공유

Nyawaku di Ujung Kematian Saat Dia Bersenang-senang
Nyawaku di Ujung Kematian Saat Dia Bersenang-senang
작가: Scarlett Flame

Bab 1

작가: Scarlett Flame
Setelah Elton menggunakan segala cara untuk menikahiku, dia malah membawa pulang wanita yang berbeda setiap malam. Sampai suatu hari, seorang gadis muncul dan sejak saat itu, dia mulai sedikit berubah.

Pertama kali aku bertemu dengan Yvette adalah di hari ulang tahunku. Baru saja keluar dari rumah sakit, dokter penanggungjawabku menatapku dengan penuh penyesalan dan mengatakan bahwa aku paling lama hanya bisa hidup satu minggu lagi. Itu bahkan lebih cepat dari perkiraanku. Artinya, hidupku menjadi lebih singkat dari yang aku bayangkan.

Aku tidak takut mati, tapi aku takut pada rasa sakit yang menyiksa itu. Dokter mengatakan ada obat khusus yang bisa mengurangi rasa sakit, bahkan mungkin bisa memperpanjang hidupku sedikit. Namun, satu suntikan harganya 50 ribu dolar. Untuk tujuh hari perawatan, totalnya adalah 350 ribu dolar.

Tiga ratus lima puluh ribu dolar .... Bagi Elton yang merupakan bos mafia, uang sebanyak itu mungkin belum cukup untuk mengadakan pesta selama satu malam. Namun bagiku, itu adalah jumlah yang tak akan pernah bisa aku kumpulkan seumur hidup.

Demi mencari uang untuk berobat, aku memutuskan pergi ke markas besar grup keluarga Elton.

Kebetulan aku bertemu dengan Yvette, wanita yang sekarang dijadikan asisten pribadi sekaligus pengacara keluarga oleh Elton. Yvette diam-diam menatapku dari ujung kaki hingga kepala, lalu menunjukkan ekspresi jijik.

"Dia ini istri sahnya Elton? Semua orang bilang aku mirip dia, tapi di mana miripnya? Dia jelek sekali!"

Bayangan di jendela besar kantor yang mewah memantulkan sosokku. Wajahku pucat, lingkar mataku tampak hitam karena sakit. Aku tidak menggunakan riasan dan hanya mengenakan jaket tebal agar tetap hangat. Saking kurusnya, tubuhku sampai tampak seperti bayangan yang bisa lenyap kapan saja. Memang tidak cantik dan memang sudah hampir mati. Jadi, aku tak terkejut mendengar hinaan itu.

Asisten pribadi Elton menarik tangan Yvette pelan, lalu memperingatkan dengan suara rendah, "Itu karena Nyonya sedang sakit dan belum sempat berdandan. Aku peringatkan kamu, jangan karena Bos sedang memanjakanmu, lantas kamu jadi berani menantangnya."

"Kamu nggak tahu seberapa besar Bos mencintai dia. Kalau kamu sampai membuatnya marah, hati-hati Bos bisa saja melemparmu ke laut untuk jadi santapan hiu!"

Yvette mendengus tak puas sambil memutar bola matanya. Dalam pikirannya, Elton sepertinya juga tidak begitu mencintaiku.

Yvette sengaja mendekat, lalu bertanya dengan nada mengejek, "Bu Hedy, apa yang masih kamu tungguin di sini? Kalau Bos benar-benar mencintaimu, kenapa dia membiarkanmu menunggu selama ini?"

"Biasanya, seberapa sibuk pun dia, Elton selalu datang menemaniku dulu. Katanya aku lebih penting daripada hal apa pun."

Yvette menyunggingkan senyum menantang, nada bicaranya sengaja dibuat tidak sopan. Gaya angkuhnya yang sombong itu benar-benar mengingatkanku pada diriku sendiri di masa muda dulu. Aku tidak bisa menyalahkannya karena memang, perlakuan Elton padanya berbeda dari wanita-wanita lain.

Elton punya banyak kekasih. Setiap malam dia membawa pulang wanita berbeda, menjadikan mereka alat untuk melampiaskan amarah dan menguji reaksiku. Namun, dia tak pernah bertahan lama dengan siapa pun. Paling lama dua bulan, paling singkat hanya beberapa hari. Setelah itu, dia akan bosan dan menggantinya.

Hanya Yvette yang berbeda. Dia adalah wanita yang paling lama bertahan di sisi Elton.

