Utama Mahendra sedang dilanda dilema. Kakek Mahesa menyuruh Uta untuk segera menikah dalam waktu tiga hari karena kesehatan Kakek semakin menurun. Kakek Mahesa ingin melihat Uta bahagia dengan istri pilihannya. Jesica Sabrina kekasih Uta yang telah dipacari selama lima tahun selalu menolak untuk dinikahi dengan alasan masih mengejar karir. Akhirnya, Uta menyuruh Raymond untuk mencarikan gadis yang bisa ia nikahi dalam tiga hari dengan syarat tertentu. Raymond pun menemukan Nayla, seorang guru honorer yang bekerja di sebuah Panti Asuhan Rumah Doa. Nayla bersedia menerima nikah kontrak selama satu tahun dengan imbalan yang setimpal. Lalu bagaimana perjalanan pernikahan kontrak itu?
Lihat lebih banyakPerasaan Nayla tak karuan pagi ini. Pertama, ia harus menikah dengan pria yang sama sekali tak dikenalnya. Jangankan mengenal, melihat rupanya saja sama sekali tidak. Kedua, hari ini adalah operasi cangkok mata untuk Nenek Mawar yang sudah buta bertahun -tahun dan Nayla tidak bisa menemani Nenek Mawar.
"Kamu sudah siap, Nay? Raymond sudah datang." Suara Ibu Lasini, Pengasuh Panti Asuhan Rumah Doa membuayarkan lamunan Nayla yang sedang menatap dirinya sendiri dari pantulan kaca rias. Nayla hanya mengangguk kecil mengiyakan ucapan Ibu Lasini. Pagi ini adalah hari pernikahan Nayla dengan seorang laki -laki bernama Utama Mahendra. Nayla sudah cantik dalam balutan kebaya putih dan kain panjang berwaran cokelat keemasan. Kepalanya di tutup dengan hijab senada yang dipenuhi ronce melati. Wajahnya ditutup dengan cadar putih dengan list emas. Ibu Lasini berjalan mendekati Nayla dan membantu Nayla untuk berdiri dan berjalan keluar kamar. Akad nikah dilaksanakan di Panti Asuhan kemudian di lanjutkan dengan resepsi pernikahan yang begitu megah di sebuah hotel bintang lima milik Utama. Nayla menarik napas dalam, ia begitu gugup sekali. Walaupun ini hanya sebatas pernikahan kontrak, tetap saja, pernikahan ini sakral di hadapan Tuhan. Sebenarnya Nayla menolak tegas dengan pernikahan kontrak ini. Bahasa kontrak seolah memang orang kaya itu mempermainkan pernikahan, agama dan semesta. Tapi, Nayla harus berpikir realistis, ia butuh uang yang banyak untuk menyembuhkan Nenek Mawar dari kebutaan yang terus menggelayutinya selama ini. Selain itu, alasan lain adalah Panti Asuhan ini. Ya, Panti Asuhan ini adalah tempat pertama Naymla mengenal semuanya hingga Nayla bisa seperti ini. "Kamu gugup, Nay?" tanay Ibu Lasini mengusap punggung Nayla dengan lembut untuk menenangkan Nayla. "Sedikit Bu. Seperti apa rupa dan sifat Pak Utama ya, Bu," ucap Nayla begitu cemas dan takut. Dari namanya saja, Utama, pasti wajahnya tua, brewokan, berkumis tebal dan sudah tua. Wajahnya garang dan galak tentunya. Biasanya orang kaya itu suka semena -mena. "Kamu harus yakin Nay. Dia orang baik, kalau orang jahat untuk apa dia membayar kamu dengan imbalan yang besar untuk pernikahan ini? Hanya setahun tanpa ada sentuhan fisik juga," bisik Ibu Lasini menguatkan. Lagi -lagi, Nayla hanya bisa mengangguk menyetujui ucapan Ibu Lasini. Nasihat itu sebagai penguat Nayla hingga ia bisa berdiri di depan altar yang sudah di hias dengan indah. Raymond sudah berdiri di dekat pagar betis dan menyambut Nayla yang sebenatr lagi menghampiri meja akad dan duudk tepat di samping Utama yang sudah duduk lebih dulu disana. "I -itu Pak Utama, Kak?" tanya Nayla pada Raymond. Raymond mengangguk dengan senyum manis. Ia begitu takjub melihat Nayla yang begitu cantik sekali. Biasanya, Nayla juga terlihat cantik, tapi kali ini sungguh mmebuat Raymond pangling. "Betul Nayla. Beliau sebenatr lagi akan menjadi suami kamu," jelas Raymond pada Nayla. Deg! Deg! Deg! Jantung Nayla semakin berdegup dengan kencang. Langkahnya semakin pelan. Nayla sudah duduk tepat di samping Utama. Utama sama sekali tak melirik ke arah Nayla. Ia seperti terburu -buru. Saat ia tahu, nayla sudah duduk di sampingnya. Utama langsung mengulurkan tangannya kepada penghulu agar acara akad nikah ini bisa selesai dengan cepat. Kalau bukan permintaan sang Kakek yang sedang koma, ia tidak akan menikah sedini mungkin dengan wanita