Home / Romansa / Noda Di Balik Hijab Humairah / Bab 1. Malam Kelam Penuh Luka

Share

Noda Di Balik Hijab Humairah
Noda Di Balik Hijab Humairah
Author: Mommy QieS

Bab 1. Malam Kelam Penuh Luka

Author: Mommy QieS
last update Last Updated: 2025-08-28 16:49:01

"Aku dimana?'" ucap Humairah terdengar lirih.

"Kamu bersamaku baby," sahut seorang pria yang baru saja keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Pria bertubuh tinggi kekar itu baru saja membersihkan diri setelah semalam bergelut dalam satu selimut hangat dengan gadis asing yang baru saja dilihatnya.

"M-maksud, Anda?'' Humairah tergagap. Ia menggeleng pelan sembari mengingat siluet kejadian yang telah ia lewati tadi malam.

Gadis cantik yang biasanya menutup seluruh tubuh dengan hijab itu sontak memijat kepalanya yang masih pusing efek pil biru yang ia minum dalam dosis tinggi saat acara party semalam.

Sumpah, Humairah ingin berteriak sekencang-kencang mungkin saat mengingat betapa semalam ia menikmati indahnya dosa dalam hubungan yang terlarang bersama pria yang tak halal untuk ia sentuh.

"Tidak! ini tidak mungkin!''

Humairah tetap menyangkal atas apa yang terjadi. Ia berharap ini hanya sebuah mimpi belaka. Tetapi, pada kenyataannya ia adalah sang pelaku utama, terjerat cinta satu malam dengan seorang pemuda asing yang sama sekali tidak ia kenali.

"Ini nyata, Nona! Anda tertidur di ranjangku! aku minta maaf atas kejadian semalam. Jika terjadi apa-apa denganmu hubungi aku!" ungkap pria bewokan tersebut sambil memberikan kartu namanya pada Humairah yang masih belum sadar sepenuhnya dari mimpi buruk semalam.

"Anda bisa bersikap setenang ini setelah apa yang terjadi, Tuan. Apa anda sadar jika telah merusak masa depan seorang gadis!" teriak Humairah dengan berapi-api.

"Semalam kita sama-sama menikmatinya. Aku tidak punya waktu untuk berdebat. Jadwal meeting ku sangat padat. Jika kau butuh uang sebagai kompensasi, silakan ambil ini!'' ucap pria tampan itu sembari memberikan kartu limited pada Humairah.

"Aku bukan wanita murahan yang bisa kamu beli dengan uang. Anda harus mempertanggungjawabkan segala apa yang terjadi! aku ingin kehormatanku kembali!" teriak Humairah seperti orang gila.

Air mata gadis cantik itu luruh sudah saat melihat nod4 merah di seprai, tempat ia bergelut dengan pria asing tersebut. Netranya pun tertuju pada kartu nama pria yang telah merusak masa depan hidupnya.

Sekujur tubuh Humairah bergetar hebat saat melihat nama pria asing tersebut. Dia sama sekali tidak menyangka jika tertidur dalam ranjang p4nas sang CEO tempat di mana ia bergelut dalam dunia pekerjaan barunya.

"Abian Shaheer El Barra! ini tidak mungkin!"

Netra Humairah semakin memanas. Air mata gadis itu pun luruh sudah. Apa kata dunia jika anak seorang penjual roti bakar sepertinya dapat bergelut dengan pria asing sekelas pimpinan perusahaan mereka.

"Abba, Umma. Maafkan putrimu ini!" batin gadis yang memang menempuh jenjang kuliah lewat jalur bea siswa berprestasi. Ia sangat malu jika seluruh dunia mengetahui jika kini dirinya telah ternoda.

Malam kelam penuh luka itu telah merusak masa depan hidupnya, membuat Humairah merasa tertekan dan terpuruk oleh keadaan. Gadis itu sangat malu jika nanti aib tersebut terbongkar di hadapan khalayak ramai.

"Hiks ... hiks ... hiks. Ambil saja nyawa hamba ya Rabb! hamba rela daripada membuat malu kedua orang tua hamba," isak Humairah dengan rintihan tak terbendung.

