Share

Kebohongan Pertama

Hari ini adalah hari terakhir Mas Gibran di London. Selama di sana, pria tampan itu selalu menyempatkan waktu itu melakukan facetime denganku walau hanya satu atau dua menit. Kecuali kemarin, Mas Gibran bilang, kemarin dia sedang super sibuk, sehingga tidak bisa walau hanya sekedar sekian detikpun facetime denganku.

Okelah, sebagai kekasih yang pengertian, aku tidak mau banyak protes. Kasihan juga Mas Gibran pasti sudah lelah dengan urusan bisnisnya, jadi aku tidak mau menambah level kelelahannya hanya karena rengekan manjaku.

Walau sejujurnya rasa rinduku sudah semakin memuncak. Ya namanya juga pasangan kekasih baru yang masih anget-anget kuku. Eh, malah harus berpisah 10 hari. Kemput-kemput rasanya hati ini 'kan!

"8,5 dari 10 untuk kopi caramel ini," terdengar suara Shabina di salah satu sudut meja makan rumahku. Aku dan mama sedang mengundang dua komentator terbaik, Shabina dan Mentari, untuk menilai 2 menu kopi dan 1 menu cake terbaru kreasi mama dan Tim Alina Gump.

"9 dari 10 unt
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status