Share

Bab 36

"Kenapa tuan ada disini ?"

"Kamu lupa siapa pemilik rumah ini ?" Reyhan menatap tajam Zeira, lalu ia bangkit dari sofa dan melangkah mendekati Ira. "Ini sudah di kamar, tidak usah memanggilku tuan" bisik Reyhan di telinga Zeira. 

Seluruh bulu kuduk Zeira merinding karena hembusan nafas Reyhan. Nafas hangat itu mampu membuat Ira memejamkan mata seolah sedang mengharapkan yang lebih dari itu. Ia membuka matanya perlahan dan melihat Reyhan tidak ada lagi di Rungan itu. "Huf...dia hanya membuatku gugup"

Waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam, dia kembali mual dan tubuhnya hangat, tetapi dia merasa dingin, kepalanya pusing yang membuat pandanganya berputar-putar, ia bersusah payah untuk sampai ke pintu kamarnya dan berusaha untuk membuka gagang pintu lalu meraba tombok dan melangkah menuju kamar Reyhan. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah, mungkin ajalnya sudah tiba, tetapi dia tidak ingin berakhir tanpa ada yang melihat. Itu sebabnya dia berusaha mendekati kamar Reyhan.

Tok...tok...tok..."Tuan....." Iya mengetuk pintu Reyhan dan berteriak sekuat tenaganya, namun apalah daya, suaranya hanya sampai di tenggorokan dan tidak keluar dari mulut manisnya.

Reyhan langsung membuka pintu, karena saat itu dia sedang memeriksa email yang masuk dari perusahaan yang ada di Prancis. Saat pintu terbuka Zeira langsung tersungkur ke dada bidang Reyhan, karena dia sudah tidak sanggup lagi menopang tubunya. "Hei....ini masih di pintu, kamu sudah tidak sabar lagi." Cibir Reyhan. Dia berpikir kalau Ira sedang menginginkan sentuhan darinya seperti malam sebelumnya.

Dia menyentuh wajah Zeira saat tidak mendapat jawaban, dan wanita itu pun tidak bergerak sama sekali."Bibi Siti" teriak Reyhan memenuhi seluruh Monsion, yang membuat semua pelayan keluar dari kamarnya masing-masing dan berlari ke arah Reyhan dan Zeira.

"Apa yang terjadi tuan ? Kenapa Nyonya pingsan ?" Tanya Siti dengan rasa cemas.

"Kalau saya tahu. Saya gak akan memanggil kamu. Cepat panggil bara " bentak Reyhan. Dia sudah merasa takut dengan apa yang terjadi pada Zeira. *Ayo bangun dong, kalau mau mati tunggu selesai kontraknya dulu, kasi aku anak dulu, baru kamu bebas mau kemana, mau ke surga atau neraka.* Bisik dalam hati Reyhan sambil menepuk-nepuk pipi mulus Zeira. Bang Reyhan jahat banget yah, semoga saja gak ada lagi laki-laki seperti ini.

"Apa tidak sebaiknya di angkat ke atas tempat tidur saja tuan ?" Tanya salah satu pelayan dengan wajah yang takut. Sebab posisi mereka saat ini masih di pintu kamar Reyhan.

Reyhan mengangkat tubuh Zeira, lalu membaringkan di atas tempat tidurnya.

"Apa yang terjadi tuan" suara Bara dari pintu dengan napas yang terengah-engah. 

"Hubungi dokter, suru cepat kemari"

"Baik tuan" Bara langsung menghubungi dokter yang biasa menangani keluarga Nicolas. "Dokter tolong cepat kemari Nyonya sedang tidak sadarkan diri."

"Baik pak Bara, saya segera kesana" dokter Ihsan segera mengemasi alat-alat yang akan ia bawa ke kediaman Nicolas. Dia melajukan mobilnya untuk segera tiba. Dia takut kalau Reyhan akan marah jika dia terlambat sedikitpun. Di perjalanan dokter itu berpikir "Nyonya ? Tidak mungkin Nyonya istri kedua pak Richard, dia tidak akan mungkin menginjakkan kaki di rumah tuan Reyhan. Terus Nyonya yang mana ? tuan Reyhan kan belum menikah ?" Kata-kata itu yang selalu berputar-putar di kepala dokter yang sudah parubaya itu, yang sebentar lagi akan menginjak usia 45 tahun.

Pernikahan Reyhan belum banyak yang mengetahuinya. Sebab waktu dia menikah dengan Zeira tidak mengundang tamu dan tidak membuat acar resepsi. Seperti acara pernikahan pada umumnya.

Setelah tiba di kediaman Nicolas. Dokter Ihsan langsung menuju kamar Reyhan dengan langkah seribu. Dia memeriksa Zeira dengan teliti sampai memakan waktu 30 menit dan di dampingi perawatnya.

"Apa yang terjadi dok ?" Tanya Reyhan saat dokter membuka pintu kamar.

"Sepertinya Nyonya tidak sakit tuan, aku merasa Nyonya sedang mengandung, saat memeriksanya tadi, aku merasakan ada detak jantung dari dalam, tetapi akan lebih jelas tunggu Nyonya sadar dan kita akan melakukan tes kehamilan." Ucap dokter Ihsan dengan senyum.

Kabar ini yang selalu Reyhan tunggu-tunggu selama 3 bulan ini. Akhinya dia tersenyum, dan berpikir akan menghubungi Daddy nya. Supaya menyiapkan warisan yang menjadi haknya. "Baik, kamu sudah bisa pergi, besok aku akan membawanya ke dokter spesialis kandungan."

"Baik tuan, tuan tidak perlu cemas itu biasa terjadi kepada wanita hamil, apa lagi ini kehamilan yang pertam. Aku sudah memberikan suntikan dan sebentar lagi Nyonya akan sadar. permisi tuan." 

Dokter Ihsan melangkah menuju pintu dan di antar Bara sang sopir pribadi sekaligus kepercayaan Reyhan. "Maaf pak ada yang ingin saya tanya ?" Ucap dokter saat tiba di teras 

"Iya, ada apa dokter" tanya bara dengan penasaran.

"Wanita itu siapa ?"

"Ow, dia adalah Nyonya Zeira istri tuan Reyhan, mereka sudah menikah 3 bulan yang lalu, tetapi tuan tidak membuat acara resepsi hanya mengundang keluarga dan kerabat dekat saja." Jawab Bara dengan jujur.

...........

*Ting tong* suara ponsel Zeira. "Gimana Ra, jadi gak kita besok makan siang sekalian jalan-jalan ke taman safari ?" Isi pesan Rian. Entah mengapa hati Reyhan merasa sakit saat membaca pesan itu, Reyhan tidak sengaja melihat pesan masuk ke dalam ponsel Zeira, dan melihat nama Rian. Itu sebabnya ia membuka pesannya. *Enak saja kamu mau jalan-jalan* ucap dalam hati Reyhan dan menatap Zeira yang terbaring di atas tempat tidur.

Sepuluh menit kemudian, Zeira perlahan membuka matanya, dia melihat setiap sudut ruangan itu, dan matanya terhenti tepat melihat Reyhan."Ya Tuhan kenapa pria ini ada di mana-mana, bahkan di surga dia tetap ada." Ucap Zeira dengan lembut namun bisa di dengar Reyhan. Zeira berpikir kalau dia saat ini sudah berada di surga alias mati. 

Reyhan mengerutkan dahinya melihat Zeira yang seperti orang bodoh dan bicara sendiri. *Kenapa dia melihat setiap sudut kamar ini ? Seperti baru pertama kali melihatnya saja. Dia kan sudah beberapa kali tidur disini bahkan sudah bercinta denganku* gumu dalam hatinya.

"Tuan apa aku masih di dunia ?" Tanya Zeira dengan bodohnya.

"Tentu saja bodoh, kalau kamu sudah tiada, kamu tidak akan melihat ketampananku lagi." Reyhan begitu percaya diri. "Lagi pula kamu tidak bisa mati sebelum melahirkan anakku." Lanjut Reyhan.

Zeira membulatkan matanya dan menelan salivanya dengan kasar. "Benarkah aku hamil ?" Tanya Zeira kepada Reyhan. 

"Belum pasti, tetapi kita akan cek ke dokter spesialis kandungan besok pagi untuk memastikannya, jadi tidak ada yang namanya makan siang dan taman safari."

*Ya ampun, kenapa dia tahu ajakan pak Rian ?* Tanya dalam hati Zeira.

"Kamu mengerti tidak ?" Bentak Reyhan karena tidak ada jawaban dari Zeira 

"I...i..iya tuan, aku mengerti"

"Bagus kalau kamu sudah mengerti, istirahatlah besok pagi kita akan ke rumah sakit."

Zeira bangkit dari tempat tidur dan ingin kembali ke kamarnya. "Kamu mau kemana ?" Tanya Reyhan dengan tiba-tiba, yang membuat jantung Zeira hampir copot karena kaget.

"Sa....saya mau kembali ke kamar tuan" jawab Zeira dengan terbata-bata

"Kamu istirahat disini saja, tidak perluh takut denganku. Yang takut itu harusnya aku, karena kamu akhir akhir ini sangat aneh."

Zeira merasa malu dengan ucapan Reyhan. Dia bisa mengerti apa maksud dari kata-kata itu. Tentu saja karena beberapa hari ini ia seperti wanita penggoda yang haus akan belaian. Ia menarik selimut untuk menutup tubunya lalu memejamkan ke dua mata birunya.

*

*

*

*

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mimi Pakpahan
lanjut Thor baca dgn bonus ya
goodnovel comment avatar
Triwi Yatmi
di bab 36 dr blg Ira hamil n ada detak jantung (setaw saya mulai ada detak jantung setelah 4 bln. lah ini baru 3 bln). Mohon ijin Saran ya author, Next lebih teliti saja y. btw ceritanya bagus. Saya suka. ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status