Sebuah keluarga yang mapan dengan representasi melimpahnya rezeki, ditambah dengan hadirnya buah hati, adalah gambaran sebuah keluarga idaman, keinginan untuk menjadikan anak sebagai sosok yang sukses dan berguna seolah bisa dengan mudah untuk diwujudkan, mungkin itulah secuil ungkapan yang pantas ditujukan untuk keluarga Haji Suhadi. Adalah Ari Anggara putra satu-satunya yang jadi harapan Haji Suhadi dan keluarga untuk bisa menjadi sosok yang berguna dengan kematangan ilmu dan kesiapan diri untuk meneruskan perusahaan yang akan diwariskannya. Namun, rupanya si Ari lebih memilih jalan hidup yang bertentangan dengan kemauan sang Ayah, hingga akhirnya dia terjerumus ke dunia yang keras dan penuh dengan kubangan dosa manakala bertemu dengan si Yola, janda cantik nan seksi lewat perantara sahabat karibnya yaitu si Deny. Ikutilah kisah perjalanan tiga anak manusia yang berawal dari dunia kelam hingga keluar dari padanya, dan juga kekisruhan cinta yang terjadi diantara ketiganya hanya di "Nista Pembawa Nikmat."
View MoreDipagi hari dengan cuaca yang sedikit mendung seorang pemuda yang baru berusia 17 tahun, sebut saja Ari.
Adalah anak laki-laki yang beranjak dewasa atau istilahnya ABG, dia adalah anak yang putus sekolah, bukannya kurang biaya, malahan bisa dibilang dia itu anak orang yang tergolong kaya dilingkungan nya.
"Ma, Ma ...."
"Apa Ri?" tanya mamanya.
"Kaos ungu di sini tadi mana? Sama kunci motor ku mana?" tanya Ari kebingungan.
"Lho kok tanya Mama. lha wong yang make situ kok," jawab mamanya.
"Ya semalam tidak aku copot tetep nancep di motor, bantu nyariin to Ma!" pinta Ari dengan suara agak keras.
"Kamu itu Nak ... naruh-naruh sendiri kok Mama yang disuruh nyari, Ogah, Mama masih repot, repot masak," jawab mamanya tidak peduli.
"Ayolah Ma ... Bantu cariin, takut telat nanti ...." pinta Ari membujuk terus dengan mimik wajah agak sedikit memelas.
"Ya sudah, sana terusin Mama goreng ikannya, awas kalo sampai gosong!" ancam mama.
Mama Nurul pun bergegas nyariin kunci motor anaknya tersebut, di saat sang mama mencari tiba-tiba dari dalam kamar mandi si kecil Intan teriak-teriak manggil sang mama.
"Ma, mama ... Sudah ...."
Berulang-ulang si Intan memanggil mamanya.
"Iya sayang, langsung pakai handuknya terus sini Mama pakein baju." Mama Nurul pun masih mencari kunci motornya si Ari, tapi belum ketemu juga hampir seluruh ruang bagasi udah diperiksa, kemudian Nurul mencoba mencari di kamar Ari di kasur, lemari baju, saku baju, saku celana, meja dan laci semua sudah diperiksa tapi masih belum ketemu juga.
Sementara itu si Intan sudah selesai mandi.
"Ma ... pakai baju ...." ucap si Intan sambil loncat-loncat ceria.
Belum juga ketemu nyari kunci motor, Mama Nurul gantian makein baju si Intan.
"Ketemu belum Ma?" tanya Ari.
"Belum Nak ... Sudah mama periksa semua, di kamarmu juga," terang Nurul.
"Sini Mama terusin goreng ikannya. Ya ampun si Ari ... di bilang jangan gosong masih aja gosong, huh ...." keluh sang mama jengkel.
Sementara itu Ari sudah ngilang pergi, dia kerumah Denny temen akrabnya yang rumahnya ada di sebrang jalan.
"Lho Ri, mana motor mu?" tanya Denny.
"Kuncinya Nggak ketemu, pake motormu aja wes."
"Butut gak papa ya?" tanya Denny.
"Alah. Nggak papa," sahut Ari santai.
Reng ...!
Reng ...!
