Share

3. aku tidak ingin menikah!

Author: Raisaa
last update Last Updated: 2025-11-27 08:45:16

“Apa maksudnya ini sekarang?!” teriak Nyonya Levric, Duchess terdahulu keluarga itu, suaranya penuh keterkejutan mendengar ucapan Elyse.

“Astaga! Apa yang dikatakannya?” bisik Duke Levric terdahulu, ayah Jester, sambil menatap putrinya dengan tak percaya.

“Elyse, kau, apakah kau gila?” sahut Jester dengan nada hampir tidak percaya.

“Saya tidak gila,” Elyse membalas dengan tajam. “Seharusnya saya yang menyadarkan anda. Berciuman dengan wanita lain di depan calon istri anda sendiri adalah tindakan yang tidak masuk akal!”

Semua orang membeku, termasuk Jester.

“Elyse, ini tidak seperti-” mulai Jester, namun terhenti.

“Tidak seperti apa?” Elyse memotong. “Anda bahkan tidak melihat saya saat anda mencium wanita lain dengan begitu nyata, di depan kedua mata saya!”

Ruang itu hening. Semua mata menatap Elyse, tak ada seorang pun yang bisa menegur. Kali ini, dia tak mau menahan diri. Ia tak mau lagi menikah dengan bajingan ini.

“Apa maksudnya ini sekarang, Jester?” bentak ayah Jester, suaranya keras namun tegas.

“Elyse, kita harus bicara,” potong Countess, menarik Elyse perlahan menjauh dari situ.

“Ibu, ak-” Elyse mencoba menolak, tapi Countess memandangnya tegas.

“Silahkan duduk sebentar. Permasalahan ini tidak bisa dibiarkan,” ucap Count, mencoba menenangkan keluarga calon besannya. Ia lalu menyusul istrinya dan Elyse.

Jester menatap mereka pergi, kemudian menoleh ke ibunya.

“Jester, apa maksud dari semua ini?” tanya Countess, nada penuh pertanyaan.

“Dia… sepertinya melihat aku berciuman dengan Ivanka,” jawab Jester singkat.

Ibu dan ayahnya menghela napas panjang, hampir bersamaan.

“Jadi begitu,” gumam mereka, nyaris tanpa emosi.

Jester hanya terdiam. Mereka tidak marah, hanya diam. Selama ini, keluarga Levric memang lebih menyukai Ivanka.

“Jadi, apa yang sebenarnya terjadi sekarang, Elyse?” Countess sudah berada di dalam ruangan lain bersama Elyse.

Count masuk dan menutup pintu dengan lembut tapi tegas.

“Aku… aku tidak mau menikah dengan Jester! Aku tidak mau menikahi lelaki yang bahkan mencintai wanita lain!” Elyse hampir berteriak, napasnya tersengal.

“Kau hanya cemburu buta!” ucap Count dengan nada tegas. “Apa kau tidak sadar apa yang kau katakan?”

“Elyse, tidak ada pernikahan dengan cinta dalam tradisi kita,” timpal Countess, berusaha menenangkan sekaligus menegur. “Ini semua pernikahan politik.”

“Pernikahan politik? Apakah selama ini kalian tidak merasa dibodohi?” Elyse membentak, matanya membara.

“Apa maksudmu?” tanya Count, mencoba menenangkan putrinya.

“Segera setelah hasil ujian pemilihan ratu keluar dan nilaiku tinggi di antara yang lain, bisnis ayah bangkrut hingga keluarga ini hampir hancur! Apa ayah masih tidak bisa berpikir?” Elyse tak lagi bisa menahan diri, suaranya meninggi.

“Bisnis ayah bangkrut karena salah perhitungan, Elyse. Keluarga Duke sudah sangat baik mengulurkan tangan membantu,” ucap Count mencoba menjelaskan dengan tenang.

