LOGIN"Aku tidak peduli! Kalian berdua itu jahat! Aku akan memberi tahu Sam tentang semua ini! Kalian akan diusir oleh Sam karena sudah menyakiti wanita yang paling dicintainya," kata Alesha sambil memperhatikan betapa babak belur dirinya.
Len Artama sangat khawatir dengan keadaan Anastasya yang sedang hamil besar dan berusaha mengendalikan emosinya agar tidak membuat tekanan darahnya meningkat. Belum lagi, Alesha sudah terlihat sangat parah, yang dapat menimbulkan kecurigaan Samuel terhadap apa yang dia lakukan bersama Anastasya kepada Alesha."An, hentikan semua ini, keluar sebentar dan serahkan sisanya pada Papa, biarkan Alesha menjadi urusan Papa," ucapnya untuk menghentikan Anastasya yang telah berulang kali mencengkeram Alesha."Baik, Papa, aku keluar dulu, aku akan menunggu Papa di ruang tamu, ada hal yang ingin aku bicarakan," ucap Anastasya sebelum melangkah keluar dengan perasaan yang masih sangat emosional.Saat Anastasya pergi, Len Artama meHans yang sudah tidak bisa menahan kemarahannya terhadap Gea menjadi sangat marah. Di sisi lain, Christina berusaha menghentikannya agar tidak terjadi sesuatu yang lebih buruk."Hans, sudah cukup, lepaskan Gea, dia bisa mati, kamu harus bisa mengontrol dirimu," ucap Christina.Namun, Hans semakin kuat mencekik Gea, dan tangannya terus membuat Gea tidak lagi menyentuh lantai.Mata Gea terbuka lebar karena rasa sakit yang sangat, dia mencoba melepaskan diri dari genggaman Hans tapi tidak berhasil. Christina segera menghubungi Anastasya karena emosinya Hans sudah tidak bisa ditahan.Anastasya menerima panggilan dari Christina dan langsung menuju ke perusahaan Hans.Christina terus mencoba menahan Hans, tetapi hasilnya tetap sama, "Hans, Anastasya dan aku masih membutuhkanmu, apa yang akan terjadi jika kamu membunuh seseorang?" tanya Christina kepada Hans yang masih marah.Hans melepaskan Gea karena Len Artama tiba setelah dihubungi
Satu minggu setelah insiden itu, Alesha akhirnya diizinkan pulang dan berhasil selamat dari racun yang mengancam nyawanya. Samuel dan Anastasya menyambutnya di rumah, di mana Anastasya meminta agar Samuel mempersiapkan kamar untuk Alesha, sebagai bentuk penghormatan kepada Alesha yang baru pulang dari rumah sakit."Alesha, apakah kamu ingin makan?" tanya Anastasya yang berada dekat Samuel.Alesha menatap Anastasya dengan tajam, "Makan, katamu? Jangan berpura-pura peduli! Kamu senang melihatku seperti ini, kan?" tanya Alesha dengan nada menyalahkan.Samuel tidak tinggal diam dan berkata, "Alesha! Jangan bersikap kasar pada Anastasya! Dia telah menyambut mu dengan hangat dan mempersiapkan kamar ini, mengapa sikapmu begitu buruk padanya? Aku sangat kecewa padamu! Seharusnya kamu bersyukur!""Bersyukur pada perempuan yang menikahi suami orang? Aku tidak mau! Jangan harap aku mau melakukan itu!" Alesha menjawab dengan tegas.Anastasya mulai me
Samuel pulang ke rumah tanpa memikirkan Alesha yang telah ia bawa ke rumah sakit."An, di mana kamu? Apakah kamu ada di dalam?" tanya Samuel saat ia tidak menemukan istrinya di rumah.Anastasya yang sedang di kamar mandi menyadari itu adalah suara Samuel dan segera menemuinya, melihat wajah Samuel yang penuh kecemasan."Samuel, aku di sini, ada apa? Bagaimana keadaan Alesha?"Anastasya segera bertanya tentang Alesha agar Samuel tidak berpikir bahwa ia membenci saudarinya."Aku belum tahu bagaimana kondisi Alesha, tapi biarkan dia merasakan akibat dari apa yang dia perbuat terhadapmu, aku merasa Alesha hampir meracuni kamu dan bayi kita, tetapi sekarang dia yang merasakannya," kata Samuel yang mulai curiga terhadap Alesha."Ya, sudah lah, jangan terlalu memikirkan Alesha seperti itu, mungkin dia merasa cemburu padaku karena aku sedang hamil, tapi ngomong-ngomong soal anak, kenapa kamu dan Alesha belum punya anak? Kalian sudah meni