Bunyi kenalpot motor Denny sangat berisik, mereka berdua langsung tancap gas. Reng ... melesat, sementara Nurul sudah selesai masaknya, si kecil Intan pun juga sudah dipakein baju, terus Nurul langsung beres-beres kasur yang digelar di depan televisi dan ketika beresin bantal dia nemuin kunci motor Ari di dalam sarung bantal.
"Ini pasti ulah si Intan ngumpetin kunci motor di sini, hayo ... siapa yang ngumpetin kunci motor kakak di sarung bantal?" tanya Nurul sambil menggelitiki si kecil Intan.
"hi hi hi." Intan terpingkal-terpingkal geli.
"Ri ... Ari ... Ini lho kunci motormu," teriak Nurul. Dia mengira kalau Ari masih di rumah, tapi setelah tau kalau anak sulungnya itu sudah tidak ada di rumah. Dia cuma menggerutu dalam hati, 'Dasar anak bandel, pergi gak pernah pamit sama orang tua.'
Sesaat kemudian Ayah Ari masuk rumah.
"Assalamu'alaikum," ucap Ayah.
"Wa'alaikkummusalam," jawab sang istri.
"Ayah ...." Si kecil Intan berlari menghampiri Ayahnya dan langsung minta gendong.
"Ari mana Ma?" tanya Ayah.
"Udah pergi."
"Lha itu motornya ada," imbuh Ayah.
"Kemana?"
"Gak tau, lha wong tidak pamit."
"Dasar Anak gak bisa diatur, mau jadi apa dia, sekolah gak mau, suruh mondok gak mau!" gerutu Ayah.
"Sarapan dulu yah habis itu cari si Ari," seru Nurul. Nurul pun segera menyiapkan sarapan dan kemudian mereka sarapan bareng.
"Habis sarapan langsung cari Ari ya, Yah ...?" pinta Nurul.
"Ya, nanti habis nganter daftar belanja toko, takutnya entar ada sales datang pagi ini."
Pak Suhadi adalah seorang pedagang sukses yang memiliki toko besar yang memiliki banyak cabang.
Setelah usai sarapan Pak Suhadi pun segera mandi dan setelah itu beliau salat duha, lalu setelah salat langsung berangkat ke toko untuk mengantar daftar belanja.
Dan setelah habis dari toko Pak Suhadi pun segera mencari Ari, anaknya. Dicarinya ketempat biasanya anak-anak nongkrong, banyak anak di situ tapi tidak dijumpainya si Ari.
Ditanyainya salah satu anak yang ada di situ yang kebetulan pak Suhadi pun mengenalinya, Irfan namanya.
"Ir, Kamu lihat Ari nggak?"
"Tidak pak" jawab Irfan.
"Tapi semalam aku mendengar Ari dan Denny janjian mau kerja," imbuhnya.
"Apa katamu? Keluar sama Denny?! Kerja?!" Pak Suhadi terkejut bukan main mendengar penuturan Irfan teman anaknya itu.
Merasa dapat info tentang keberadaan anaknya, Pak Suhadi pun lantas memanggil Irfan supaya mendekat.
"Fan, sini Fan." Pak Suhadi melambaikan tangan kepada Irfan. Irfan pun segera menghampiri.
"Betul, kamu tau kemana Ari pergi?"
"Tau pak," jawab Irfan.
"Kemana? Terus kerja apa?" cecar Pak Suhadi.
"Kerja di Pak Haji Saipul. Pamannya Denny," terang si Irfan.
"Emang kerja apa?"
"Pengemasan buah Pak," jawabnya lagi.
"Astaghfirullah ... Irfan ... hem ..." gumam Pak Suhadi terlihat geram.
"Pak Haji Saipul rumahnya mana to Fan?" tanya Pak Suhadi lagi.
"Dukuh Pinkan Pak," jawab Irfan.
"Kamu mau antar Bapak ke sana?"
"Ya enggak lah Pak, ya gak enak to aku sama Ari," jawab Irfan beralasan.
"Iya dah gak papa, makasih ya infonya."
Merasa telah mendapatkan kabar penting tentang anaknya lantas Pak Suhadi pun ngasih uang jajan kepada Irfan sebagai tanda terimakasih. Akan tetapi si Irfan menolak.
