Share

Noda Pernikahan Sang Selebritis
Noda Pernikahan Sang Selebritis
Penulis: Dandelion

Bab 1. Bali, Malam dan Red Wine

“Jadi, kau sungguh akan pergi dariku?” tanya seorang wanita cantik dengan air mata yang ada sudah mengisi setiap relung matanya.

“Maafkan aku, aku tidak bisa mempertahankan kisah cinta kita. Aku harus menikah dengan wanita pilihan kedua orang tuaku. Selamat tinggal,” balas seorang pria yang menggunakan jas lengkap berdasi.

“Tidak. Aku mohon jangan pergi! Lantas bagaimana denganku?” tanya si wanita yang menggenggam erat tangan si pria.

Si pria menghempaskan genggaman tangan wanitanya dan kemudian berkata dengan lirih, “Maaf.”

Wanita cantik itu berlutut melepaskan kepergian sang kekasih, dia menangis terisak seorang diri di pinggir jalan tanpa memperdulikan banyaknya orang yang berlalu lalang di sekitarnya. Wanita berambut panjang itu merasakan sakit yang begitu luar biasa di dalam hatinya dan sesak di dalam dadanya, dia masih tidak menyangka seorang kekasih yang sudah menjalin hubungannya sejak lama meninggalkannya karena terhalang restu kedua orang tuanya.

“CUT!”

Sang Sutradara berteriak memberikan tanda mengakhiri sebuah film yang berjudul ‘CINTA BEDA AGAMA’ yang diperankan oleh Ayana Birdie selaku pemeran Utama. Semua orang dan Crew bersorak dan bertepuk tangan, mereka sangat puas dengan akting yang dilakukan oleh Ayana dan lawan main prianya.

“Terima kasih atas kerja samanya!” teriak Ayana.

Dia adalah Ayana Birdie usianya menginjak 25 tahun tepat tahun ini. Saat ini Ayana tengah mengakhiri film layar lebar yang dia perankan. Lega yang sekarang dirasakan oleh Ayana, setelah hampir 6 bulan kurang lebih dia dan para Crew menggarap film tersebut akhirnya selesai dan yang paling membuat Ayana bahagia mereka semua mengakhiri filmnya di Bali dengan baik.

“Mbak Ayana, Pak Sutradara mengundang kita semua ke acara makan malanya besok,” kata Septha.

“Ok. Setelah aku lihat jadwalku sampai 2 hari ke depan kosong.”

“Serius, sudah Mbak tanyakan kepada Mbak Hanna?” tanya Septha.

“Sudah.”

Ayana memiliki Asisten pribadi namanya Septha dan juga Manager yang bernama Hanna atau sering Ayana sapa dengan sebutan Mbak Hana. Mereka berdua adalah partner kerja Ayana, selama Ayana berkarir menjadi seorang Selebritis mereka berdua adalah orang yang paling mengerti diri Ayana dan semua keadaannya.

“Malam ini aku ingin istirahat,” kata Ayana kepada Septha dan juga Mbak Hanna.

Mereka berdua mengerti ketika Ayana meminta untuk istirahat, berarti tidak ada yang boleh menganggunya. Malam ini Sang Selebritis itu ingin menghabiskan waktunya di kamar Hotel, ditemani minuman favoritnya yaitu red wine. Dia sengaja memilih sebuah kamar yang menghadap langsung ke sebuah laut agar dia bisa merasakan belaian lembut angin pantai yang selalu menenangkan hatinya.

Karir yang sudah Ayana jalani hampir 7 tahun ini pada akhirnya berpihak kepadanya. Karir Ayana sedang berada di puncaknya tahun ini, dia mendapatkan beberapa penghargaan dari Pansos Award dan dia juga mendapatkan banyak tawaran pekerjaan, baik menjadi bintang iklan, endorse, dan banyak lainnya. Ayana bersyukur dan dia berjanji akan menjaga citranya dengan baik.