“Ayah salah? Salah hitung?! Yang membuat bisnis ayah hancur adalah Jester! Dia yang melakukannya agar kita tersudut dan menyetujui pernikahan itu, supaya Ivanka bisa menjadi ratu!” Elyse sudah tidak bisa menahan kemarahannya, suaranya nyaris pecah. Semua yang ia dengar malam itu tumpah menjadi kata-kata tajam.

“Elyse, sebenarnya apa yang kau ingin katakan? Kita tidak memiliki hubungan buruk dengan keluarga Duke, apalagi Count Velcross, pamanmu, adalah sahabat lama Duke,” Countess mengingatkan, berusaha menenangkan putrinya.

Elyse menatap kedua orang tuanya dengan mata membara.

“Jangan bicara omong kosong sekarang! Pergi minta maaf pada Duke, dan juga pada Nyonya dan Tuan Levric!” titah Count tegas.

“Ayah, aku tidak mau! Aku tidak mau menikahinya!” teriak Elyse lagi.

“Perbaiki sikapmu sekarang, Elyse! Kalau tidak, aku akan mengurungmu dan tidak membiarkanmu keluar rumah lagi! Bergaul dengan Viona sepertinya membuatmu gila!” Countess membentak, wajahnya memerah.

Elyse terdiam, hatinya hancur. Bahkan orang tuanya tidak membelanya?

“Elyse, rubah sikapmu sekarang juga. Setelah ini, kita akan pergi ke mansion Velcross karena kita diundang sebagai keluarga dan akan bertemu Kaisar!” ucap Count.

Elyse tidak bisa berkata apa pun. Hatinya terasa remuk, bukannya memahami, orang tuanya malah memintanya meminta maaf dan melupakan semuanya begitu saja.

“Elyse, mengingat hubungan Ivanka dan Duke, jelas Duke memiliki hati untuk Ivanka. Namun tetap saja, Duke akan menikah denganmu dan Ivanka akan menjadi ratu. Jangan bersikap kekanak-kanakan seperti ini,” suara Countess menegur dengan nada dingin namun tegas.

“Ibu tidak mengerti apa pun, ya!” teriak Elyse, napasnya tersengal. “Ibu dan ayah malah mendorong harga diri putri kalian diinjak-injak seperti ini?!” Ia tak percaya dirinya harus berada dalam situasi ini.

“Elyse, aku tahu kau cemburu. Tapi dalam pernikahan, cinta saja tidak akan cukup. Apalagi Jester juga sudah berjanji akan memperlakukanmu baik setelah Ivanka menjadi ratu. Jadi, jangan bersikap kekanak-kanakan lagi,” Countess menutup dengan nada menenangkan sekaligus menegur.

Pupus sudah harapan Elyse. Bahkan keluarganya kini bersikap seperti ini padanya.

“Ayo, rapikan wajahmu. Aku akan menemanimu minta maaf pada Duke. Dia pasti akan memaafkanmu,” ucap Countess lembut, tapi tegas.

Elyse tak bisa merasakan tubuhnya sendiri. Ia hanya mengikuti Countess, seperti boneka yang dikendalikan. Ia tak punya hak untuk menolak, apalagi membatalkan pernikahan itu.

Tanpa sadar, Elyse sudah dibawa ke kediaman Count Velcross. Ia berdiri bersama keluarga, menyambut Kaisar.

Dyall Alexander de Rysvard, Kaisar ke-53 Kekaisaran Heretia, turun dari kereta kekaisaran dengan tegap. Jantung Elyse berdebar kencang saat pandangan mereka bertemu.

“Elyse, menunduk,” bisik Jester di sampingnya.

Elyse membeku, merundukkan pandangannya tepat saat Kaisar melangkah maju, menyapa semua yang menunggunya.

“Selamat datang Yang Mulia, Matahari Kekaisaran Heretia, Kaisar Dyall,” ucap Duke terdahulu, ayah Jester.

“Mengapa paman ada di sini?” tanya Kaisar santai kepada Duke terdahulu.