"Gak usah Pak makasih," tolak Irfan.
"Udah lah Fan Terima wong cuma dikit kok," bujuk Pak Suhadi.
Tapi Irfan tetap menolak dan akhirnya Pak Suhadi pun mengalah sambil menepuk pundak si Irfan, Pak Suhadi pun mengucapkan terimakasih dan langsung pamitan.
"Ya udah terimakasih ya Fan Bapak terus mau langsung jalan."
"Ya sama-sama."
Pak Suhadi pun langsung bergegas menuju Dukuh Pinkan tempat di mana Ari berada, dan setelah masuk di sana Pak Suhadi pun menghentikan Mobilnya di kerumunan Ibu-ibu yang lagi belanja di pedagang sayur keliling.
Pak Suhadi pun membuka kaca mobilnya dan langsung bertanya.
"Assalamu'alaikum Bu ... maaf mau numpang tanya ...."
"Waalaikumsalam ... Ya silakan? " jawab para ibu.
"Mau tanya Rumahnya Haji Saipul juragan buah mana ya? " tanya Pak Suhadi.
"Lurus aja Pak kira-kira 500 meter ada kantor pos rumahnya di sebelahnya situ."
"Oiya makasih ya Bu ...." ujar Pak Suhadi sambil menutup kaca mobilnya.
Dan sesaat kemudian sampailah mobil Pak Suhadi di depan rumah yang dimaksud, Pak Suhadi pun segera memarkir mobilnya di pinggir jalan dan Diapun langsung turun dari mobil, sambil mengawasi keadaan di dalam pagar rumah yang terlihat banyak orang di situ siapa tau anaknya, si Ari ada diantara mereka. Dan betul saja ia melihat anaknya tersebut tidak pakai baju sedang merokok sambil mewadahi buah jeruk ke dalam peti, dan kelihatannya Ari pun tidak mengetahui kalau Bapaknya sedang memperhatikannya.
Bersambung.
Seperti telah menemukan ide, tiba-tiba Yola melepas punya nya itu dan kemudian duduk, namun kali ini bukannya duduk di atas paha melainkan di atas perut Ari, namun dengan tidak terlalu menekankan posisi duduknya, karena khawatir akan membuat Ari sesak dan kesakitan.Dengan posisi seperti itu lalu Yola mengambil lotion yang tidak memiliki bau (sejenis minyak nabati) dari dalam tasnya, lalu dia melumuri barang Ari dengan lotion tersebut dan terus mengocoknya.Barang Ari yang sudah terlihat lemas itu terus dia remas-remas hingga akhirnya mulai terlihat bangkit lagi, Yola pun terus mulai mengocoknya perlahan.Sambil terus mengocoknya Yola pun melihat Ari yang sudah tidak sadarkan diri tersebut mulai meringis dan juga mendesis, tau kalau Ari bisa menikmati permainannya Yola pun semakin cepat dalam mengocoknya, hingga akhirnya Yola merasa kalau barang Ari mau mengeluarkan cairan kentalnya, lalu Yola pun mendekatkan barangnya ke barang Ari dan bermaksud
Sementara Ari benar-benar telah berada dalam pengaruh miras oplosan Yola, dia terlihat seperti sudah tidak berdaya lagi.Melihat Ari seperti itu Yola pun segera merebahkan jok yang di duduki Ari hingga sampai rata, lalu tanpa ragu lagi ia pun mulai menjamah seluruh tubuh Ari dengan tangan dan juga bibirnya.Cukup lama Yola menjamah tubuh Ari. Namun, seakan belum merasa puas dia pun mulai membuka baju Ari satu persatu, dimulai dari baju, kaos dalam, celana hingga menyisakan celana pendek dan celana dalam saja.Sedangkan Yola sendiri juga sudah melepas semua bajunya kecuali celana dalam dan pembungkus Gunung kembarnya.Lalu Yola bergerak aktif dan dia pun mulai menjamah lagi tubuh Ari secara langsung mulai dari kening, pipi, telinga, leher.Ketika mulai sampai mulut Yola pun berlama-lama di situ, Yola yang memang sejak tadi mengunyah permen mint kemudian memasukkan permen yang