"Dunia ini terlalu sempit jika kau ingin mati cepat. Bisa saja minum racun atau gantung diri sekalian! tapi, apa itu bisa merubah segala sesuatu yang terjadi. Aku baru melihat wanita sekolot dirimu," kekeh Abian dengan santainya.

Baru berhadapan dengan Humairah pria berusia tiga puluh tahun itu tersenyum. Padahal, hari -harinya penuh dengan keseriusan, ketegasan dan sifat dingin yang sukar dicairkan oleh siapapun.

Bisa dibilang Humairah adalah gadis yang beruntung bisa mendapatkan senyuman manis dari pria berwajah dingin tersebut. Pria yang selalu tegas dalam segala hal. Tak ingin ada satu pun kesalahan saat bergelut dalam dunia bisnis dan pekerjaan.

Pria berahang tegas tersebut malah dengan elegan duduk di samping tempat tidur Humairah yang kini masih bergelut dalam selimut. Hatinya terketuk ingin membersamai gadis lugu yang telah mempersembahkan kesucian pada dirinya semalam.

"Anda pikir ini lelucon! oh, saya tahu Anda sengaja menjebak saya di sini! Sehingga saya bisa menjadi pemu4s n4fsu anda! saya baru tahu jika pimpinan perusahaan CV Abian Farma Jaya adalah seorang pria mesum!" teriak Humairah sembari memukul kasar pundak pria bertubuh tinggi kekar di sampingnya tersebut.

"Jangan sampai berita ini tersebar ke publik! kau sendiri yang akan malu dan menanggung akibatnya. Ternyata kamu adalah salah satu staf karyawan di sini!" bisik Abian sembari menatap tajam pada wajah cantik Humairah yang semalam sempat membuatnya mengerang penuh kenikm4tan.

"Dasar pecundang! kau pikir aku serendah itu memanfaatkan keadaan. Anggap saja peristiwa semalam tidak pernah terjadi di antara kita. Aku pun akan menyelesaikan pekerjaanku yang tinggal satu bulan lagi di perusahaanmu! Aku hanya karyawan yang baru masa uji coba kerja. Setelah tiga bulan berlalu, jangan berharap aku akan menampakkan wajah di perusahaanmu!" ketus Humairah sembari melemparkan kartu nama dan kartu hitam yang diberikan Abian padanya.

"Hahaha, dimana-mana wanita menyukai uang dan kemewahan. Baru kamu gadis yang aku temui tidak gila ketenaran."

Abian tertawa lepas. Dia pun segera menghubungi asistennya agar segera menjemputnya di hotel. Terlalu lama berada dalam satu ruangan dengan Humairah membuat pria tampan itu kehilangan waras sendiri. Pasalnya, sang gadis selalu menolak kebaikannya.

"Aku tidak butuh uangmu, Tuan. Anda terlalu percaya diri! anggap saja kita tidak pernah saling mengenal. Ini hanyalah kesalahpahaman! saya tidak ingin berurusan dengan crazy rich yang kerapkali merendahkan rakyat kecil!" tekan Humairah.

Gadis itu pun menyelimuti seluruh tubuhnya. Ia lebih memilih menjauh dari Abian. Tetapi, pria tersebut justru semakin merapat padanya.

"Aku yakin setelah pergelutan kita semalam kamu tidak akan bisa berjalan dengan sempurna," kekeh Abian.

Pria bertubuh tinggi kekar itu tanpa ragu sedikitpun mengangkat tubuh mungil Humairah dan membawanya menuju kamar mandi. Ia tidak peduli jika gadis itu berteriak histeris. Karena ruangan kamar president suit tersebut sudah kedap suara, jadi tidak ada satu orang pun yang dapat mendengar teriakan Humairah.

"Le-lepas, kita bukan mahram!" teriak Humairah sembari memukul dada bidang pria berdasi tersebut.

"Mau mahram atau tidak yang penting semalam kita sudah bersentuhan!" ungkap pria yang belum pernah sekalipun menyungkurkan kening di atas sajadah sejak usianya beranjak baligh hingga dewasa.

"Dasar pria gil4!" teriak Humairah saat tubuh mungilnya sudah dihempaskan oleh Abian ke dalam bathtub.