“Oh, itu karena Jester akan menikah dengan putri Count Leclair. Leclair dan Velcross adalah satu keluarga,” jawab Jasper, ayah Jester.

“Itu bisa dimengerti,” sahut Kaisar singkat. Namun, tatapannya tak lepas dari Elyse.

Elyse yang menunduk kembali melihat kearah kaisar, saat pandangannya bertemu dengan mata Kaisar, jantungnya seketika melonjak. Ada sesuatu yang berbeda dalam tatapan itu, tidak seperti biasanya.

Apa yang sedang terjadi? Mengapa dia menatapku seperti itu? Pertanyaan itu berputar cepat di benaknya, membuat dada Elyse berdebar tak menentu.

Makan malam berlangsung tenang. Kaisar tidak begitu menyukai kebisingan, terlihat jelas dari wajah dan sikapnya. Rambut hitam dan mata merahnya entah mengapa membuat Elyse teringat pada lelaki bertopeng burung hantu. Namun, yang jelas pria itu pasti bukan Kaisar Dyall.

“Tidak lucu jika yang mengambil keperawananku adalah Kaisar,” batin Elyse, sambil tersenyum getir.

Hingga akhir makan malam, Kaisar meminta waktu untuk berbicara dengan Ivanka.

Ivanka tentu senang, tapi Jester langsung menimpali, “Akan lebih baik kita menghabiskan waktu bersama. Kita bisa merasakan kencan ganda.”

Elyse hanya menghela napas. Jester pasti penasaran setengah mati, karena Ivanka kesayangannya akan menghabiskan waktu bersama Kaisar. Elyse kira Kaisar akan menolak, tapi Kaisar menyetujui dan membuat semua orang tersenyum senang.

Kini, Kaisar, Ivanka, Jester, dan Elyse berada di rumah kaca keluarga Velcross yang mewah. Semua itu berkat tangan Jester. Dua orang itu tampak tak peduli dengan Elyse, fokus pada bunga-bunga yang sedang mereka pilih dan buatkan.

Sementara di sisi lain, Elyse hanya menatap kedua orang itu. Di hadapannya, Kaisar duduk tanpa melepaskan pandangannya dari Elyse.

“Apakah kau tidak suka bunga?” tanya Dyall lembut pada Elyse. Pertanyaan tiba-tiba itu membuat Elyse sedikit tersentak, sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya dari kedua orang itu.

“Maaf Yang Mulia, saya tidak suka,” jawab Elyse sambil menunduk.

Kaisar menarik sudut bibirnya sedikit, menatapnya dengan tajam.

“Apakah Anda tidak nyaman bersamaku?” tanyanya lagi.

“Bukan begitu yang mulia,” sahut Elyse, menatap wajah tampan dengan aura dingin, yang membuat siapa pun terpesona.

“Wajahmu terasa sangat familiar,” ucap Dyall, seolah menggoda.

“Tidak mungkin, Yang Mulia. Anda berlebihan,” jawab Elyse cepat.

“Aku serius. Seperti pernah melihatmu di suatu tempat,” sahut Dyall lagi.

“Saya tidak mungkin berada di tempat yang sama dengan anda, Yang Mulia Kaisar,” ucap Elyse mantap.

“Tidak, tentu saja pernah,” sahut Dyall.

Elyse menatapnya, takjub sekaligus cemas.

“Apakah… semalam kau berada di pesta salon Marchioness Elgam?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nyonya Elyse, Yang Mulia Kaisar Menginginkanmu!   6. Menikah denganku!