Aku menatap Yvette dan tersenyum tipis, tetapi kata-kataku sama sekali tidak segan terhadapnya, "Kalau kamu memang sepenting itu, kenapa Elton masih tega membiarkanmu jadi pelakor yang nggak bisa diakui?"

"Daripada repot-repot menyindirku, lebih baik kamu bujuk Elton agar cepat-cepat menceraikanku."

Raut wajah Yvette langsung berubah. Dia masih muda, emosinya belum matang dan amarahnya masih meledak-ledak. "Yang nggak dicintai itulah yang jadi pelakor! Kamu sudah tua, jelek, dan nggak pantas dibandingkan denganku!"

Asisten Elton yang berdiri di samping segera menarik Yvette menjauh karena takut aku marah. Namun, aku sama sekali tidak peduli.

Aku sudah lama bertekad untuk tidak lagi bersedih karena Elton. Aku tidak akan pernah menurunkan harga diriku dengan berebut pria seperti dia. Sebab, dia memang tidak pantas.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Nyawaku di Ujung Kematian Saat Dia Bersenang-senang   Bab 10

    Elton tidak menyangka bahwa hari ketika dia membawa Yvette pergi akan menjadi kali terakhir dia melihat Hedy.Hedy tidak bertanya mengapa Yvette bisa hamil. Seperti biasa, wanita itu tetap tenang, seolah-olah sama sekali tidak peduli apakah Elton sudah jatuh cinta pada wanita lain atau tidak. Jadi, Hedy tidak menunggunya pulang, tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan.Daisy tidak mengizinkan Elton melihat jasad Hedy. Bahkan segenggam abu Hedy pun tidak bisa dia dapatkan. Hedy benar-benar tega.Barulah Elton mulai menyesal, menyesal karena tidak langsung mengatakan pada Hedy bahwa anak itu sama sekali bukan miliknya.Hari ketika dia meninggalkan Hedy untuk menemui Yvette di bar, Yvette sudah mabuk dan dinodai oleh orang lain. Saat Elton tiba, semuanya sudah terlambat.Namun, Yvette berkata kalau saja bukan karena Elton membuatnya sedih, dia tidak akan minum sampai mabuk dan mengalami hal itu.Elton tahu semua itu tidak ada hubungannya dengan dirinya. Namun, saat melihat Yvette me

  • Nyawaku di Ujung Kematian Saat Dia Bersenang-senang   Bab 9

    Luka yang kudapat karena jatuh itu tentu tidak bisa kusembunyikan dari Daisy. Dia sangat marah padaku, marah karena aku tidak menjaga tubuhku sendiri.Aku hanya bisa berjanji padanya bahwa aku tidak akan lagi memaksakan diri. Daisy menghela napas panjang, lalu membujukku dengan lembut, "Nanti kalau kamu sudah sembuh, aku ajak kamu pergi menjenguk Tante ya?"Aku tahu Daisy sedang berbohong karena aku tidak akan pernah sembuh. Namun, aku tidak ingin membuatnya khawatir, jadi aku tersenyum dan mengangguk.Aku mulai menurut, minum obat dengan teratur, dan bekerja sama dengan dokter dalam pengobatan.Uang mengalir seperti air, setiap hari jumlahnya begitu besar. Namun, karena itu uang Elton, aku tidak merasa bersalah menghabiskannya. Lagi pula, itu semua utangnya padaku.Mungkin ini yang orang sebut cahaya sebelum padam. Beberapa hari berikutnya, tubuhku terasa semakin sakit, tetapi pikiranku justru terasa lebih jernih dan tenang.Mungkin karena mendengar kabar bahwa aku mulai membaik, Yvet

  • Nyawaku di Ujung Kematian Saat Dia Bersenang-senang   Bab 8

    Saat itu, aku menatapnya dan bertanya, "Elton, kamu cuma mempermainkanku ya?"Elton mendorong wanita di pelukannya menjauh. Dengan tubuh berbau alkohol, dia mendekat dan menyahut, "Ya. Aku memang mempermainkanmu, kenapa?""Tapi melihatmu hidup sengsara setelah meninggalkanku, tiba-tiba aku merasa agak kasihan sama kamu. Gimana kalau kamu nikah sama aku saja?""Tapi aku sudah nggak cinta sama kamu lagi. Jadi kamu harus nurut, jangan macam-macam. Aku punya banyak perempuan. Kalau kamu terus cemburu, nangis, dan bikin ribut, aku bakal muak banget."Mendengar Elton sendiri berkata kalau dia sudah tidak mencintaiku, air mataku langsung jatuh tanpa bisa kutahan. Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba mengatur suasana hatiku, dan berniat mengatakan yang sebenarnya kepadanya."Aku datang hari ini cuma mau bilang aku nggak mau nikah denganmu. Dulu aku memutuskan hubungan kita karena ibuku ...."Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, Elton tiba-tiba membentakku dengan marah, "Jangan berani-be

  • Nyawaku di Ujung Kematian Saat Dia Bersenang-senang   Bab 7

    Dua hari setelah aku sadar, Daisy terus menemaniku tanpa pernah beranjak sedikit pun. Dia bahkan lebih telaten daripada perawat profesional.Aku merasa sangat tidak nyaman terus berbaring di tempat tidur. Saat Daisy tidak ada di kamar, aku mencoba bangun sendiri untuk ke toilet. Tak disangka, kakiku tiba-tiba lemas dan aku terjatuh ke lantai.Aku berusaha merangkak bangun. Aku panik dan ingin cepat kembali ke tempat tidur sebelum Daisy kembali dan khawatir melihat kondisiku.Tiba-tiba, Elton masuk ke kamar dengan wajah cemas, langsung memelukku erat sambil memarahi, "Daisy ke mana? Aku cuma keluar sebentar buat bayar obat, kok kamu bisa sampai jatuh begini?"Aku sudah tidak punya tenaga untuk menolaknya, hanya bisa mengernyit dan berkata, "Tutup mulutmu. Jangan bicara buruk tentang Daisy di depanku, aku nggak suka dengarnya.""Dia juga punya kehidupan sendiri. Dia nggak bisa terus-terusan mengurusku setiap hari. Aku sudah cukup merepotkannya."Elton terdiam, tidak berani membantahku. D

  • Nyawaku di Ujung Kematian Saat Dia Bersenang-senang   Bab 6

    Aku mendengar suara tangisan Elton di sela-sela kesadaranku yang setengah kabur. Dia terus bertanya kepada dokter, berulang kali, dengan suara gemetar, "Kenapa darahnya masih belum berhenti? Sebenarnya dia kenapa? Kalian harus selamatkan dia!"Aku mendengar dokter menjawab Elton. "Keadaan pasien sekarang sangat buruk. Dua hari lalu aku sudah memberitahunya ada obat khusus yang bisa memperpanjang hidupnya dua bulan atau lebih, asal dia mau menjalani pengobatan dengan aktif. Tapi dia bilang sudah nggak punya uang lagi, jadi dia memutuskan berhenti berobat.""Hari ini emosi pasien terlalu terpicu, jadi kondisi semakin memburuk. Sekarang sudah nggak ada gunanya diterapi lagi, penyakitnya sudah sulit dikendalikan. Pasien mungkin akan pergi kapan saja ...."Elton berusaha keras menahan suaranya agar tidak bergetar. "Maksudmu, istriku benar-benar akan meninggal?"Belum sempat dokter menenangkannya, Elton tiba-tiba menaikkan suaranya dan berteriak dengan marah, "Nggak mungkin! Cepat obati dia!

  • Nyawaku di Ujung Kematian Saat Dia Bersenang-senang   Bab 5

    Sudah sepuluh tahun berlalu, tapi setiap kali aku mengingat semuanya, rasanya masih sangat menyakitkan.Aku bersiap untuk pergi ke makam Ibu, menemuinya untuk terakhir kalinya. Umurku hanya tersisa lima hari lagi dan aku ingin memberitahunya bahwa setelah ini, aku tidak akan bisa datang menemuinya lagi.Sebelum ke makam, aku harus pergi dulu ke kantor Elton. Ibu dulu sangat menyukai Elton. Saat dia masih sehat, ketika aku dan Elton masih saling mencintai, Ibu pernah membuatkan karya tembikar untuk kami berdua dengan tangannya sendiri. Seekor anjing kecil untuk Elton dan seekor kucing kecil untukku.Kedua tembikar itu bisa disatukan dengan pas, seperti sedang berpelukan. Maknanya, aku dan Elton tidak akan pernah terpisahkan.Aku memberikan anjing kecil itu kepada Elton, tapi dia malah hanya ingin kucing kecil milikku. Katanya, kucing itu mirip denganku, manja dan sombong. Setiap kali dia melihat kucing itu, dia akan mengingatku, jadi dia ingin menyimpannya selamanya.Elton menepati ucap

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status