Home / Romansa / Noda Di Balik Hijab Humairah / Bab 2. Tidak Ingin Diratukan CEO Gila

Share

Bab 2. Tidak Ingin Diratukan CEO Gila

Author: Mommy QieS
last update Last Updated: 2025-08-28 23:25:22

Humairah terisak sembari mengusap noda merah yang melekat di tubuhnya. Dia merasa sangat jijik saat melihat begitu banyak tanda merah yang ditinggalkan oleh Abian di kulit putih mulusnya.

"Hamba sudah kotor ya Rabb! Bisa-bisanya aku terjebak h4srat panas dengan pria mesum tersebut. Apa yang harus aku lakukan setelah ini? Masa depanku sudah hancur."

Gadis cantik itu terus menyabuni sekujur tubuhnya. Tetapi tetap saja jejak noda satu malam tersebut membekas nyata tanpa bisa untuk ia hapuskan dari hati dan pikirannya.

"Ya Allah, siapa yang telah menjebak hamba? Aluna kemana? Mengapa dia meninggalkan aku sendirian di hotel?" gumam Humairah. Ia pun mengingat-ingat siluet kejadian semalam.

"Arghhhhh, ini sangat menjijikkan sekali!" kenang Humairah saat mengingat betapa semalam permainannya dengan pria dewasa tersebut begitu sangat menggil4.

Humairah pun menyirami sekujur tubuhnya dengan air shower yang begitu sangat dingin. Ia bahkan tidak menyadari jika sudah dua jam berada di dalam kamar mandi.

Tubuh gadis cantik itu terlihat kedinginan. Bibirnya pun terlihat sangat pucat dan membiru. Ia terlihat kacau balau.

"Aku tak pantas mengenakan hijab! aku sudah ternoda," isak Humairah sembari mematut wajahnya di cermin yang ada di dalam kamar mandi.

Gadis malang itu pun keluar dari kamar mandi dalam keadaan mata sembab. Ia pun terkejut karena di atas ranjang king size tersebut ada sebuah paperbag berisi pakaian muslimah yang dibelikan oleh Abian melalui asisten pribadinya.

"Apa ini?" gumam Humairah dengan mengernyitkan dahi. Ia pun tak berniat untuk menyentuh barang yang ia yakini bukan miliknya. Gadis itu lebih memilih meratapi nasib buruknya.

"Aku benar-benar sudah kotor!" teriak Humairah sembari memukul dadanya sendiri.

Berbeda dengan Humairah yang sedang kebingungan meratapi nasib buruknya. Abian justru mati-matian memikirkan tentang kemelut satu malam di antara mereka semalam. Ia bahkan tidak bisa melupakan gadis yang telah memberikannya kehangatan tersebut.

"Kau yakin gadis itu masih hidup?" tanya Abian saat sudah berada dalam ruang kerjanya.

"Masih, Tuan. Saya sudah mengerahkan pelayan hotel untuk mengawasinya. Di dalam kamar tersebut sudah dipasangkan CCTV yang terhubung dengan ponsel tuan," ungkap Reza Mahardika asisten setia Abian.

"Bagus! kau kerahkan pengawal untuk mengawasi pergerakannya. Wanita itu kini dalam pengawasanku. Aku ingin memastikan apakah ada benihku yang tertanam di rahimnya. Semalam kami tidak menggunakan pengaman ketika melakukannya," terang Abian tanpa sedikitpun rasa malu saat berbagi cerita pada asisten pribadinya tersebut.

"Astaghfirullah, jadi Anda benar-benar menidvri gadis tersebut, Tuan? Bagaimana dengan nona Celline? Bukankah sebentar lagi kalian akan menikah? Bagaimana mungkin anda masih ingin bermain dengan wanita idaman lain?" tanya Asisten Reza sembari memijat kepalanya yang sakit gara-gara memikirkan Abian.

"Ini adalah urusan pribadiku. Jika memang dia mengandung anakku, ini bisa menjadi alasanku membatalkan pertunangan dengan Celline. Aku tidak mencintainya. Dia adalah jodoh pilihan papa dan mamaku terkait urusan bisnis. Sudah kukatakan dari sejak mula aku tidak suka dijodoh-jodohkan." Abian mengoceh panjang lebar sembari menopang tangan di dagunya.