"Aku memang bukan pria yang baik-baik yang mengenal asas ke-Tuhanan. Bagiku TIME Is MONEY! Kau beruntung karena mendapat perhatian dariku," bisik Abian dengan meninggalkan Humairah yang kini sedang terisak di dalam bathtub.

Abian berjalan penuh elegan. Ia kini sudah keluar dari dalam kamar hotel yang telah memberikannya kehangatan dalam satu malam.

"Jangan harap kau bisa lepas dariku baby!" gumam Abian sembari mengenakan kaca mata hitam yang kini bertengger manis di hidungnya.

"Ya Allah aku ingin mati saja!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 11. Tertidur Di Ranjang Sang CEO

    Humairah pun tak sanggup menahan kantuknya. Dia pun akhirnya tertidur di ranjang sang CEO. Niat hati ingin kembali pulang tidak terlaksanakan gadis itu justru terlelap bak putri tidur. "Kamu cantik sekali, Baby. Demi apapun aku harus bisa mendapatkanmu. Di sini akan ku pastikan lahir benihku. Dengan begini aku bisa lepas dari wanita ular itu. Toh, baru pertunangan dan rancangan pernikahan. Belum ijab qobul juga." Abian berbicara sendiri. Ia pun duduk di samping Humairah yang sedang terlelap. Diusapnya pipi mulus gadis yang telah memberikannya keh4ngatan semalam. Senyuman tipis terbingkai indah di bibir Abian. Rasanya ia ingin kembali mengulang indahnya cinta semalam. Cuppp. Kecupan lembut pun menempel di bibir ranum Humairah. Dia tidak menyadari jika Abian kembali mencuri kecupannya. Abian yâng awam dalam ilmu agama tidak memahami jika apa yang ia lakukan tersebut adalah dosa besar karena menyentuh wanita yang tak halal untuk dia sentuh. "Aku harus menjadikannya tawanank

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 10. Diam-diam Mengagumi Humairah

    Humairah merasakan jantungnya berdebar kencang saat tak sengaja kedua telapak tangannya menyentuh dada bidang Abian yâng begitu sigap menarik tubuhnya agar tidak ambruk ke lantai. Dunia bagaikan dejavu saat tatapan keduanya saling bertemu pandang. Siluet kehangatan satu malam kembali terngiang di benak dua insan yang belum halal saling meluahkan tersebut. "Sepertinya aku sudah gila!" bisikan hati Humairah. Rasanya gadis itu ingin sekali menghilang ke planet mars. Dia cukup malu tinggal di muka bumi saat pikiran mesum terlintas dalam benaknya. "Apa artinya hijab yang aku kenakan, jika itu tak mampu menjaga marwahku sebagai wanita muslimah. Siang malam aku sujud di atas sajadah mengagungkan nama sang pencipta, nyatanya hatiku kotor karena percikan noda dosa yang tidak bisa aku hapuskan begitu saja dari hidupku," batin Humairah penuh sesal. Gadis itu pun kembali menyadari kemelut satu malam yang terjadi semalam. Sehingga rasa kagum terhadap Abian barusan tertutupi oleh kebenci

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 9. Biang Kerok Di Balik Malam Party

    "Itu suara apa?" tanya Celline yang baru akan melangkahkan kakinya keluar pintu. "Bukan apa-apa. Sekarang kau pergilah!" Abian menggertak Celline agar segera meninggalkannya. "Ta-tapi, aku harus melihat keadaan di dalam ruangan pribadimu. Jangan bilang kamu_ "Jangan berpikir terlalu jauh! Sekarang pergilah! kau bebas melakukan sesuatu sesuka hatimu," ujar Abian dengan raut wajah tenang. Padahal, Abian tidak ingin Celline sampai mengetahui jika di dalam ruangannya ada Humairah. Gadis yang semalam sudah membangkitkan gairahnya berkali-kali lipat. "Aku harap kamu bisa menjaga hati dan pandangan hanya untukku. Ingat! Aku calon istrimu. Sebentar lagi kita akan menikah." Celline memberikan sebuah ancaman pada Abian. Namun sayang sekali pria itu tetap terlihat tenang. Celline pun pergi dengan perasaan kesal. Dia merasa gagal karena belum bisa mengambil ciuman Abian. "Awas saja, aku akan mencari cara untuk bisa tidur satu ranjang denganmu, Mas. Semalam aku gagal membersamaimu.