    Elyse berhenti dan menoleh. Ia melihat Ivanka menatap Jester, lalu Jester yang sekarang malah menatapnya. Bohong kalau Elyse tidak berharap Jester akan mengejarnya… tapi jelas tidak. Jester tetap memilih berdiri di sisi Ivanka.Dengan napas berat, Elyse akhirnya pergi ke balkon. Ruangan pesta terasa terlalu sesak, terlalu banyak tatapan, terlalu banyak rasa sakit setiap kali melihat Jester gelisah saat Kaisar dan Ivanka menari. Dan yang paling memuakkan melihat Jester akan selalu memilih Ivanka.Di balkon, udara lebih tenang. Elyse bersandar dan menyesap wine, berharap dadanya ikut tenang.Namun baru beberapa detik berlalu, ia mendengar langkah seseorang mendekat dari belakangnya.Gaun mewah berwarna perak masuk menyusul langkah pelan, Ivanka.Tanpa salam, tanpa basa-basi, Ivanka membuka percakapan dengan nada penuh superioritas.“Aku pikir dengan aku menjadi ratu, Jester akhirnya akan bersikap baik padamu,” ucap Ivanka santai, seolah kalimat itu tidak menyakitkan.Elyse tak langsung

  • Nyonya Elyse, Yang Mulia Kaisar Menginginkanmu!   5. Apakah kau tidak menyesal ?

    Pagi itu saat Elyse bangun tidur, ia berharap semuanya sudah berakhir setelah malam itu. Biarlah jika Jester ingin mengejar Ivanka. Ia bahkan sudah membayangkan hidup tanpa pertunangan dengan Jester dan hidup tanpa harapan kedua orang tuanya.Namun kenyataan tidak memberinya waktu untuk bernapas.Saat pelayan sedang membantunya menyisir rambut, pintu kamar terbuka kencang. Countess Leclair berjalan masuk.“Biarkan aku yang lakukan.”Pelayan langsung menunduk dan mundur. Countess berjalan mendekat dan mengambil sisir itu, gerakannya lembut… hampir penuh kasih.Elyse menahan napas.Countess jarang sekali melakukan hal seperti ini.Rasanya… aneh. Tapi juga sekaligus terasa hangat.Sisir bergerak perlahan melewati rambutnya, membuat Elyse tersenyum kecil. Tak ada tarik menarik atau kasar, Countess menyisir rambutnya seolah rambut itu miliknya sendiri.“Aku dengar kau mengatakan sesuatu pada Jester kemarin,” ucap Countess pelan.“Apa maksud ibu?” Elyse mencoba tenang, meski tubuhnya gemeta

  • Nyonya Elyse, Yang Mulia Kaisar Menginginkanmu!   4. Sang Kaisar

    "Kau berada di pesta semalam kan?"Elyse membeku seketika saat Dyall mengulang perkataannya. Tubuhnya seolah tak bisa bergerak, tatapannya tetap terpaku pada Dyall, yang menatapnya dengan tenang, seolah semua itu bukan hal besar.“Anda-” suara Elyse nyaris tercekat. Tidak mungkin Kaisar Dyall adalah pria bertopeng burung hantu yang menghabiskan malam bersamanya di pesta itu!“Ya, aku topeng burung hantu,” jujur Dyall tanpa ragu.Deg.Elyse menutup mulutnya rapat-rapat. Dia hampir berteriak jika logikanya tak bekerja. Jantungnya berdebar kencang, wajahnya memerah, dan rasa malu bercampur marah menimpa dirinya.“Kau baik-baik saja?” tanya Dyall, melihat perubahan wajah Elyse.“Bagaimana saya bisa baik-baik saja di depan orang yang… meniduri saya dan memperlakukan saya seperti pelacur?” ketus Elyse, berusaha menahan teriak. Bagaimana tidak? Setelah tidur dengan lelaki ini yang ternyata adalah seorang Kaisar, Elyse diberi sekantung uang dan diperlakukan layaknya pelacur. Ia ingin melempa

  • Nyonya Elyse, Yang Mulia Kaisar Menginginkanmu!   3. aku tidak ingin menikah!