Sayang seribu sayang pas Ari mau pesan jagung bakar pedagangnya bilang kalau jagungnya habis, tinggal satu."Ya udah gak papa lah bang satu saja," ucap Ari."Berapa duit bang?" tanya Ari."Alah wong cuma satu aja, ambil saja mas, gratis buat Mas," sahut pedagang.Sementara itu ketika tadi Ari mulai keluar dari mobil Yola pun terlihat memasukkan obat kuat kedalam dua botol miras yang belum dia kasih dan segera menyimpannya lagi.Begitu Yola selesai menyimpan miras tersebut, Ari pun datang dengan membawa satu buah jagung bakar."Nih cuma ada satu," ujar Ari sambil memberikan jagung bakar tersebut."Kok cuma satu, buat kamu mana?" tanya Yola."Udah buat kamu saja," jawab Ari.Lalu Yola pun nampak mulai memakan jagung bakar yang sudah dibumbui pedas manis itu, mungkin nikmat sekali rasa jagung b
Akhirnya mereka bertiga pun makan bareng, Ibu Yola masak semur pedas cumi-cumi dan sayur asem.Sementara itu si Sandi terlihat tidak ikut makan dia masih tiduran di depan televisi sambil ngemil buah kelengkeng."Sandi ... Udah to makan kelengkeng nya nanti sakit perut lo kalau kebanyakan ... Ayo sini oma suapi, makan bareng sama kak Ari sini lho ...." seru Ibu Yola.Dengan malasnya Sandi pun bergegas mendekati Omanya yang duduk bersebelahan dengan Yola, tantenya."Hiih, sana jangan deket-deket tante, jorok kamu, sana mandi dulu," seru Yola sambil terlihat mendorong Sandi dan menutupi hidungnya.Sandi pun terlihat merengek manja sembari minta perlindungan ke Omanya.Sambil disuapin, Sandi pun terlihat bertanya kepada Omanya."Oma, Mama kok belum pulang to ...." tanya Sandi kepada Omanya.&nb
Bukan cuma status sosial saja yang beda, masalah umur pun mereka terpaut lima tahun, ditambah Yola sendiri sudah menjadi janda beranak satu, pokoknya komplit lah sekat yang bikin dia jadi tambah sulit untuk bisa mendapatkan Ari.Pikiran Yola pun terus berkecamuk hingga tanpa terasa jika mereka telah kelewat dari rumahnya."Mana rumahmu Yol? Katanya gak jauh dari perempatan?" tanya Ari, dan Yola pun agak terkejut dan segera sadar kalau mereka telah terlewat."Oh maaf-maaf kayaknya udah terlewat, muter balik lagi dong," ucap Yola dengan muka sedikit malu."Yah ... Makanya jangan ngelamun dong ...." seru Ari."Iyaa maaf, tuh depan ada gardu PLN rumah ku di sebelah nya," sahut Yola.Akhirnya mereka berdua pun sampai di rumah Yola tepat pukul tiga lewat lima belas menit."Ayo turun," ajak Yola."Ayo," sahut Ari singkat.Ketika turun Yola pun cuma make celana pendek dengan tubuh ditutupi dengan
Tidak lama kemudian Ari pun terlihat keluar dari kantin sambil membawa snack dan air mineral, dengan agak terburu-buru Ari pun segera masuk ke dalam mobil."Lama ya?" ucap Ari bertanya."Gak juga, Oiya kira-kira nanti kita nyampe Malang jam berapa ya Ri?" tanya Yola."Tadi kita berangkat jam sebelas, karena kita lewat jalur yang aman dari Polisi, mungkin ya kira-kira jam tiga atau empat sore kita baru nyampe," terang Ari."Eh, kamu bawa miras ya?""Iyalah buat nyediain kamu," jawab Yola."Asik ...." timpal Ari sambil cengengesan."Mau nyobain?" tanya Yola."Boleh, setengah sloki saja," ucap Ari.."Iya lah, kebanyakan bisa mabok kamu ntar," balas Yola sambil menuang minuman ke dalam sloki."Nih," Yola pun mengulurkan sloki. 
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments