Share

Nista Pembawa Nikmat
Nista Pembawa Nikmat
Penulis: Mas_Hudi_6902

Pergi Tanpa Pamit

Dipagi hari dengan cuaca yang sedikit mendung seorang pemuda yang baru berusia 17 tahun, sebut saja Ari. 

Adalah anak laki-laki yang beranjak dewasa atau istilahnya ABG, dia adalah anak yang putus sekolah, bukannya kurang biaya, malahan bisa dibilang dia itu anak orang yang tergolong kaya dilingkungan nya. 

"Ma, Ma ...."

"Apa Ri?" tanya mamanya. 

"Kaos ungu di sini tadi mana? Sama kunci motor ku mana?" tanya Ari kebingungan. 

"Lho kok tanya Mama. lha wong yang make situ kok," jawab mamanya.

"Ya semalam tidak aku copot tetep nancep di motor, bantu nyariin to Ma!" pinta Ari dengan suara agak keras.

"Kamu itu Nak ... naruh-naruh sendiri kok Mama yang disuruh nyari, Ogah, Mama masih repot, repot masak," jawab mamanya tidak peduli. 

"Ayolah Ma ... Bantu cariin, takut telat nanti ...." pinta Ari membujuk terus dengan mimik wajah agak sedikit memelas. 

"Ya sudah, sana terusin Mama goreng ikannya, awas kalo sampai gosong!" ancam mama. 

Mama Nurul pun bergegas nyariin kunci motor anaknya tersebut, di saat sang mama mencari tiba-tiba dari dalam kamar mandi si kecil Intan teriak-teriak manggil sang mama. 

"Ma, mama ... Sudah ...." 

Berulang-ulang si Intan memanggil mamanya. 

"Iya sayang, langsung pakai handuknya terus sini Mama pakein baju." Mama Nurul pun masih mencari kunci motornya si Ari, tapi belum ketemu juga hampir seluruh ruang bagasi udah diperiksa, kemudian Nurul mencoba mencari di kamar Ari di kasur, lemari baju, saku baju, saku celana, meja dan laci semua sudah diperiksa tapi masih belum ketemu juga. 

Sementara itu si Intan sudah selesai mandi. 

"Ma ... pakai baju ...." ucap si Intan sambil loncat-loncat ceria. 

Belum juga ketemu nyari kunci motor, Mama Nurul gantian makein baju si Intan. 

"Ketemu belum Ma?" tanya Ari.

"Belum Nak ... Sudah mama periksa semua, di kamarmu juga," terang Nurul.

"Sini Mama terusin goreng ikannya. Ya ampun si Ari ... di bilang jangan gosong masih aja gosong, huh ...." keluh sang mama jengkel. 

Sementara itu Ari sudah ngilang pergi, dia kerumah Denny temen akrabnya yang rumahnya ada di sebrang jalan.

"Lho Ri, mana motor mu?" tanya Denny.

"Kuncinya Nggak ketemu, pake motormu aja wes."

"Butut gak papa ya?" tanya Denny.

"Alah. Nggak papa," sahut Ari santai.

Reng ...! 

Reng ...!

Bunyi kenalpot motor Denny sangat berisik, mereka berdua langsung tancap gas. Reng ... melesat, sementara Nurul sudah selesai masaknya, si kecil Intan pun juga sudah dipakein baju, terus Nurul langsung beres-beres kasur yang digelar di depan televisi dan ketika beresin bantal dia nemuin kunci motor Ari di dalam sarung bantal.

"Ini pasti ulah si Intan ngumpetin kunci motor di sini, hayo ... siapa yang ngumpetin kunci motor kakak di sarung bantal?" tanya Nurul sambil menggelitiki si kecil Intan. 

"hi hi hi." Intan terpingkal-terpingkal geli.

"Ri ... Ari ... Ini lho kunci motormu," teriak Nurul. Dia mengira kalau Ari masih di rumah, tapi setelah tau kalau anak sulungnya itu sudah tidak ada di rumah. Dia cuma menggerutu dalam hati, 'Dasar anak bandel, pergi gak pernah pamit sama orang tua.' 

Sesaat kemudian Ayah Ari masuk rumah.

"Assalamu'alaikum," ucap Ayah. 

"Wa'alaikkummusalam," jawab sang istri.

"Ayah ...." Si kecil Intan berlari menghampiri Ayahnya dan langsung minta gendong. 

"Ari mana Ma?" tanya Ayah. 

"Udah pergi."

"Lha itu motornya ada," imbuh Ayah. 

"Kemana?" 

"Gak tau, lha wong tidak pamit."

"Dasar Anak gak bisa diatur, mau jadi apa dia, sekolah gak mau, suruh mondok gak mau!" gerutu Ayah. 

"Sarapan dulu yah habis itu cari si Ari," seru Nurul. Nurul pun segera menyiapkan sarapan dan kemudian mereka sarapan bareng. 

"Habis sarapan langsung cari Ari ya, Yah ...?" pinta Nurul.

"Ya, nanti habis nganter daftar belanja toko, takutnya entar ada sales datang pagi ini." 

Pak Suhadi adalah seorang pedagang sukses yang memiliki toko besar yang memiliki banyak cabang. 

Setelah usai sarapan Pak Suhadi pun segera mandi dan setelah itu beliau salat duha, lalu setelah salat langsung berangkat ke toko untuk mengantar daftar belanja. 

Dan setelah habis dari toko Pak Suhadi pun segera mencari Ari, anaknya. Dicarinya ketempat biasanya anak-anak nongkrong, banyak anak di situ tapi tidak dijumpainya si Ari.

Ditanyainya salah satu anak yang ada di situ yang kebetulan pak Suhadi pun mengenalinya, Irfan namanya. 

"Ir, Kamu lihat Ari nggak?"

"Tidak pak" jawab Irfan. 

"Tapi semalam aku mendengar Ari dan Denny janjian mau kerja," imbuhnya.

"Apa katamu? Keluar sama Denny?! Kerja?!" Pak Suhadi terkejut bukan main mendengar penuturan Irfan teman anaknya itu. 

Merasa dapat info tentang keberadaan anaknya, Pak Suhadi pun lantas memanggil Irfan supaya mendekat. 

"Fan, sini Fan." Pak Suhadi melambaikan tangan kepada Irfan. Irfan pun segera menghampiri. 

"Betul, kamu tau kemana Ari pergi?" 

"Tau pak," jawab Irfan. 

"Kemana? Terus kerja apa?" cecar Pak Suhadi. 

"Kerja di Pak Haji Saipul. Pamannya Denny," terang si Irfan. 

"Emang kerja apa?"

"Pengemasan buah Pak," jawabnya lagi.

"Astaghfirullah ... Irfan ... hem ..." gumam Pak Suhadi terlihat geram. 

"Pak Haji Saipul rumahnya mana to Fan?" tanya Pak Suhadi lagi. 

"Dukuh Pinkan Pak," jawab Irfan. 

"Kamu mau antar Bapak ke sana?"

"Ya enggak lah Pak, ya gak enak to aku sama Ari," jawab Irfan beralasan. 

"Iya dah gak papa, makasih ya infonya."

Merasa telah mendapatkan kabar penting tentang anaknya lantas Pak Suhadi pun ngasih uang jajan kepada Irfan sebagai tanda terimakasih. Akan tetapi si Irfan menolak. 

"Gak usah Pak makasih," tolak Irfan. 

"Udah lah Fan Terima wong cuma dikit kok," bujuk Pak Suhadi. 

Tapi Irfan tetap menolak dan akhirnya Pak Suhadi pun mengalah sambil menepuk pundak si Irfan, Pak Suhadi pun mengucapkan terimakasih dan langsung pamitan. 

"Ya udah terimakasih ya Fan Bapak terus mau langsung jalan."

"Ya sama-sama."

Pak Suhadi pun langsung bergegas menuju Dukuh Pinkan tempat di mana Ari berada, dan setelah masuk di sana Pak Suhadi pun menghentikan Mobilnya di kerumunan Ibu-ibu yang lagi belanja di pedagang sayur keliling. 

Pak Suhadi pun membuka kaca mobilnya dan langsung bertanya.

"Assalamu'alaikum Bu ... maaf mau numpang tanya ...."

"Waalaikumsalam ... Ya silakan? " jawab para ibu. 

"Mau tanya Rumahnya Haji Saipul juragan buah mana ya? " tanya Pak Suhadi. 

"Lurus aja Pak kira-kira 500 meter ada kantor pos rumahnya di sebelahnya situ."

"Oiya makasih ya Bu ...." ujar Pak Suhadi sambil menutup kaca mobilnya. 

Dan sesaat kemudian sampailah mobil Pak Suhadi di depan rumah yang dimaksud, Pak Suhadi pun segera memarkir mobilnya di pinggir jalan dan Diapun langsung turun dari mobil, sambil mengawasi keadaan di dalam pagar rumah yang terlihat banyak orang di situ siapa tau anaknya, si Ari ada diantara mereka. Dan betul saja ia melihat anaknya tersebut tidak pakai baju sedang merokok sambil mewadahi buah jeruk ke dalam peti, dan kelihatannya Ari pun tidak mengetahui kalau Bapaknya sedang memperhatikannya.

Bersambung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status