Share

Bab 23

Godaan Pelakor

Aku putuskan untuk segera pergi ke rumah Zea. Pasti mereka masih ada di sana. Entah memang sedang bermesraan, atau Pelakor tak mengizinkan suamiku pulang.

"Sialan. Dasar cewek pelakor. Awas saja kamu," ujarku sambil mengendarai mobil.

Tidak butuh waktu lama. Hanya dalam kurun waktu kurang satu jam, mobilku sudah terparkir di halaman rumah Zea. Namun, aku tidak menemukan mobil Mas Rama di sana. Apa mereka di rumah orang tua Zea? tak mungkin.

Aku lihat, lampu rumah ini menyala. Maka aku putuskan untuk menggedor pintu. Pasti ada seseorang di sini.

"Zea... Mas Rama ... buka pintunya!"

"Woy, pelakor buka pintunya!" teriakku naik pitam.

Emosi benar-benar menguasai jiwa. Tangan mengepal kuat. Rasanya inginku bakar saja rumah ini. Namun, aku bukan orang gila. Masih punya akal sehat. Harus memikirkan segala langkah dengan matang. Tidak boleh asal bertindak.

Manusia diberikan akal agar tidak salah jalan. Bisa memikirkan Setiap langkah dan pilihannya dengan matang. Maka, suda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status