“Apapun yang akan terjadi, aku harus mempertahankan semuanya. Tidak mudah untuk aku mencapai di titik ini,” gumam Ayana.

Siapa bilang untuk menggapai titik saat ini Ayana hanya berleha-leha tanpa adanya perjuangan. Dulu, sebelum Ayana diterima di salah satu film sinetron meskipun hanya untuk menjadi figuran atau pemain pendukung membutuhkan perjuangan yang sangat ekstra. Setelah mengantre lama, panjang dan panas untuk casting, tidak akan membuat dirinya langsung di terima untuk menjadi seorang figuran ada kalanya di tolak dan Ayana pernah mengalaminya hampir beberapa kali.

***

Tujuh Tahun yang lalu

“Ayah kan sudah bilang. Setelah lulus kuliah lebih baik kamu cari kerja yang bener. Jangan ikut casting sana-sini tapi hasilnya nihil,” gerutu Ayah Ayana yang mengetahui casting anak perempuanya kembali ditolak.

“Tapi Ayah, Aya hanya ingin menjadi Artis. Noh kaya Rafi Ahmad atau enggak kaya Anya Geraldine,” balas Ayana sambil menunjuk televisi yang ada Rafi Ahmad di acara televisi tersebut.

“Lah mereka mah cakep! Elu mah anak Ayah. Muka ayah sama Ibu elu aja segini-gini aja. Udah kagak cocok elu jadi Artis,” timpal Amar atau ayah kandung Ayana.

Meskipun Amar selalu bilang begitu Ayana yakin dia adalah wanita cantik yang telah beruntung lahir dari kedua orang tua hebat seperti mereka. Ya…, meskipun kata ayahnya ‘mukanya segini-gini aja’, tapi tidak sedikit orang yang mengatakan kalau Ayana adalah wanita yang cantik. Ayana memiliki rambut yang panjang berwarna hitam, kulitnya yang putih meskipun belum mulus, bola matanya berbinar warna coklat dan tubuhnya pun semampai. Ada beberapa orang mengira kalau Ayana adalah seorang Artis. Katanya wajah Ayana sudah cocok menjadi seorang selebritis.

Hingga tiba saatnya Ayana yang baru saja pulang dari tempat casting mendapat kabar kalau dia berhasil lolos menjadi seorang pemeran pembantu di sebuah film sinetron yang berjudul ‘Ikatan Kasih’ meskipun dia hanya berperan sebagai tukang nasi kuning dan diambil gambarnya hanya seperlunya saja, Ayana bersyukur akhirnya dia berhasil masuk televisi.

“Ayah, Ayana lolos!” teriak Ayana bahagia.

“Benar itu? Sudah pasti lolos itu?” tanya Amar seakan tidak percaya.

“Iya Ayah.”

Ayah dan Ibu Ayana langsung memeluk erat dengan penuh haru dan bahagia. Baru kali ini Ayana membuat mereka bangga kepadanya, meskipun rasanya kebahagiaan itu masih belum sempurna untuk Ayana berikan kepada kedua orang tuanya, tapi Ayana berjanji akan memberikan kebahagiaan yang sempurna kelah nanti.

Meskipun Amar tidak mendukung Ayana menjadi seorang Artis, tetapi Ayana yakin kalau ayahnya memiliki sejuta Do’a agar Ayana bisa menggapai semua impiannya. Ketika dia dinyatakan lolos Amar begitu senang mendengarnya, bahkan Ayana melihat ayahnya meneteskan air mata bahagianya walaupun ayahnya segera menutupi air mata kebahagiaan itu dengan langsung menyekanya. Ayana tahu hal tersebut sudah membuat sang ayah bangga kepada dirinya.

