Nafkah Terakhir sebelum Ditalak

Nafkah Terakhir sebelum Ditalak

By:  Ina Shalsabila  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
5 ratings
100Chapters
50.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Alina Putri terkejut saat Fatih Alfarizi–suaminya–tiba-tiba memberi nafkah terakhir dan menalaknya. Padahal, sejak mereka dijodohkan, kehidupan rumah tangga mereka baik-baik saja. Fatih selalu bertindak menjadi suami yang penyayang dan bertanggung jawab. Begitu juga Alina yang selalu berusaha melayaninya sebagai istri. Sebenarnya, apa yang terjadi? Apakah mereka benar-benar tidak bisa bersama lagi?

View More
Nafkah Terakhir sebelum Ditalak Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Elfina Tefa
bagus cerita
2024-03-03 19:28:23
0
user avatar
Sherly
Sedihnya dan sangat bgus
2023-04-01 23:32:30
1
user avatar
liza sarah
sebenarnya gk mau review cerita yg blm lengkap. tp sayang ini ceritanya bgs. sediih dgn perjalan cinta fatih dan alina, terharu dgn kebesaran hati rey. semoga happy ending. semngat thor.
2023-01-23 19:06:56
1
user avatar
liza sarah
bagus bnget ternyata ceritanya, sediih. apik. suka dgn penulisan dan penggunaan bahasanya. awal baca ku kira kaya cerita² yg biasa ku baca, fatih penghianat yg selingkuh dan licik gt.. eeh makin di dalami karakter masing² feelnya dpt banget ini cerita. semangat kak author.
2023-01-23 18:55:49
2
user avatar
Aini Sianipar
ceritanya bagus tapi sayang nya harus memakai koin untuk baca bab selanjutnya
2022-12-21 17:03:35
0
100 Chapters
Mendadak Ditalak
"Ini uang gajiku selama sebulan penuh, Kuberikan semuanya tanpa sisa. Janji jangan meminta lagi. Sebab, ini nafkah terakhir yang aku berikan. Maaf Alina, aku menjatuhkan talak atas dirimu saat ini juga."Tak ada yang bisa menarik kata-kata itu di tengah suasana yang sebelumnya terlihat biasa saja. Meluncur bak anak panah terlepas dari busurnya. Alina, tak mampu lagi menopang bobot tubuhnya. Semula duduk di tepi ranjang, perlahan meluruh ke lantai. "Tapi kenapa, Mas? Dosa sebesar apa yang sudah aku lakukan?"Air mata terus mengucur tiada henti. Ia tak menyangka jika lelaki yang ia bangga-banggakan dihadapan teman-teman telah memberi jalan hidup tanpa pilihan. Tanpa sadar, amlop yang ada di tangannya terlepas. Siapa sangka jika gaji yang diberikan oleh Fatih merupakan nafkah terakhir."Tidak ada, Al. Tak ada yang salah darimu. Hanya saja, aku tidak tega melihat kamu dan ibuku terus bertengkar setipa harinya.""Hanya karena itukah kamu menjatuhkan talak? Masalah sepele seperti itukah?"
Read more
Kecurangan Fatih
"Kamu yakin, apartemen ini tidak diketahui Alina?" tanya Fatih sesaat setelah meletakkan koper di sudut ruangan."Katanya terserah mau dicarikan apartemen seperti apa? Aku jamin, Alina tidak akan tau," balas seorang wanita."Oke, yang jelas, kamu jangan sering-sering datang kemari. Mana tau Alina tiba-tiba menemukan tempat ini.""Tenang saja, Sayang. Alina itu temannya sedikit. Tidak banyak tau tentang tempat persembunyian semacam ini.""Baguslah kalau kamu yakin.""Aku pulang dulu. Keperluanmu sudah aku siapkan. Ada banyak makanan di dalam kulkas. Kalau bosan, bisa pesan makanan cepat saji.""Terima kasih, Sayang.""Besok, aku datang ke sini sepulang dari kerja." Usai berucap, Fatih dihadiahi sebuah kecupan mesra pada pipi kirinya, kemudian memberikan pelukan hangat, sesaat sebelum bergegas meninggalkan apartemen.***Tidak ada yang lebih menyakitkan selain menjalani sesuatu tanpa adanya pilihan. Setidaknya, itu yang dirasakan oleh Alina. Setelah jatuh talak di malam lalu, hari-hari
Read more
Kontrak Kerja