Pria itu lebih memikirkan Humairah ketimbang memikirkan wanita yang telah menjadi tunangannya satu bulan yang lalu. Dia bahkan memperhatikan Humairah yang sedang meratapi kebodohannya di depan cermin.

"Seumur hidupku baru kali ini aku melihat wanita sepolos dirinya. Di mana-mana wanita pasti menyukai tidur dengan pria tampan dan crazy rich sepertiku. Dia malah menangis meratapi nasib. Dasar wanita bodoh!" umpat Abian sembari tersenyum memandangi wajah cantik Humairah yang terlihat pucat pasi melalui ponsel yang terhubung dengan CCTV yang ada di kamar hotel tempat ia dan Humairah bergelut semalam.

"Saya rasa Anda sudah hilang akal sehat, Tuan muda. Tuan Lucas dan nyonya besar pasti akan mengutuk keteledoran anda," ucap Reza dengan terus mengingatkan Abian yang kini sedang memperhatikan gerak-gerik Humairah yang dari sejak tadi masih meratapi nasib.

"Ikuti saja arahanku, yakinlah semuanya akan baik-baik saja. Kau hanya perlu tutup mulut dan mencari bukti siapa yang telah menjebak ku sehingga berdua dalam satu selimut dengan gadis malang itu!" ungkap Abian sembari mengusap bulu-bulu halus yang menghiasi di sekitaran wajahnya.

"Baik, Tuan. Saya akan mencari bukti yang akurat terkait kasus yang menimpa tuan dengan gadis tersebut. Ternyata dia hanya karyawan biasa yang ditempatkan di bagian gudang untuk mencatat barang-barang keluar masuk bersama temannya Aluna. Mereka baru dua bulan bekerja di perusahaan kita," ungkap Reza sembari membaca detail tentang seluk-beluk Humairah.

"Besok tempatkan dia menjadi sekretaris bayanganku," ucap Abian sekenanya.

"Baik, Tuan. Jadi, di perusahaan ini sekarang ada yang namanya sekretaris bayangan?" tanya Reza. Pria tampan dengan wajah bersih tanpa noda tersebut mendadak bodoh saat mendengar perintah Abian.

"Di sini aku pimpinannya, kau hanya perlu patuh saja. Utus seseorang untuk menjemput wanita itu di hotel. Hari ini dia harus masuk kerja. Tidak ada yang namanya libur atau hari cuti karena sakit," titah Abian sesuka hatinya.

"Astaghfirullah, Anda memang tidak punya hati, Tuan Abian. Gadis itu menderita karena ulahmu, tetapi kau malah menyakitinya sesuka hatimu. Aku jadi curiga jika warasmu sedang tidak berfungsi dengan baik," ucap Reza keceplosan.

"Kau mau gajimu kupotong lima puluh persen dari sekarang?" ancam Abian sembari bersila kaki di kursi kebesarannya.

"Tidak, Tuan. Saya akan segera mengerahkan orang untuk menjemput nona Humairah." Reza pun gegas menghubungi seseorang yang ia tugaskan untuk mengawasi pergerakan Humairah yang sedang meratapi diri sendiri.

***

Di kamar hotel president suit. Humairah masih mematung. Gamis yang ia kenakan semalam sudah terkoyak. Bahkan hijabnya pun sudah tak beraturan akibat sobekan Abian yang terlalu bern4fsu padanya.

Humairah menjadi bingung sendiri harus mengenakan pakaian apa. Sehingga kehadiran seorang pelayan hotel yang ditugaskan untuk mengawasinya hadir menyapa gadis yang sedang termangu tersebut.

"Paperbag ini milik anda, Nona. Silakan digunakan! Semua ini adalah titipan dari tuan Abian. Bahkan kamar hotel ini sudah menjadi miliknya dan juga milik nona," ungkap pelayan tersebut dengan begitu sangat hati-hati.

"Apa? dasar CEO gila!" umpat Humairah yang tak mampu untuk membendung kekesalannya.

"Kami mohon anda jangan menolak nona! Tuan Abian bukan orang sembarangan. Anda beruntung diratukan olehnya. Tak ada satupun wanita yang berani mendekatinya. Bahkan, wanita yang menjadi calon tunangan tuan Abian pun tak berani menggodanya," ungkap pelayan tersebut tanpa ragu.

"Jadi, dia sudah mempunyai tunangan?" tanya Humairah dengan raut wajah kesalnya.

