Share

Bertemu tanpa sengaja

Dua hari kemudian, keadaan Amara jauh lebih baik dari sebelumnya, ia kini tengah memakan sepotong buah apel yang sudah di kupas oleh sang mama, meskipun perutnya sedikit masih sakit akibat tembakan dua hari yang lalu, namun Amara tetap tersenyum ke arah sang mama.

"Mah kapan aku boleh pulang?" Tanya Amara dengan lembut.

Mama Angel menghentikan kegiatan tangannya yang sedang mengupas buah apel, kemudian ia menatap anak kesayangannya dengan dalam." Tunggu sampai kamu benar-benar sembuh sayang," Ucap Angel kembali mengupas buah apelnya.

Amara menghela nafasnya dengan pelan, ia sungguh sudah merasa bosan berada di rumah sakit." Mah aku sudah tidak apa-apa kok, lukaku juga sudah sembuh."

"Sayang kamu habis melakukan operasi, bagaimana mungkin lukamu sembuh secepat ini? sudahlah sayang, kamu jangan keras kepala lagi, tetaplah disini sampai lukamu benar-benar sembuh. Mengerti."

"Tapi mah, aku bosen .."

"Amara jangan keras kepala, kamu tau betapa khawatirnya mama sama papa ketika mendengar kamu masuk rumah sakit akibat terkena tembakan?"  Dengan ucapan lembutnya mama Angel berbicara, ia menatap sang anak yang terlihat bersalah karena waktu itu tidak mendengarkan ucapan sang mama.

"Maafin Amara mah, kalau saja waktu itu, Amara tidak ngotot untuk pergi ke .."

"Sudahlah sayang, semuanya sudah terjadi, mama harap kamu tidak lagi melakukan hal yang membahyakan nyawamu sendiri, dan mama minta, kamu jangan lagi pergi ke tempat berbahaya itu lagi. Mengerti."

Amara menganggukkan kepalanya, ia memeluk sang mama dengan erat. " Maaf sudah membuat mama dan papa khawatir. Ara janji, Ara tidak akan lagi membuat kalian khawatir."

Angel melepaskan pelukannya,"Sudahlah sayang, mama dan papa sudah memaafkanmu, dan mama juga tidak menyalahkan mu atas kejadian ini. Tapi mama harap kedepannya kemanapun kamu pergi, harus di antar sama pak sopir. Mengerti."

Amara tersenyum sambil menganggukkan kepalanya."Mengerti mah. Yasudah mama pulang saja, aku gak apa-apa kok sendiri disini mah."

"NO sayang, mama akan menemanimu disini."

"Mah ... Mama juga perlu istirahat, disini juga ada perawat mah, jadi mama tidak perlu mengkhawatirkan aku."

"Tapi sayang..."

"Mama please ... Mama pulang ya, mama istirahat dulu di rumah, besok mama bisa kesini lagikan." Amara memotong ucapan sang mama, ia tidak ingin membiarkan sang mama terus menerus mengkhawatirkan dirinya.

Angel menghela nafasnya dengan kasar, ia sendiri memang merasa sedikit kurang enak badan." Baiklah sayang, mama akan pulang, dan besok mama pasti akan datang lagi kesini ok."

"Iya mah, mama hati-hati di jalan ya."

Angel memeluk tubuh anaknya dengan hangat,kemudian ia melepaskannya dan mencium kening putri semata wayangnya itu." Iya sayang, kamu juga istirahat ya."

Amara menganggukan kepalanya sambil memperlihatkan senyuman cantiknya, setelah itu mama Angel pun pergi melangkahkan kakinya keluar, sementara Amara kembali memejamkan kedua bola matanya guna untuk menghilangkan trauma kejadian yang di alaminya dua hari yang lalu.

Baru saja Amara memejamkan kedua bola matanya, tiba-tiba terdengar suara berisik dari arah pintu, Amara membuka kedua bola matanya, ia menatap dua mahluk yang sudah mengganggu ketenangannya." Kita ganggu ya Ra?" Tanya Agnes sahabat Amara

"Hmm kemana aja lo Nes, lo baru nongol?"

"Santai dong Ra, gw baru pulang dari Bali nih, dan sebagai sahabat yang baik hati dan tidak sombong, gw langsung mendatangi lo kerumah sakit."

"Ck ... Yayaya terserah."

"Maafin gw sayang, gw kan udah ada disini, jadi lo jangan kesel lagi ya." Rayu Agnes sambil mencium kening sahabatnya.

"Iya gw gak marah kok."

"Ekhm .. Gw di kacangin dari tadi." Risa berucap sambil memperlihatkan wajah cemberutnya.

"Kedua wanita cantik itu terkekeh dengan pelan," Risa muka lo gak lucu kalau lagi cemberut." Ucap Agnes dengan santainya.