Dua tahun berlalu takdir dan cerita Ayana harus berkata lain. Ketika Ayana berhasil menggapai semua mimpinya, harapan Ayana menjadi sia-sia ketika mendengar kabar kalau sang ayah harus pergi meninggalkan dirinya untuk selamanya. Rasa sedih dan penuh penyesalan membelenggu diri Ayana, bahkan ketika ayahnya meninggal bertepatan dengan keberadaan Ayana yang saat ini sedang berada di London untuk syuting film layar lebar pertamanya.

Besar keinginan Ayana untuk pulang dan bertemu dengan sang ayah untuk yang terakhir kalinya, tapi kehidupan berjalan lain ketika Ayana dituntut untuk menjadi seorang Artis yang professional dalam menjalankan pekerjaannya. Ayana terpaksa harus menyelesaikan syuting filmnya untuk beberapa bulan ke depan.

“Maafkan aku ayah,” ucap Ayana lirih dengan air mata serta isak tangis yang terdengar begitu memilukan bagi siapa saja yang mendengarnya.

***

Malam yang hening dan sepi biasanya hal tersebut dapat mengobati rasa rindu Ayana kepada mendiang ayahnya dan itu menjadi salah satu alasan kenapa dia selalu meminta waktu sendiri ketika malam hari kepada Septha dan juga Mbak Hanna. Desiran angin lembut yang menyapa dirinya seakan bak belaian lembut dari sang ayah yang mengusap rambutnya.

“Ayah semoga kau tenang di alam sana. Maafkan aku karena sampai saat ini masih belum bisa menjadi anak yang baik. Kamu tahu sendiri Ayah, malam ini pun aku masih meminum air ini. Padahal dulu kau tidak pernah mengajarkan aku untuk meminum minuman yang memabukkan seperti ini. Maafkan aku,” gumam Ayana lirih.

Efek red wine yang Ayana minum sepertinya sudah mulai menyebar di tubuhnya, dia sudah mulai merasakan detak jantungnya berdebar dengan sangat kuat, pandangan matanya pun sudah mulai meredup dan sedikit buram. Biasanya jika sudah terjadi hal yang seperti itu, wajah Ayana akan memerah, tatapan matanya pun berubah menjadi sayu. Ayana merasakan tubuhnya mulai panas tapi, sentuhan angin malam yang membelainya malam ini, membuat suhu tubuhnya sedikit menurun.

Ayana melangkahkan kakinya mendekati laut meskipun dia tahu akan sangat sulit untuk menyeimbangkan tubuhnya. Entah sudah berapa jauh dia berjalan yang jelas dia merasakan kedua kakinya menyentuh air laut bahkan deburan ombak pun semakin jelas terdengar.

“Nyamannya…,” gumam Ayana.

Keesokan harinya

Ayana baru saja sadar dari tidurnya, pandangan matanya masih buram dan bahkan kepalanya masih terasa pusing. Dia meregangkan semua anggota tubuh menggeliat, ketika dia hendak pergi ke kamar mandi untuk bersiap pergi ke acara makan malam penutupan film, tetapi dia merasakan ada yang aneh dalam dirinya. Kedua mata Ayana terbelalak ketika dia membuka selimutnya yang tebal, dia begitu kaget ketika melihat seluruh tubuhnya tidak memakai sehelai kainpun.

“Tunggu! Sejak kapan aku melepaskan semua pakaianku dan sebenarnya apa yang terjadi kepada diriku tadi malam?” tanya Ayana bingung

Ayana semakin kaget ketika melihat cermin, sangat jelas terlihat ada noda merah di dadanya. Namun, ketika dia ingat-ingat kembali semalam ada yang menggendongnya sambil berbisik kepada Ayana dengan begitu pelan “Nama aku Hans”.

Ayana mencoba mengingat-ingat semua pria yang dia kenal, “Perasaan tidak ada yang bernama Hans baik itu crew atau teman-temanku yang lain! Siapa Hans? Dan apa yang telah dia lakukan kepadaku?” tanya Ayana bingung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status