Alesha merasa terkejut saat melihat suaminya, tetapi tidak demikian dengan Anastasya, yang semakin berusaha membuat Samuel membela dirinya."Samuel, tolong bantu aku, Alesha sangat jahat padaku. Sebenarnya aku hanya ingin membangunkannya, aku merawatnya karena dia tampak demam, tapi dia menamparku dan menyebut bahwa anak ini adalah anak haram yang tidak jelas ayahnya," ungkap Anastasya sambil berusaha menambah masalah antara Samuel dan Alesha.Alesha segera menggelengkan kepalanya, "Bohong! Jangan percaya pada wanita gila ini! Aku yakin dia pasti berbuat jahat padaku, tadi aku merasakan bahwa diriku sudah ...." suaranya langsung terhenti saat teringat pelecehan yang dialaminya, karena itu akan membuatnya dianggap mengkhianati Samuel dalam pernikahan mereka."Di, apa, Alesha?"Alesha terdiam dan tidak melanjutkan kata-katanya, dia khawatir Samuel akan mengusirnya jika dia mengungkapkan yang sebenarnya, terutama karena dia tidak memiliki bukti tenta
"Semua itu memang benar, Papa akan menghadapi Samuel, kalaupun Papa marah besar padanya, Samuel tidak akan mampu membalas dengan kemarahan yang sama, tapi sekarang, Papa membutuhkan kamu untuk pulang, Papa khawatir pada Samuel karena dia terlibat perkelahian dengan orang-orang yang Papa bayar untuk menghancurkan masa depan Alesha," ujar Len Artama.Anastasya, yang mendengar itu, langsung bergerak. Meski hatinya masih sakit atas perlakuan Samuel terhadapnya, kekhawatiran pada keadaan suaminya tak bisa ia abaikan."An, kamu mau ke mana?" tanya Len Artama, melihat Anastasya melangkah tanpa pamit.Anastasya menoleh dengan senyum tipis, "Pulang," jawabnya singkat.Len Artama merasa lega melihat menantunya bertekad kembali. Kehadirannya membawa harapan baru bagi impian Len Artama untuk menyatukan Anastasya dan Samuel, agar mereka bisa hidup bahagia bersama.Di dalam mobilnya, Len Artama menyetir dengan pelan. Dia tak ingin menantunya merasa tid
Hans Christian dan Christina Regan memeluk anak mereka yang sedang menangis penuh kesedihan dan kekecewaan karena tindakan suaminya yang juga membuat mereka merasa sakit hati."Tenang, kamu berada di rumah yang tepat untuk menenangkan diri, tetaplah di sini hingga kamu merasa lebih baik, Ayah dan Ibu akan pergi bekerja lagi," ucap Hans yang ingin tetap pergi bersama istrinya.Anastasya sangat paham dengan keadaan di rumahnya, tidak ada pilihan lain, tetapi yang jelas Anastasya merasa jauh lebih tenang."Ya, Ayah dan Ibu, kalian bisa pergi, aku mulai merasa lebih baik, lagi pula aku bisa pulang sendiri tanpa bantuan suamiku," kata Anastasya yang bertekad tidak akan menyerah dalam pernikahannya.Christina tersenyum, ternyata anaknya mendengarkan nasihatnya, "Baiklah, jaga dirimu, jika ada yang penting, hubungi Ibu dan Ayah," kata Christina sambil diikuti oleh Hans Christian.Anastasya kembali masuk ke dalam rumah karena dia ingin menenangka







