Share

Lamban dan bodoh.

Namun, sebesar apapun kemarahan dan kekesalannya saat ini, Angel tetap harus membuka tautan email ke dua.

Dan seperti yang pertama, surat kedua juga semakin membuatnya naik pitam. Bagaimana tidak, itu adalah susunan jadwalnya selama seminggu ke depan di kota D, dan jam keberangkatan telah di tetapkan siang ini.

"Aaaahhkk...kalian kakak beradik benar-benar ingin membuatku gila."

Angel berteriak dengan keras, namun dengan tubuh dan tangan yang segera bangkit dari ranjang, untuk menyambar koper besar yang di sandarkan di samping lemari baju.

Koper tersebut, berisi beberapa baju yang di ambilnya dari rumah keluarga Pambudi 2 hari yang lalu.

Karena kesibukan dan rasa lelah serta penat dalam hati beberapa hari ini, ia belum sempat membereskannya kembali.

Dan hal itu menjadi titik keberuntungan tersendiri, karena ia tak lagi perlu berkemas.

Angel mau tak mau harus menuruti perintah yang ada, karena nominal uang di rekening bank miliknya masih jauh dari cuk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status