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 8. Tidak Cinta Tapi Cemburu

    "Ini tetap menjadi urusanku, Mas. Kamu adalah calon suamiku. Itu berarti aku harus tahu siapa saja wanita yang masuk ke ruang kerjamu selain sekretaris Fransiska," tekan Celline dengan perasaan kesal terhadap Abian. "Jika kamu hanya ingin mengusik pekerjaanku, lebih baik kamu keluar saja! Banyak berkas-berkas yang harus aku tanda tangani hari ini." Abian terlihat tenang. Dia sama sekali tidak takut andai kata Celline mengakhiri pertunangan mereka dengan baik-baik. "Aku tidak akan pergi sebelum kamu jujur mengenai wanita yang kini kau jadikan rekan kerja istimewa tersebut. Aku mendengar dari orang lain jika kamu menjadikan karyawan wanita sebagai sekretaris bayanganmu." Celline masih bersikeras agar Abian memberikan penjelasan yang akurat padanya. "Aku di sini adalah seorang pimpinan perusahaan. Aku berhak mempekerjakan siapapun di sini. Kamu atau siapapun tidak berhak untuk mencampuri urusan pekerjaanku. Lagian kita pun belum menikah. Jadi, kau tidak punya hak membatasi pekerj

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 7. Kecemburuan Abian

    "Apa yang terjadi!" seru Abian. Dia pun menyusul Humairah menuju ruang khusus dapur pribadinya. Pria bewokan tersebut nampak terkejut saat melihat Humairah tergeletak di dapur. Untung saja gadis tersebut belum sempat menyeduh air panas. Kalau tidak mungkin dia akan ketumpahan air tersebut, karena tiba-tiba ambruk. "Gadis itu! Dia pingsan!" Abian gegas mengangkat tubuh mungil Humairah. Hatinya tak rela jika melihat gadis yang telah menyentuh hatinya tersebut terkapar. "Bangun, Baby! Mengapa kamu suka sekali membuat spot jantungku? Maafkan aku karena telah mengabaikanmu. Aku tidak bermaksud membuatmu terlalu kelelahan!'' Abian nampak menyesali perbuatannya. Dia pun menepuk-nepuk pipi Humairah berkali-kali. Tetapi, gadis itu tetap memejamkan matanya. "Jika saja kamu tidak berkeras hati. Tentu tidak begini jadinya. Aku minta maaf," ungkap pria sombong itu sembari meletakkan tubuh Humairah di atas kasur yang ada di kamar pribadinya. Abian mengecup lembut kening Humairah. Dia begi

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 6. Obsesi Ingin Memiliki

    Humairah histeris, dia benar-benar emosi saat CEO arogan itu menciumnya tanpa perasaan. Dia merasa harga dirinya diinjak-injak oleh Abian. "Kamu yang memulai memancing amarahku. Jadi, mulai detik ini kamu adalah milikku," ucap Abian sesuka hatinya. Obsesi ingin memiliki gadis yang telah memberikannya kehangatan semalam, membuat Abian tak bisa melupakan kemanisan yang telah mereka ciptakan di luar kesadaran tersebut. "Jangan bermimpi! Aku sudah mempunyai calon suami. Sama sepertimu yâng juga sudah memiliki calon istri. Tolong jangan menganggu kenyamanan hidupku! Aku pun akan melakukan hal yang sama. Lupakan segala hal yang sudah terlanjur terjadi," tekan Humairah sembari mengusap bibirnya yang basah bekas sentuhan Abian. "Calon suamimu pun tidak akan sudi jika menikahi wanita yang ternoda. Apalagi di dalam sini akan bertumbuh calon buah hati kita," kekeh Abian. Pria tampan itu sebenarnya sangat kecewa lantaran Humairah tak menerima sedikitpun apa yang ia tawarkan. Gadis tersebut

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status