yang sama sekali tak dikenalnya. Utama memang mencari gadis yatim piatu yang ada di Panti Asuhan agar tidak terlalu ribet nantinya saat proses cerai. Toh, pernikahan ini hanay akan berlangsung satu tahun saja, sampai Jesica siap untuk dinikahi. Ya, Jesica adalah kekasihnya yang sudah ia pacari sejak lima tahun lalu. Namun, kesibukan Jesica sebagai foto model dan karirnya yang sedang dirintis melesat menuju puncak membuat Jesica menolak lamaran Utama. Jesica meminta waktu satu tahun untuk menyelesaikan kontrak dengan agensi tempat ia bernaung saat ini. "Saya terima nikah dan kawinnya Nayla Maheswari binti Almarhum Raharjo dengan mas kawin tersebut diatas dibayar tunai." "Bagaimana saksi?" tanya penghulu kepada para saksi. SAH! Suara serempak itu seoah ikut mendoakan mereka menjadi pengantin baru yang sakinah, mawadah dan warahmah. Nayla ikut berdoa mengikuti penghulu itu yang senantiasa mendoakan pasangan pengantin yang baru saja menikah. Nayla memiringkan duduknya dan mengulurkan tangannya untuk mencium punggung tangan Utama dengan sopan. Nayla langsung menunduk tak berani menatap langsung ke arah wajah Utama. Utama mengulurkan tangannya, Nayla meraih tanagn yang begitu bersih dan berotot itu. Ia mencium punggung tangan itu dengan hormat. Karena mulai hari ini dan selanjutnya, Utama adalah suaminya yang harus ia hormati dan hargai keberadaannya. Utama memasangkan cincin pernikahan di jari manis Nayla, begitu pun juga dengan Nayla melakukan hal yang sama. "Silahkan cium kening istrinya, Pak Utama," titah penghulu itu pada Lelaki tampan yang menjadi pengantin pria itu. Utama begitu canggung dan menatap ke arah Nayla yang masih menunduk. Utama pun harus melakukannya walaupun ini hanya sebuah drama. Biar kelihatan kalau serius. Cup ... Utama mengecup kening Nayla. Rasanya bergetar merinding seluruh tubuh Nayla sekarang. Baru kali ini ia disentuh oleh seorang pria. Untung saja pria itu adalah suaminya. Setidaknya memang semua yang dimiliki oleh Nayla sudah halal untuk Utama. "Ingat, ini hanya pura -pura!" bisik Utama begitu tegas tepat di telinga Nayla. Nayla hanay mengangguk pelan. Ia paham sekali.Pagi itu terasa indah sekali. Entah kenapa, Nayla selalu tersenyum sepanjang hari. Ia sibuk memasak di dapur setelah mandi besar dan meninggalkan Utama yang masih tertidur pulas tadi. Nayla tida bisa berlama -lama di atas tempat tidur dengan keadaan tubuh yang lengket dan berkeringat.Karena hari ini terasa spesial, Nayla juga akan memasak makanan yang spesial juga untuk Utama. Sesekali ia mrintih pelan karean bagian intinya sedikit sakit dan terasa pegal. Apa seperti ini efek malam pertama?Nayla sesekali membayangkan kemesraan tadi pagi. Keromantisan Utama yang benar -benar Nayla ngat sampai saat ini. Kalau soal semalam, jujur Nayla tidak begitu ingat apa -apa."Aku cari keman -mana, ternyata ada disini. Kok gak pamit sih," bisik Utama yang langsung memeluk Nayla dari belakang.Kedua tangannya yang kekar sudah memeluk perut Nayla dengan erat. Utama terlihat seperti kucing yang berlindung pada maikannay. Sangat manja sekali. Ia mennciumi pakaian Nayla yang panjang. "Mas Tama, Nayla
Utama mengejar Nayla masuk ke kamar mandi. Nayla masih memuntahkan sesuatu dari dalam tubuhnya tetapi tidak bisa. Ia kemudian berdiri di bawah shower yang kerannya dibuka dan mengucurkan air dengan deras.Nayla sudah tak sanggup lagi rasanya menahan rasa panas di dalam tubuhnya. Rasanya seluruh bagian dalam tubuhnya terbakar. Dengan cepat ia melepas cadar dan hijabnya. Ia sudah tidak peduli dengan keadaan sekitar karena memang masih dalam keaaan mabuk.Utama masuk ke dalam kamar mandi. Ia ingat kata -kata dokter pribadinya tadi. Nayla meminum obat haram yang bisa meningkatkan hasrat seksu4lnya. Ini seharusnya menjadi kesempatan baik bagi Utama. api melihat Nayla yang begitu merana. Utama malah iba.Utama mengambilkan handuk untuk Nayla. Nayla sudah melepas hijabnya. Rambutnya yang panjang dan hitam terlihat indah sampai pinggang.Langkah Utama perlahan mendekati Nayla. Ia taut, nayla marah. Pasti kondisinya tidak stabil karena mabuk.Nayla terduduk di lantai dan mendekap kedua kakiny