Alunan musik yang berasal dari handphone membuat pendengaran terganggu. Tak berniat membuka, wanita itu melemparkan begitu saja ke hadapan seseorang yang baru saja ke luar dari kamar mandi."Dibalas kenapa, sih? Biar dia sedikit lega," ucapnya dengan bibir mengerucut. Anita mendadak jengah dengan suara handphone milik Fatih."Kan sudah kubilang, biarkan saja, abaikan pesannya. Nanti juga bakal bosan sendiri.""Dia masih mencarimu.""Abaikan!" ucap Fatih. Ia duduk meraih handphone yang semula di lemparkan di atas kasur, "Biar dia puas, kubuka pesannya, tapi tidak akan kubalas." Fatih membuka pesan yang beruntun itu, hanya sekilas tanpa membacanya."Seharusnya, suruh ibu saja untuk memberitahu. Dengan begitu 'kan, Alina tidak perlu lagi mengejar-ngejar kamu.""Alasanku sudah jelas, kalaupun Alina masih berusaha mencari, anggap saja karena dia sedang rindu.""Berarti ... kamu akan benar-benar meninggalkannya, kan??" Fatih mengangguk pasti. Anita memapas jarak. Kini duduk di samping Fat
Read more
Pertemuan yang Tak Disangka
Fatih membanting pintu ruang kerja dengan kasar. Ia tak menyangka jika Anita akan menempatkan dirinya di posisi yang sulit. Berpisah dengan Alina jelas bukan keputusan yang mudah, kemudian beralih pada Anita juga bukan keputusan yang mudah jika berpikir waras, dan ia abai akan hal itu. Bagaimanapun, Anita dan Alina adalah saudara, walaupun bukan kandung.*Menjalani rutinitas di luar kebiasaan, jelas bukan hal mudah bagi Alina. Terlebih, ia tidak memiliki pengalaman kerja sebelumnya. Dengan ijazah SMA yang ia punya, Alina hanya berada di posisi yang tidak terlalu diperhitungkan di perusahaan manufaktur yang di pegang Fatih."Capek," keluh Alina saat berdiri di antara karyawan yang lainnya."Wajah Lo pucat, Al. Sakit, ya?" tanya Dela sambil menggeser kursi, mendekati Alina."Nggak, tuh. Pusing sedikit, sih.""Bener, pucat. Duduk aja, Al." Meli menimpali."Biasa, kurang istirahat mungkin. Gak enak duduk sendiri.""Habis ini, kita ada diperkenalkan dengan pemimpin divisi yang baru. Kabar
Read more
Kegamangan
Jika hidup seorang diri, maka akan mudah bagi Alina untuk melanjutkannya tanpa menoleh ke belakang. Namun, di rahimnya kini telah menetap janin buah cintanya dengan Fatih. Suka atau tidak, ia ingin agar Fatih mengetahui bahwa ada generasi penerusnya.Alina berjalan gontai menuju parkiran motor. Tubuh yang lemah akhir-akhir ini, membuatnya ingin segera pulang. Ia mulai mengeluarkan motor, tetapi pandangannya tertaut pada seorang yang juga tengah berada di parkiran. Bedanya, ia berada di parkiran mobil.Alina terus menatapnya, ingin sekali berlari, memeluk dan menumpahkan kerinduan, tetapi tertahan oleh sebab ketidakberdayaan. Ia hanya mampu memandang sosok itu hilang dalam badan besi kendaraannya. Tanpa mampu di cegah, Alina memutar motornya dan mengikuti arah ke mana mobil hitam itu melaju.Rasa bersalah menyelimuti diri karena tidak mampu menjadi bagian penting dalam hidup Fatih. Rasa rindu akan sentuhan-sentuhan lelaki itu, membuat rasa penasaran menuhi isi kepalanya. Tentang alasan
Read more
Teman Lama
Pagi yang cerah, Alina mengunci pintu kontrakan dengan senyum mengembang sempurna.“Bismillah. Ini awal kehidupan kita, Nak. Kita berdua saja. Tanpa mereka, kita bisa bahagia.”Sejak semalam, ia sudah mewanti-wanti dirinya agar tidak lagi tergantung pada Anita maupun Fatih. Ia sudah membuat beberapa agenda untuk hari ini, ia ingin hidupnya lebih tertata rapi.Alina menjalankan motor dengan santai, sambil bermunajat tentang apa-apa yang menjadi keinginan kecilnya. Tiba-tiba, motor matic yang ia kendarai berhenti perlahan dan mesin mati.“Ya Allah, kenapa ini?”Berkali-kali mencoba menghidupkan mesin, tetapi tetap sama. Motornya tetap mati. Ia mendorong ke pinggiran agar tidak mengganggu pengendara lain yang melintas.“Aduh, bisa telat ke kantor ini.” Ia menggumam sendiri.“Ah, Mbak Nita.” Ia mengeluarkan handphone dan mencari nomor wanita itu di daftar panggilan. Nama Anita terpampang paling atas, menandakan bahwa Anita selalu ia hubungi.Alina hendak memencet nama itu, tapi urung. Men
Read more
Kepergok