"Jangan ngajak berantem, gw gak mood." Risa mendengus kesal ke arah Agnes sahabatnya, kemudian ia mengalihkan pandangannya ke arah Amara." Bagaimana keadaan lo Ra? sudah baikan? apa masih ada yang sakit?" Tanya Risa terlihat khawatir.

"Gw udah baik-baik aja kok, lo udah balik aja, bukannya seharusnya lo pulang minggu depan ya?" Tanya Amara sambil mengernyitkan keningnya, karena yang ia tau, Risa sedang berada di luar negeri bersama orangtuanya. 

"Biasalah, bokap sama nyokap sudah selesai dengan urusannya, dan gw langsung ajak mereka pulang saat gw denger Lo masuk rumah sakit."

Amara hanya menganggukkan kepalanya tanda ia mengerti." Thanks ya kalian berdua udah mau jengukkin gw."

"Ish apaan sih lo Ra, kita inikan sahabatan, jadi wajar kalau kita jengukkin Lo Ra. Jadi lo tidak perlu berterima kasih ok." Ucap Agnes sambil mencubit gemas sahabatnya itu.

Iya Ra, di antara kita bertiga tidak perlu saling berterima kasih, karena kita ini sahabat, jadi kalau ada salah satu di antara kita yang sakit, sudah seharusnya kita menjenguknya." Risa membenarkan ucapan Agnes sambil memakan cemilan yang ia bawa tadi.

"Si Risa ini kebiasaan kalau ngomong makanan yang di mulut gak pernah di telan dulu."Ucap Agnes kesal sambil menatap Risa yang hanya memperlihatkan tampang acuhnya.

Amara tersenyum melihat kekesalan Agnes, ia memang sudah biasa menghadapi dua sahabatnya seperti itu.

Kedatangan dua sahabatnya membuat rasa bosan Amara hilang seketika, apalagi dua sahabatnya itu selalu saja menceritakan hal_hal yang menurutnya sangat lucu dan membuatnya selalu tertawa bahagia.

***

Malam ini kediaman Dewantara terlihat sedang sibuk, mereka akan mengadakan acara makan malam dengan keluarga Stevanus. Disana sudah terlihat pak Dimas bersama istrinya dan juga anak satu_satunya Kirana Putri Dewantara sedang menunggu dengan sedikit gelisah.

"Mah mana sih tamunya, belum datang juga." Tanya Kirana dengan tidak sabaran, ia tau bahwa dirinya di jodohkan dengan Alex laki-laki tampan dan juga sangat sukses, tentu saja Kirana tidak akan menolaknya.

"Sabar dong sayang, mereka sedang dalam perjalanan." Sang mama berucap sambil mengelus punggung putri pertamanya."

"Mah, sepertinya mereka sudah tiba." Pak Dimas berucap membuat kedua perempuan itu menoleh ke arahnya.

Belum sempat Mira membalas ucapannya, tiba-tiba suara pak Stevanus sudah terdengar di telinga mereka." Selamat malam Dimas, Mira maaf aku sedikit terlambat."

"Oh tidak apa-apa Stev mari duduk." Sambut pak Dimas sambil mempersilahkan srekan bisnisnya sekaligus sahabatnya untuk duduk.

Stevanus dan juga putra semata wayangnya duduk berhadapan dengan Dimas, Mira dan juga Kirana yang sedsir tadi memandang ke arah Alex

"Oh ya, kenalin ini putri satu_satunya kami Kirana Dewantara, Kirana ini sahabat papa sekaligus rekan bisnis papa, pak Stevanus dan juga ini Alex putra pak Stevanus."

"Selamat malam om, saya Kirana senang bertemu dengan om." Kirana mengulurkan tangannya kepada pak Stevanus, setelah itu iapun mengulurkan tangannya kepada Alex, Alex hanya menempelkan tangannya sekilas, kemudian ia menarik kembali tangannya.

"Wah cantik sekali ternyata putrimu Dim,  bagaimana menurutmu Lex?"

"Hmm." Hanya suara deheman yang keluar dari mulut Alex.

"Kamu bisa saja Stev, putramu juga sangat tampan, dan sepertinya mereka memang benar_benar cocok untuk menjadi pasangan suami istri." Ucap Dimas di iringi dengan kekehannya.

"Ck.. Siapa juga yang mau menikah dengan gadis ini."Batin Alex menatap sekilas Kirana yang sedari tadi menatapnya penuh kagum.

"Wah sangat tampan, papa memang tidak salah menjodohkanku dengan Alex." Kirana membatin girang, ia sungguh sangat bersyukur karena sang papa menjodohkan dirinya dengan laki-laki seperti Alex, sementara Alex terlihat mulai jengah ketika bercengkrama dengan calon mertuanya.

Jika bukan karena sang papa yang waktu itu masuk rumah sakit, Alex mungkin tidak akan berada di kediaman Dewantara malam ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status