Share

Galau

Rey sudah bersiap mengantar mamanya menggantikan Alina ke panti. Dian tidak mengizinkan Alina keluar rumah, karena sudah mendekati hari pernikahan.

“Mama jangan lupa rencana kita,” bisik Rey pada wanita paruh baya itu.

“Sip,” jawab Dian santai sambil menyendok nasi dari piring.

Alina mengeryit mendengar bisikan keduanya.

“Rencana apa, Tan?” tanya Alina penasaran.

“Kepo,” jawab Rey sengit.

“Ish, gue tanya sama Tante Dian, bukan sama elo.” Alina tak kalah sengit.

“Sudah-sudah. Ribut aja.” Dian menengahi. “Si Rey minta ditengahi masalahnya.”

“Bilang aja minta dicomblangi.”

“Ngeledek terooos.”

“Langsung aja samperin ke rumahnya. Kata Mas Fatih, abahnya baik kok.”

“Baik sama Mas Fatih, belum tentu baik sama gue, Al.”

“Sama saja, sih! Anisa kan sedang menimbang. Nah, itu kesempatan lo datang buat mendekati abahnya.”

Rey terdiam. Cukup lama di meja makan dalam keheningan.

“Mama sih, terserah Rey aja. Semakin cepat, semakin bagus. Betul tuh usulan Alina. Gak ada salahnya datang ke rumahnya. G
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status