yang khas.“Apa yang sedang kau pikirkan?” bisiknya lembut di telinga Nayla.Nayla tersenyum tipis, menoleh sedikit ke arahnya. “Aku masih merasa ini seperti mimpi. Setelah semua yang kita lewati… kita akhirnya bisa merasakan ketenangan seperti ini.”Utama tersenyum kecil. Ia menarik tubuh Nayla lebih dekat, membuat gadis itu menempel erat di dadanya. “Ini bukan mimpi, Sayang. Ini kenyataan. Dan aku akan memastikan kita terus bahagia seperti ini.”Nayla menatap suaminya dalam-dalam. Mata lelaki itu pen

  • NIKAH KONTRAK DENGAN BIDADARI KAMPUS   49

    Jakarta menyambut mereka dengan hangat. Langit biru, lalu lintas yang sibuk, dan gedung-gedung tinggi yang menjulang seperti biasa. Namun, bagi Nayla, kota ini terasa berbeda setelah semua yang terjadi.Di dalam mobil, ia melirik Utama yang sedang mengemudi dengan fokus. Di kursi belakang, Raymond sedang berbicara dengan seseorang di telepon, sementara Lira hanya diam, sesekali melirik Nayla dengan raut cemas.“Nayla, kalau kamu capek, tiduran saja,” suara lembut Utama membuyarkan lamunannya.Nayla tersenyum kecil. “Aku baik-baik saja.”Utama menggenggam tangannya sebentar, sebelum kembali fokus ke jalan.Mereka langsung menuju apartemen, dan begitu tiba, Raymond serta Lira segera pamit. Ya, untuk sementara waktu, Utama memilih apartemen yang kecil agar ia bisa berduaan dengan Nayla lebih leluasa.“Kalau butuh sesuatu, kabari aku, Tam,” kata Raymond sebelum pergi.Utama mengangguk. “Terima kasih, Ray.”Saat pintu tertutup, apartemen terasa begitu sunyi. Nayla berdiri di ruang tamu, me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status