"Sudah, Nona! Tapi, saya harap nona harus bisa menjaga privasi ini!" pinta sang pelayan dengan wajah penuh kekhawatiran.

"Anda tenang saja, saya bukanlah wanita yang mudah terpengaruh oleh ketenaran atau harta berlimpah. Ya sudah jika dia sudah memiliki calon istri itu lebih baik. Kedepannya hidupku akan aman, dan satu lagi katakan pada tuanmu, aku tidak ingin diratukan oleh CEO gila, apalagi menjadi wanita simpanannya, itu tidak akan pernah terjadi!" sangkal Humairah sembari mengambil paper bag berisi pakaian muslimah yang dibelikan oleh Abian.

"Maaf Nona, sebentar lagi akan ada sopir yang akan menjemput nona. Anda sudah terlambat datang ke kantor hari ini," ucap pelayan tersebut mengikuti instruksi yang diberikan oleh asisten Reza lewat sambungan ponsel sebelum ia masuk menemui Humairah.

"Beraninya dia mengatur hidupku! Dia telah menghancurkan kehormatanku, tega sekali tetap memaksaku bekerja dalam keadaan seperti ini!'' oceh Humairah dengan raut wajah kesal.

"Maaf, Nona. Ini perintah!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 11. Tertidur Di Ranjang Sang CEO

    Humairah pun tak sanggup menahan kantuknya. Dia pun akhirnya tertidur di ranjang sang CEO. Niat hati ingin kembali pulang tidak terlaksanakan gadis itu justru terlelap bak putri tidur. "Kamu cantik sekali, Baby. Demi apapun aku harus bisa mendapatkanmu. Di sini akan ku pastikan lahir benihku. Dengan begini aku bisa lepas dari wanita ular itu. Toh, baru pertunangan dan rancangan pernikahan. Belum ijab qobul juga." Abian berbicara sendiri. Ia pun duduk di samping Humairah yang sedang terlelap. Diusapnya pipi mulus gadis yang telah memberikannya keh4ngatan semalam. Senyuman tipis terbingkai indah di bibir Abian. Rasanya ia ingin kembali mengulang indahnya cinta semalam. Cuppp. Kecupan lembut pun menempel di bibir ranum Humairah. Dia tidak menyadari jika Abian kembali mencuri kecupannya. Abian yâng awam dalam ilmu agama tidak memahami jika apa yang ia lakukan tersebut adalah dosa besar karena menyentuh wanita yang tak halal untuk dia sentuh. "Aku harus menjadikannya tawanank

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 10. Diam-diam Mengagumi Humairah

    Humairah merasakan jantungnya berdebar kencang saat tak sengaja kedua telapak tangannya menyentuh dada bidang Abian yâng begitu sigap menarik tubuhnya agar tidak ambruk ke lantai. Dunia bagaikan dejavu saat tatapan keduanya saling bertemu pandang. Siluet kehangatan satu malam kembali terngiang di benak dua insan yang belum halal saling meluahkan tersebut. "Sepertinya aku sudah gila!" bisikan hati Humairah. Rasanya gadis itu ingin sekali menghilang ke planet mars. Dia cukup malu tinggal di muka bumi saat pikiran mesum terlintas dalam benaknya. "Apa artinya hijab yang aku kenakan, jika itu tak mampu menjaga marwahku sebagai wanita muslimah. Siang malam aku sujud di atas sajadah mengagungkan nama sang pencipta, nyatanya hatiku kotor karena percikan noda dosa yang tidak bisa aku hapuskan begitu saja dari hidupku," batin Humairah penuh sesal. Gadis itu pun kembali menyadari kemelut satu malam yang terjadi semalam. Sehingga rasa kagum terhadap Abian barusan tertutupi oleh kebenci

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 9. Biang Kerok Di Balik Malam Party

    "Itu suara apa?" tanya Celline yang baru akan melangkahkan kakinya keluar pintu. "Bukan apa-apa. Sekarang kau pergilah!" Abian menggertak Celline agar segera meninggalkannya. "Ta-tapi, aku harus melihat keadaan di dalam ruangan pribadimu. Jangan bilang kamu_ "Jangan berpikir terlalu jauh! Sekarang pergilah! kau bebas melakukan sesuatu sesuka hatimu," ujar Abian dengan raut wajah tenang. Padahal, Abian tidak ingin Celline sampai mengetahui jika di dalam ruangannya ada Humairah. Gadis yang semalam sudah membangkitkan gairahnya berkali-kali lipat. "Aku harap kamu bisa menjaga hati dan pandangan hanya untukku. Ingat! Aku calon istrimu. Sebentar lagi kita akan menikah." Celline memberikan sebuah ancaman pada Abian. Namun sayang sekali pria itu tetap terlihat tenang. Celline pun pergi dengan perasaan kesal. Dia merasa gagal karena belum bisa mengambil ciuman Abian. "Awas saja, aku akan mencari cara untuk bisa tidur satu ranjang denganmu, Mas. Semalam aku gagal membersamaimu.