    “Apa maksudnya ini sekarang?!” teriak Nyonya Levric, Duchess terdahulu keluarga itu, suaranya penuh keterkejutan mendengar ucapan Elyse.“Astaga! Apa yang dikatakannya?” bisik Duke Levric terdahulu, ayah Jester, sambil menatap putrinya dengan tak percaya.“Elyse, kau, apakah kau gila?” sahut Jester dengan nada hampir tidak percaya.“Saya tidak gila,” Elyse membalas dengan tajam. “Seharusnya saya yang menyadarkan anda. Berciuman dengan wanita lain di depan calon istri anda sendiri adalah tindakan yang tidak masuk akal!”Semua orang membeku, termasuk Jester.“Elyse, ini tidak seperti-” mulai Jester, namun terhenti.“Tidak seperti apa?” Elyse memotong. “Anda bahkan tidak melihat saya saat anda mencium wanita lain dengan begitu nyata, di depan kedua mata saya!”Ruang itu hening. Semua mata menatap Elyse, tak ada seorang pun yang bisa menegur. Kali ini, dia tak mau menahan diri. Ia tak mau lagi menikah dengan bajingan ini.“Apa maksudnya ini sekarang, Jester?” bentak ayah Jester, suaranya

  • Nyonya Elyse, Yang Mulia Kaisar Menginginkanmu!   2. Batal nikah

    Elyse terbangun dengan kepala berat. Kelopak matanya bergerak pelan sebelum akhirnya membuka sepenuhnya. Pandangannya menyapu ruangan itu, ruangan yang sama seperti semalam.Ruangan tempat dia dan-Elyse membeku.Dengan cepat dia melihat dirinya sendiri. Bagian atas gaunnya masih rapi, tapi roknya… tersingkap berantakan. Napasnya tercekat. Ia memeluk dirinya sendiri sambil mencoba mengingat.“Semalam… apa yang terjadi?” bisiknya.Tidak ada jawaban. Hanya denyut jantungnya yang terdengar begitu keras.“Kenapa aku tidak ingat…?” gumamnya lagi.Matanya mencari sosok lelaki itu, sia-sia. Ruangan itu kosong. Hening. Udara masih beraroma wine dan wangi tubuh lelaki itu, seakan bukti bahwa semalam bukan mimpi.“Apakah… sudah selesai? Apakah aku tidak suci lagi?” Elyse menelan ludah. “Ternyata… tidak semenakutkan yang dikatakan Viona dan yang lainnya.”Ia terbaring lagi, menatap langit-langit sambil menghela napas panjang, hingga matanya menangkap sesuatu di meja kecil dekatnya.Sekantung uan

  • Nyonya Elyse, Yang Mulia Kaisar Menginginkanmu!   1. Pemburu ONS

    "Elyse, hentikan! Ini sudah gelas keberapa? Kalau kau terus minum seperti ini, kau akan pingsan!" Nada suara Viona tidak membuat Elyse berhenti menenggak isi gelasnya, gelas keempat, atau mungkin kelima, ia sudah tidak peduli."Viona… lepaskan aku." Elyse menepis tangan temannya dengan gerakan putus asa.Mereka duduk di sebuah sofa beludru hitam di dalam Salon, pesta rahasia yang hanya diakses oleh bangsawan kelas tertinggi, tempat mereka melampiaskan hasrat terpendam. Seharusnya Elyse tidak ada di sini. Jika sang ayah tahu, sudah dipastikan dirinya akan mendapatkan hukuman yang mengerikan.Tapi, pagi ini Elyse mendengar calon suaminya, Jester, Duke Levric, terang-terangan berkata ia menikahi Elyse agar wanita yang ia cintai bisa menjadi Ratu. Dan yang lebih parahnya lagi, wanita itu adalah Ivanka, sepupunya sendiri!"Aku tidak pernah mencintai Elyse, aku hanya menikahinya agar posisi ratu dimiliki Ivanka. Hanya Ivanka yang pantas. Dan aku akan melakukan apa pun untuk kebahagiaan wa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status