setelah berdebat panjang, nampak fauzan menghela nafas. ia melonggarkan pernafasannya, kemudian berbisik ke abah. entah apa yang ia bisikkan aku pun penasaran.
"baiklah, jika itu keinginan uci. alhamdulillaaah... fauzan memutuskan akan tetap melangsungkan acara pernikahan ini, dengan menerima persyaratan yang sudah uci ajukan." ucap abah." bagaimana, apakah uci bersedia dipinang oleh fauzan?" lanjut abah.tersenyum haru, aku menjawab dengan anggukan kepala pertanda setuju.dengan wajah cerah fauzan menatap kearahku sambil menadahkan tangan mengucap alhamdulillah dan mengusapkan kedua telapak tangannya ke wajah tampannya. pertanda bahwa dia benar-benar meninginkanku dan akupun sama menginginkannyadeg,... "alhamdulillaaaah.. akhirnya, halal juga hubungan jarak jauh yang sudah dibina sekian lama itu. refleks aku dalam hati sangat bahagia, dengan linangan air mata yang menyelimuti dua bola mataku.setelah menetapkan hari pernikahan kami, fauzan dan keluarganya izin pamit untuk pulang. sebelumnya mereka menyampaikan bahwa, walaupun aku tidak meminta mahar dan resepsi sebagai orang tua abah tetap memberikan sungguhan spesial untuk menantu yang spesial. nampak dari raut dan senyum calon mertuaku sangat bahagia,anaknya bersanding denganku dihari pernikahan itu."maaf abah, uci mau penikahan cukup 1 hari saja. agar tidak begitu merepotkan ibu dan abah. untuk dekor dan makeup saya serahkan semua sama pihak calon suami "ucapku."baik lah nak... sesuai keinginan kamu saja. kamu sangat pengertian abah sangat salut padamu". sambung abah."baiklah, kami pamit dulu. insyaAllah, nanti kami kabari untuk acara kita nanti". ucap abah.telah dua minggu lamanya sejak tragedi perdebatan tersebut, tibalah saat aku diajak oleh iparku untuk fitting baju pengantin MUA yang sudah dipilih oleh kakak ipar. aku terpana dengan berbagai macam gaun yang indah didepanku yang akan aku pakai di hari pernikahan impianku. ku kenakan gaun bermanik gemilau tersebut nampak cantik dan pas di badanku yang tidak terlalu kurus ini. rasanya seperti bak bidadari aku mengenakan gaun syari dengan hijab yang menutup dada , seperti layaknya pengantin-penganti melayu. fauzan menatap kearahku dengan penuh kekaguman, ku lihat dia tersenyum di pantulan cermin yang ada didepanku.aku gadis yang menggunakan khimar syari, dan senang dengan gamis-gamis longgar. menurutku ketika aku mengenakan pakaian ini, aku merasa aman dan sangat nyaman. sejak bersekolah di madrasah tsanawiyah, aku sudah menjaga diri dengan baik. hijab yang terpasang untuk menutupi rambut indah panjangku pun masih menghiasi kepala sampai sekarang. dengan sangat hati-hati ku jaga diri dari lawan jenis sampai aku menemukan lelaki yang menurutku pantas menerima kesucian ini.hari ini tepat di hari pernikahanku, fauzan menjabat tangan penghulu dan meingikrarkan janji suci didepan para saksi dan janji dihadapan Allah swt. sah sudah hubungan ini, hati sangat bahagia, melihat senyum semua orang dalam pesta perkawinan kami. dengan malu-malu ku jabat tangan suamiku untuk pertama kalinya, jantung berdebar, tangan seakan dingin terasa tremor, saat aku menyentuh kulit tangannya. kulit telapak tangan kami saling nempel, ada rasa berbeda saat bersentuhan, ada getaran aneh didalam dada tapi tak bisa diungkapkan.wajahku dan wajahnya memerah, saat para tamu dan keluarga menyaksikan kami saling memasangkan cincin, saling malu untuk merapatkan tangan kami. setelah beberapa detik jantung seakan bergetar saat diciumnya keningku didepan semua orang, ini ciuman pertama yang aku rasakan, terasa hangat dan kulit keningku terasa menebal. "oh, beginikah rasanya dicintai dengan kasih sayang", dalam benakku. ku balas cium tangannya dengan perlahan, dengan rasa malu-malu ku lanjutkan aksiku atas dasar dorongan ibuku, "sambil berbisik cium tangan suamimu, nak" ujar ibu.acara pesta perkawinan itu sangat mewah. semua makanan, dekorasi yang