“Ingin sekali pergi dan menghindar, saat tak ada lagi bahu untuk bersandar. Kemana akan berserah diri? Di kala jawaban yang masih bertanya, tentang kebenaran jati diri cinta.”Tidak ada yang lebih menyakitkan saat melihat seseorang yang sangat kita rindukan berada dalam jangkauan, tetapi terasa sangat jauh. Itu yang dirasakan Alina.Ia menapaki tangga menuju lobi dengan langkah sedikit goyah. Ia sangat kecewa oleh karena niat baik tidak selalu mendapat imbal balik yang sepadan. Berniat memperbaiki diri, tetapi tetap saja aral melintang menjadi sandungan.“Al, cepat sini. Keburu telat,” panggil Meli di depan lift.Senyumnya mengembang melihat Meli melambai. Alina memasukkan handphone yang semula dalam genggaman ke dalam tas sambil berjalan. Buru-buru memasuki lift yang sudah terbuka. Ia mengangkat wajah, seketika senyumnya meluruh bersamaan dengan tatapan seseorang di dalam lift.Fatih.Alina terkejut ketika tangan kekar itu menyentak hingga ia masuk. Keadaan yang tidak siap membuatnya
Read more
Ditampar Kenyataan
“Mas,” kejut Alina. Sendok terjatuh tanpa sadar.“Setelah ini, temui aku ke ruanganku.”Fatih meninggalkan Alina dengan semua keterkejutannya. Ia ingin memanggil pria yang hanya tampak punggung itu, tetapi batal karena tidak ingin menjadi pusat perhatian. Terlebih Fatih menginginkan dirinya tidak mengungkit jati dirinya di kantor ini.“Jangan-jangan, mas Fatih mendengar percakapan tadi,” gumam Alina resah.Akhirnya, Alina memilih menutup bekal dan berjalan cepat mengejar Fatih.Disaat yang bersamaan, muncul Anita yang akhirnya berjalan menjajari langkah Fatih.Alina memperlambat langkahnya, berharap Fatih menoleh ke belakang, lalu menemukannya, mengajak berbicara berdua saja dan mengungkapkan keresahannya.Ah, hanya angan. Terlebih, keberadaannya satu kantor dengan Fatih, malah semakin memperjelas status Alina sebagai atasan dan bawahan. Bukan lagi suami dan istri.Alina kembali ke meja kerja, tanpa berniat kembali lagi ke kantin. Melupakan Meli yang sudah memesan jus untuknya.Hingga
Read more
Ketahuan Fatih
Ia meraih handphone yang terselip di bawah bantal. Mengetik pesan pada Meli, memintanya untuk menanyakan perihal denda untuk kontrak kerja yang ia batalkan.Lima menit. Tak ada balasan dari Meli. Padahal pesan yang Alina kirim sudah bertanda centang biru.Sepuluh menit. Rasa sabar seperti terkikis, Alina mulai gelisah.“Telepon aja, deh!”Alina menekan nomor yang bertera nama Meli di sana.“Halo Mel, kok gak diangkat, sih?”“Halo,” jawab Meli dari seberang.“Pesan Gue sudah Lo baca?”“Sudah, Al, tapi ... tapi anu ...,” ucap Meli menggantung.“Kenapa, sih, jadi gagap begitu? Gimana, bisa apa nggak?”Hening. Tak ada jawaban dari Meli.“Mel!”“Lo tanya gak pada waktu yang tepat, Al.”“Kenapa? ‘Kan waktunya istirahat sekarang? Memangnya lo di mana?” tanya Alina beruntun.“Di ruangan pak Fatih.”“Hah!”Seketika, Alina langsung memutus sambungan teleponnya.“Matilah! Pasti Meli diinterogasi sama mas Fatih. Jangan-jangan, dia sudah tau kalau aku hamil,” gumamnya.Ia terlonjak dan duduk di te
Read more
Kedatangan Fatih
“Menangis adalah caraku mengungkapkan kesediaan di saat bibir ini tidak mampu lagi menjelaskan tentang rasa sakit.” Alina Putri.Pasrah, sementara cara itulah yang bisa dilakukan Alina, sepulang dari apartemen yang ditempati Fatih.Sekuat apapun menahan rasa sakit, tetap tidak bisa membelokkan kenyataan bahwa Fatih dan Anita telah mengkhianatinya. Perih yang tak terkira, membuat tubuh Alina lemah. Bahkan semalaman, ia hanya makan sepotong roti dan segelas susu. Itupun terpaksa ia telan karena tidak ingin anak dalam rahimnya kelaparan.Pagi hari, sakit pada kepalanya semakin menjadi, hingga membuat Alina terpaksa meminta izin untuk absen bekerja.“Aku gak bisa seperti ini terus. Percuma berusaha mengejar simpati mbak Nita dan mas Fatih, mereka tidak akan memperdulikan aku. Pantas saja mereka berusaha menyingkirkan aku.”Kepala enggan berpindah dari bantal. Rasa sakit di hatinya tentu tidak bisa diabaikan. Ia hanya bisa pasrah.“Kira-kira, bisa gak ya, kontrak kerjanya dibatalkan? Aku g
Read more
DMCA.com Protection Status