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 8. Tidak Cinta Tapi Cemburu

    "Ini tetap menjadi urusanku, Mas. Kamu adalah calon suamiku. Itu berarti aku harus tahu siapa saja wanita yang masuk ke ruang kerjamu selain sekretaris Fransiska," tekan Celline dengan perasaan kesal terhadap Abian. "Jika kamu hanya ingin mengusik pekerjaanku, lebih baik kamu keluar saja! Banyak berkas-berkas yang harus aku tanda tangani hari ini." Abian terlihat tenang. Dia sama sekali tidak takut andai kata Celline mengakhiri pertunangan mereka dengan baik-baik. "Aku tidak akan pergi sebelum kamu jujur mengenai wanita yang kini kau jadikan rekan kerja istimewa tersebut. Aku mendengar dari orang lain jika kamu menjadikan karyawan wanita sebagai sekretaris bayanganmu." Celline masih bersikeras agar Abian memberikan penjelasan yang akurat padanya. "Aku di sini adalah seorang pimpinan perusahaan. Aku berhak mempekerjakan siapapun di sini. Kamu atau siapapun tidak berhak untuk mencampuri urusan pekerjaanku. Lagian kita pun belum menikah. Jadi, kau tidak punya hak membatasi pekerj

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 7. Kecemburuan Abian

    "Apa yang terjadi!" seru Abian. Dia pun menyusul Humairah menuju ruang khusus dapur pribadinya. Pria bewokan tersebut nampak terkejut saat melihat Humairah tergeletak di dapur. Untung saja gadis tersebut belum sempat menyeduh air panas. Kalau tidak mungkin dia akan ketumpahan air tersebut, karena tiba-tiba ambruk. "Gadis itu! Dia pingsan!" Abian gegas mengangkat tubuh mungil Humairah. Hatinya tak rela jika melihat gadis yang telah menyentuh hatinya tersebut terkapar. "Bangun, Baby! Mengapa kamu suka sekali membuat spot jantungku? Maafkan aku karena telah mengabaikanmu. Aku tidak bermaksud membuatmu terlalu kelelahan!'' Abian nampak menyesali perbuatannya. Dia pun menepuk-nepuk pipi Humairah berkali-kali. Tetapi, gadis itu tetap memejamkan matanya. "Jika saja kamu tidak berkeras hati. Tentu tidak begini jadinya. Aku minta maaf," ungkap pria sombong itu sembari meletakkan tubuh Humairah di atas kasur yang ada di kamar pribadinya. Abian mengecup lembut kening Humairah. Dia begi

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 6. Obsesi Ingin Memiliki

    Humairah histeris, dia benar-benar emosi saat CEO arogan itu menciumnya tanpa perasaan. Dia merasa harga dirinya diinjak-injak oleh Abian. "Kamu yang memulai memancing amarahku. Jadi, mulai detik ini kamu adalah milikku," ucap Abian sesuka hatinya. Obsesi ingin memiliki gadis yang telah memberikannya kehangatan semalam, membuat Abian tak bisa melupakan kemanisan yang telah mereka ciptakan di luar kesadaran tersebut. "Jangan bermimpi! Aku sudah mempunyai calon suami. Sama sepertimu yâng juga sudah memiliki calon istri. Tolong jangan menganggu kenyamanan hidupku! Aku pun akan melakukan hal yang sama. Lupakan segala hal yang sudah terlanjur terjadi," tekan Humairah sembari mengusap bibirnya yang basah bekas sentuhan Abian. "Calon suamimu pun tidak akan sudi jika menikahi wanita yang ternoda. Apalagi di dalam sini akan bertumbuh calon buah hati kita," kekeh Abian. Pria tampan itu sebenarnya sangat kecewa lantaran Humairah tak menerima sedikitpun apa yang ia tawarkan. Gadis tersebut

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status