serba putih dan mewah. dihiasi gaun pengantin berwarna gold ku yang syari dengan hijab panjang menutupi kepala hingga pusar yang aku kenakan, aku merasa bak ratu dalam semalam. begitupun suamiku, dengan sorban hitam dan thawb(gamis panjang sampai tumit). suamiku sangat tampan sekali, banyak tamu yang memuji kami pasangan yang serasi.setelah acara selesai, kami berada di kamar yang sama untuk beristirahat melepas hiasan dan makeup tipis yang menepel di wajah putih bersihku.ku beranikan diriku untuk melirik imamku yang tampan dari depan cermin dihadapanku...degg... jantungku seakan terhenti, saat mata kami saling menatap. matanya yang sipit seolah-olah memandangiku dengan sorot tajam penuh kekaguman. ia paham dan keluar dari kamar untuk menghargaiku, mungkin dia sadar aku sangat malu padanya. setiap tatapan matanya selalu aku tepis dengan menundukan kepalaku. setelah selesai membersihkan wajah dan berganti pakaian, ku lanjutkan dengan mandi. tak lupa ku kunci pintu kamarku yang sekarang akan menjadi kamarnya juga, aku berdebar takutnya ia menerobos masuk kedalam kamar saat aku mandi.hal ini cukup mendebarkan jantungku...memikirkan apa yang akan terjadi malam ini...rasanya, urat dan otot di tubuhku melemas. membayangkan betapa malunya jika kami tidur dalam satu ranjang.kulanjutkan langkah kakiku menuju kamar mandi dengan pikiran yang sudah tidak fokus, untuk mengkondisikan diri di hadapnnya. ku awali mandi ku dengan berwudhu, kuguyurkan air keseluruh tubuhku, dan rambut panjangku, ku pakai semua wewangian agar terlihat segar saat bertemu suamiku nanti.setelah selesai kupakai semua wewangianku, ku kenakan kembali hijab lebar dan gamis harian. ku siapkan sajadah kami untuk sholat berjamaah.kemudian ku buka sedikit pintu kamarku untuk melihat ,aktivitas suamiku diluar. nampak ia sedang berbincang dengan ibuku dan paman-pamanku.karena 20 menit lagi sudah menjelang magrib. ku beranikan diri untuk menyapanya.."bang, silahkan mandi sudah uci siapkan sajadah untuk sholat berjamaah" ucapku. sambil tersenyum."terima kasih sayang" jawabnya. hatiku rasanya berbunga-bunga di panggil sayang oleh suamiku tercinta untuk pertama kalinya.fauzan melangkah masuk menuju kamar dan aku melanjutkan langkah menuju dapur untuk menyiapkan hidangan makan malam untuk ibu dan suamiku.nampak bang fauzan melangkah masuk ke dalam kamar tidur kami, yang dihiasi lampu-lampu romantis, dengan dekorasi penuh dengan bunga-bunga putih menghiasi kamar ku yang nampak begitu indah.setelah mandi, nampak wajah bang fauzan sangat sumringah dan segar, terlihat bibir merahnya tersenyun manis padaku. sambil melangkah menuju dapur dia menyapaku."sayang, kamu sedang masak apa?". sambil berdiri disampingku dengan jarak yang sangat dekat, kurasakan aura hangat tubuhnya di samping tubuhku."uci masak sop ayam bang, abang suka sama sop ayam bukan" jawabku dengan lembut."kok kamu tau kesukaanku? tau darimana ?""tau dong bang, kemaren uci ngobrol banyak sama mbak rina kakaknya abang, katanya abang suka banget makan sop ayam, rendang, dan rawon. kebetulan uci sudah belajar masak sejak masih remaja jadi masak apa aja uci insyaAllah bisa bang" jawabku lagi."waah,alhamdulillah... sudah cantik pinter masak pula, abang ga salah pilih istri kalo begitu."wajahku memerah, mendengar gombalan nakalnya.seraya bang fauzan menggosok-gosokkan tangannya di kepalaku dengan perasaan gemas, sembari mengatakan dia pamit untuk duduk didepan, dan mengatakan abang tunggu dikamar ya. sambil tertawa menggoda.jantungku seakan mau copot saat dia mengatakan itu, pikiranku sudah melanglang jauh ke langit memikirkan maksud dan tujuannya berbicara seperti itu.entah bagaimana, nanti malam membuat aku serba salah. apakah aku bisa tidur nyenyak malam ini disampingnya??setelah selesai melaksanakan kegiatan dapur, aku langsung bergegas untuk berwudhu karena sudah memasuki adzan magrib. sambil mengenakan mukena merah jambuku, dan duduk di atas sajadah yang sudah aku hamparkan menghadap kiblat. selang berapa lama bang fauzan mengetuk pintu kamar. "dek, apa abang boleh masuk sekarang?" tanya bang fauzan. "silahkan masuk bang,.." jawabku dengan sedikit canggung. lagi dan lagi jantungku berdebar kencang, melihat senyumnya tersirat diwajah tampan itu.bang fauzan langsung menempati sajadah yang sudah aku sediakan, ia berdiri tepat di depanku, dan langsung melantunkan iqomah, pertanda sholat akan dilaksanakan.setelah sholat, dzikir dan berdoa. bang fauzan membalikan badannya, mengarahkan duduk tepat dihadapanku sambil mengulurkan tangannya ke arahku. ku sambut dengan sedikit malu, karena pertama kalinya mengalami keadaan yang sungguh indah ini. nikmat cinta yang sudah lama aku impikan, bersama suami yang sangat aku cintai. kucium punggung tangannya, ku
malam semakin larut, ku tatap jam yang ada dinding kamarku menunjukkan pukul 22.05 wib. ku tatap ke arah wajah suamiku berjalan membelakangi pintu kamar, seraya berjalan melaju ke arahku yang duduk termanggu di pinggiran ranjang pengantin kami. wajah tampan itu menyiratkan senyum manisnya ke padaku, sembari membungkukkan badannya ke arahku dan meraih tanganku. tak bisa ku menolak tangannya, hanya pasrah entah apa yang mau dia lakukan aku cuma terdiam dengan perasaan malu. "uci kenapa sayang? katakan jika ada hal yang membuat kamu tidak nyaman? apa abang harus tidur diluar saja, takutnya uci tidak nyaman ada abang disini?" lanjut suamiku sambil duduk di sampingku."jangan bang, disini saja... maafkan uci, uci cuma malu kepadamu" jawabku, sambil menunduk."tak perlu malu sayang, abang tidak akan menggigitmu." lanjut nya sambil tertawa, dan mengangkat daguku dengan tangan kirinya agar aku menatap wajahnya.aku terdiam..." sayangkuu, kamu pasti capek seharian ini silahkan tidur, aku ti
malam ini benar-benar indah, dekorasi kamar yang hangat membuat pikiran melayang. hanya berdua di kamar pengantin, bersama suami tampanku. benar-benar membuatku lumpuh, tunduk takluk dihadapannya.dibaringkannya dengan lembut tubuhku diatas sprey pengantin berwarna putih itu. seraya membelai wajah dan rambutku. aku terdiam saat ia mulai berani menyentuh bibirku dengan jari jemarinya. sudah tidak bisa aku menggambarkan lagi, gejolak hati ini. kami sudah terombang ambil di peraduan cinta.sepasang insan manusia ,sedang bercumbu rayu di kesunyian malam. dengan nafas menderu, ia menunaikan tugasnya sebagai seorang suami malam ini.di ujung-ujung peraduan kami saat melakukan hubungan cinta itu. tak tau mengapa, ku lihat wajah suamiku tampak memucat dan terdiam, matanya berair seolah berkaca-kaca. aku tidak mengerti, mengapa tiba-tiba dia terdiam dan menangis.ku dekati ia dan bertanya.. "abang, kenapa kamu menangis??" sambil ku belai lembut bahunya.ia menepis tanganku, saat mengusap b
setahun telah berlalu, pernikahan yang kami jalani seakan hambar. sikap suamiku yang semakin dingin membuatku, semakin merasa bersalah. kucoba untuk memperbaiki semua, agar suami memaafkanku. namun tetap saja, sikapnya semakin hari semakin membuatku tak berharga sebagai istrinya.kebetulan hari ini suamiku libur kerja, nampak ku lihat ia sedang duduk disofa sambil memainkan handphone nya. ku hampiri ia dengan niat hati ingin mencoba mencairkan suasana hati kami yang sudah lama membeku. semenjak kejadian malam pertama, tak pernah lagi bercanda romantis, kadang hanya saling diam-diaman saja, hanya berbicara seperlunya." abaang,... kita jalan-jalan yuk sayang, uci udah lama ga jalan-jalan sama abang, bosan rasanya di rumah terus, abang kan udah libur kerjanya". ujarku manja sambil memeluk lengan suamiku." maaf abang ga bisa, besok harus lembur" jawab nya , sambil menepis pelukan tanganku dari lengannya. ia beranjak menuju kekamar tidur dan berpindah tempat dengan melanjutkan main hp n
mendengar suara mobil suamiku, seperti biasa aku selalu membukakan pintu dan berlari kecil ke arah pintu depan rumah. dalam benakku, tak biasanya suamiku pulang lebih awal seperti ini. ada apa?fauzan merasa tubuhnya tak enak, sehingga hari ini izin untuk pulang saja. sesampai memasuki halaman rumah dan memarkirkan mobilnya, nampak ia berjalan dengan lunglai keluar dari mobil. melihat keadaanya wajahnya yang pucat, dengan cemas hatiku tak terasa langsung mengejar kearahnya dengan tergopoh-gopoh ku peluk tubuh lunglai suamiku itu."abaaang... abaang... abaang kenapa???" tanyaku dengan cemas. sambil ku papah menuju kamar tidur. nampak keringat dingin bercucuran di kepalanya membuat ku semakin kebingungan."perut abang sakit, kepala rasanya pusing, perut rasanya bergejolak, tadi sempat muntah berkali-kali" jawabnya sambil meringis. "iyaa sayaaang, sebentar yaa uci ambilkan obatnya" jawabku. sambil memposisikan tubuhnya untuk senderan didipan agar posisi abdomennya lebih rendah dari ker
aku hanya menghela nafas, mengingat perkataan suami dan kakak iparku. serba salah jadinya, ego suamiku begitu tinggi susah untuk mengajaknya mengomunikasikan kemarahannya terhadapku. sudah setahun ini, sikapnya tak pernah baik padaku.ku beranikan diriku untuk mengajak suamiku untuk mengutarakan kesalahanku dalam mengurusnya selama ini. huft.. bismillah ucapku dalam hati.."abang... maaf, apakah uci bisa ngobrol sebentar sama abang?ini penting sekali bagi uci bang. lantasku" sambil duduk di sampingnya."tidak ada yang perlu dibicarakan !" ujarnya dengan tegas."sekali ini saja bang, uci mohooon... ". ucapku dengan perasaan penuh harap." abang capek ! sudah sana jangan dekat-dekat. kerjakan saja pekerjaan rumahmu jangan ganggu aku" ujarnya dengan sedikit emosi.aku hanya terdiam dan tertegun mendengar hentakan suaranya dengan mata yang berkaca-kaca.------keesokan harinya..seperti biasa ku sediakan sarapan dan pakaian kerjanya. nampak suamiku keluar dari kamar mandi, wajahnya terl
***orang yang paling kucinta, ku rawat, ku jaga, ku sayangi sepenuh jiwa. bahkan nyawaku sudah ku serahkan di tangannya. ternyata dia yang menyakiti hatiku begitu dalam." berhenti menangis !! sekarang silahkan, lakukan saja apa yang kau mau. mau tidur dengan lelaki lain, it's okey silahkan !" ujarnya."cukuuuuppp !! hentikan ocehanmu bang !!" teriak ku sambil menutup kedua telingaku. "itu yang mau kau dengarkan? itu alasan kenapa selama ini aku diam !!! aku muak hidup dengan mu yang penuh kemunafikan !! " lanjutnya."tolong baang hentikaan !!!!" ucapku memohon."hentikan??hahaha. aku sadar aku bukan lelaki pertama yang menidurimu. aku hanya menikahi barang bekas dari orang lain. katakan siapa lelaki yang mendahului akuu ?!!" ucapnya dengan kasar tepat didepan wajahku, sambil menggoncang-goncangkan tubuh kecil ku.tangisku semakin meledak menghiasi rumah kami.........mataku rasanya membengkak...." demi Allaaaah..... demi rasullullah...., tak ada tangan lelaki manapun yang pernah me
ucapannya sungguh menyakitkan. orang yang di bangga-banggakan oleh ibuku, ternyata orang yang telah menyakiti putrinya. menyakiti begitu dalam. tajamnya kata-kata membuat hatiku lumpuh seketika." intinya aku sudah bosan !! kau perempuan haram tak pantas menjadi pendampingku ""apa maksud abang !, selama ini aku cukup sabar bang aku tidak mengerti apa yang membuat mu sebenci ini padaku?! dulu abang yang meminta uci sebagai istri abang, kenapa sekarang jadi seperti ini??! " ucapku sambil menghapus air mata dipipiku.praaaangggg.... !!!vas besar hiasan kamar dibanting oleh bang fauzan di hadapannku."aagh... "ucapku. serpihan vas itu mengenai punggung kakiku. ku lihat darah mengucur dari robekan luka itu." kau sudah tak suci saat menikah denganku, dasar perempuan penipu !!, begitukah orangtua mu mengajarimu??! sungguh hina sebagai perempuan !. kau jadikan jilbab lebar mu itu menjadi topeng kemuslimahanmu untuk menipu para lelaki.