Share

Awal Berjuang

Ketika merasa sedih, sendiri dan merasa terbuang, seketika itu pula menekan dada sendiri. Lalu menumpahkannya dengan cara menangis. Kondisi seperti ini sebenarnya hampir setiap hari dialaminya. Alina, si manja yang cengeng.

Fatih menutup pintu dengan perlahan, pandangan langsung tertuju pada Alina yang sibuk dengan serangkaian atribut merajutnya.

Ketika Fatih menghampiri, Alina langsung mengamati lelaki itu beserta gelas di tangan.

"Mas buatkan susu." Senyum simpul lelaki mengembang seraya meletakkan bokong berjajar dengan Alina.

"Aku sudah minum sore tadi," balas Alina.

"Sudah terlanjur dibuat. Gak mungkin kuminum, kan?"

Akhirnya Alina menerima susu pemberian Fatih dan menatapnya sejenak.

"Minumlah, mumpung masih hangat."

Tanpa pikir panjang, Alina meneguk susu hamil itu sampai habis.

"Mau nambah?" Fatih menawarkan dengan tangan terulur, meminta gelas yang sudah kosong.

Alina menggeleng, "nggak, sudah kenyang."

Ia menyerahkan gelas yang sudah kosong itu pada Fatih, kemudian menerus
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status