Utama memukul keras setir mobilnya. Ia panik melihat Nayla yang masih meracau setegah sadar. Ia seperti kehausan dan selalu bilang panas.Punay sahabat kecil, bukannya kasih informasi yang valid malah menertawakan. Memang pengen diulek kayak sambel."Sabar Nay. Ini sudah mau sampai rumah. Aku akan panggil dokter keluarga agar memeriksamu. AKu tidak mau sesuatu terjadi padamu, Nay," ucap Utama dengan lirih.Utama mulai berani menggenggam tangan Nayla. Mumpung Nayla sedang tidak sadarkan diri. Kapan lagi bisa menggenggam tangan halus ini. Kalau Nayla sedang sadar, tentu akan marah besar.Utama mencium punggung tangan Nayla yang halus itu.Cup ..."Hemmm ... Tangannya saja wangi ... " ucap Utama di dalam hati mulai membayangkan yang tidak -tidak."Eungh ... Panas ..." cicit Nayla kembali. Kali ini suaranya begitu lirih dan lebih terdengar seperti sebuah desahan.Utama jadi tak fokus lagi. Suara itu membuat kejantanannya di uji. "Shit! Aku ini kenapa?" umpat Utama pada dirinya sendiri.U
Ratih sama sekali tidak masuk ke dalam kafe. Sepertinya Rafi juga tidak peduli padanya. Lebih baik , Ratih mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam. Tapi, ia penasaran dengan Nayla yang berada di dalam. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Nayla tidak percaya dengan ucapannya.Mungkin sudah lebih dari lima belas menit dan hari mulai menggelap. Ratih tetap berada di depan Kafe dan berharap ada solusi. Otaknya benar-benar sedang buntu. Ratih masih kepikiran dengan ucapan Rafi dan perempuan yang sedang hamil tadi. Sebuah mobil mewah berhenti di depan Kafe. Ratih mengerutkan kening. Ia seperti kenal dengan mobil mewah dan limited edition ini. Benar sekali, mobil ini milik Utama, suami sahabatnya.Ratih menatap pintu mobil yang terbuka dan melihat Utama keluar dari mobil itu.Lelaki itu danagt tampan sekali dengan kaca mata hitam yang tepasang untung menutupi kedua matanya."Pak Utama?" panggil Ratih dengan berani. Padahal selama ini, Ratih tak pernah saling sapa jika Utama menjemput Nayl
Utama pulang ke rumah lebih awal. Ia mendapati rumahnay kosong seperyi tidak ada penghuni. Mobil Utama sudah parkir di depan pintu masuk rumahnya yang mewah dan ia segera masuk ke dalam. Seorang asisten membukakan pintu untuk Utama."Nayla kemana?" tanya Utama dengan suara seperti sedang membentak."Kurang tahu Tuan. Tadi, Nona Nayla pergi sejak siang membawa ranang makanan ini bersama Kak Raymond," ucap asisten itu cukup memberikan informasi."Oke." Utama segera naik ke atas dan memberikan rantang makanan yang sudah kosong kepada asistennya.Utamamasuk ke dalam kamar. Ia masih bisa menghirup wangi aroma tubuh Nayla yang bercampur dengan parfum.Jangan salah. Walaupun keduanya tidur terpisah. Nayla di sofa panjang dan Utama di kasur. Setiap malam, Utama selalu bangun dan mengusap kepala Nayla. Pernah suatu malam, karena penasaran dengan wajah Nayla, Utama pernah membuka cadar itu dan memandangi wajah Nayla yang begitu cantik dan sangat mempesona.Pantas saja, Raymond pernah jujur meng
Nayla memutuskan pergi dari rumah Utama Mahendra. Ia hanya menyelipkan selembar surat di meja rias. Nayla berharap, Utama segera menemukan surat itu dan membacanya.Sebelum pergi, Nayla tetap masak untuk Utama. Ia bahkan mengantarkan rantang makan siang Utama melalui Raymond."Kamu yakin bakal pergi dari rumah Nay? Ini keputusan hanya main -main saja kan? Kamu tahu, bagaimana Utama berubah sekarang? Itu karena dia mencintai kamu, Nay," jelas Raymond tetap membela Utama.Nayla diam saja. Ia sengaja tidak mau banyak bicara. "Nayla turun di depan saja. Kak Raymond tidak perlu anatra Nay sampai Panti Asuhan," pinta Nayla."Gak. Aku akan antar kamu sampai Panti Asuhan. Kalau terjadi sesuatu sama kamu. Bisa mati berdiri aku di ulek sama Utama," jelas Raymond dengan cepat.Raymond tetap melajukan mobilnya masuk ke dalam halaman Panti Asuhan. Mobil itu sudah berhenti dan Nayla segera turun sambil mengucapkan terima kasih dan pamit pada Raymond."Terima kasih ya, Kak. Bilang Mas Tama. Gak per
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen