Home / Romansa / Oh, My Ex! / Bab 3. Kembali Bertemu dengan Masa Lalu

Share

Bab 3. Kembali Bertemu dengan Masa Lalu

last update Last Updated: 2025-06-08 00:24:44

Raisa mulai terusik saat matahari pagi mulai menyentuh wajahnya. Pun dia merasa sekujur tubuhnya terasa sakit, kepalanya juga terasa sangat berat. Dia menyentuh dahinya sambil memijatnya. Perlahan-lahan dia mulai membuka kedua matanya—mengedipkan kedua matanya beberapa kali, dia memperhatikan dirinya bukan berada di kamarnya. Lantas di mana ini? Raisa menoleh ke samping, tidak ada siapa-siapa di sana kecuali dirinya dengan kondisi yang terlihat kacau.

Seketika raut wajah Raisa berubah melihat banyak pakaian berserakan di lantai. Napasnya tercekat. Jantungnya berpacu tak karuan seakan ingin berhenti berdetak. Kepalanya semakin memberat. Dia menurunkan pandangannya, melihat tubuhnya telanjang tanpa memakai sehelai benang pun—hanya selimut tebal yang membalut tubuh. Dia menelan salivanya susah payah menatap banyak tanda kemerahan di payudaranya.

Otak Raisa berusaha berpikir jernih. Namun, sayangnya dia benar-benar sangat kacau. Ingatan Raisa teringat akan kejadian kemarin. Kejadian yang menghancurkan hatinya—di mana tunangannya berselingkuh dengan adik kandungnya sendiri. Emosi yang tak terkendali membuat Raisa memutuskan pergi ke klub malam. Ya, semua kepingan memori teringat di dalam benak Raisa. Perasaan merasa terkhianati telah membuatnya melarikan diri ke klub malam.

Satu persatu kepingan memori sudah mengumpul menjadi satu. Raisa ingat di mana ada pria yang mengganggunya, dan ada seorang pria lain yang menolongnya agar pria yang mengganggunya itu pergi. Tunggu! Tiba-tiba wajah Raisa semakin memucat mengingat dirinya berkenalan dengan seorang pria asing di klub malam. Napasnya kini semakin memberat, mengingat dirinya tadi malam berdansa bahkan berciuman dengan pria asing.

“Apa yang kau lakukan, Raisa!” Raisa menutup wajahnya dengan kedua tangannya sendiri. Rasa gelisah, takut, panik, semuanya melebur menjadi satu.

Ini sudah gila. Raisa tak pernah menyangka dia akan melakukan one night stand dengan pria asing. Amarah dan emosinya tadi malam, membuat Raisa memang tak terkendali sampai berakhir tidur dengan pria yang tak dikenalinya. Raisa mendesah kasar. Sungguh, dia tak menyangka akan sebodoh ini. Dia mengakui dirinya lemah alkohol. Itu yang membuatnya tidak bisa berpikir jernih di kala alkohol sudah menguasainya.

Raisa mengacak-acak rambutnya. Dia bingung bagaimana harus bersikap. Jika saja ada jurang, maka sudah pasti dia lebih memilih untuk menyeburkan dirinya ke jurang. Mengakhiri hidup akibat kebodohannya mungkin itu adalah pilihan yang paling tepat.

Raisa menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskan perlahan. Dia mendengar suara gemericik air dari kamar mandi. Dia yakin pria asing yang menjadi partner one night stand-nya masih berada di dalam kamar mandi.

“Ini kesempatanku untuk pergi,” gumam Raisa pelan. Ide di dalam kepalanya adalah melarikan diri. Dia tak mau mengenal siapa pria yang menjadi partner one night stand. Hati dan pikirannya masih kacau, karena tunangannya berselingkuh. Dia tidak mau menambah masalah baru di kehidupannya.

Raisa hendak menyibak selimut, tapi tiba-tiba pintu kamar mandi sudah terbuka—sosok pria tampan dan gagah keluar dari kamar mandi—dengan handuk yang masih dililit di pinggang. Rambutnya basah dan badan kekar gagah masih basah terkena air membuat pria itu semakin seksi.

Namun, seketika mata Raisa melebar terkejut di kala melihat sosok pria di hadapannya itu. Sosok pria yang sudah lama sekali tak pernah dia lihat. Raisa menggelengkan kepalanya, meyakinkan bahwa apa yang dia lihat salah. Namun tidak, yang dia lihat sama sekali tidak salah. Malah sangatlah jelas. 

“R-Rylan?”

Tubuh Raisa membeku. Manik mata biru wanita itu melebar tak percaya dengan apa yang dia lihat ini. Sekujur tubuh Raisa seakan lumpuh, tidak mampu berkutik sama sekali. Napas Raisa tercekat membuatnya menjadi sesak luar biasa.

Raisa belum mampu berkata-kata. Otaknya seakan blank, tidak mampu berpikir jernih. Semua yang ada di dalam pikiran Raisa menjadi buntu seperti dirinya berada di jalanan yang tak menemukan arah.  

Setelah sekian tahun lamanya, nama yang seharusnya tak terucap ternyata sekarang kembali lolos di bibirnya. Jika sebelumnya hati Raisa tercabik di kala tahu adik kandungnya berselingkuh dengan tunangannya—kali ini hati Raisa seakan tertikam ribuan pisau yang menghantamnya.

Luka sekarang saja masih amat menyakitkan. Sekarang Raisa harus dibawa kenyataan luka lama yang amat membuatnya sakit luar biasa. Di belakang bola matanya sudah menahan keras air mata agar tidak tumpah.

“Kenapa kau bisa ada di sini?!” Raisa mulai mengeluarkan suaranya lagi.

Raisa masih tidak percaya dengan yang dilihatnya, tapi faktanya pria yang berdiri di dapan matanya saat ini memanglah Rylan Blackburn. Sosok pria dari masa lalunya kembali ada di hadapannya.

Rylan Blackburn adalah mantan kekasih Raisa yang tak pernah lagi Raisa tahu kabarnya. Bertahun-tahun lamanya, sekarang sosok pria di masa lalunya malah ada di hadapannya. Wanita itu seperti terkena hantaman bola api panas. Kedua mata Raisa sudah penuh dengan tatapan kebencian. Wanita itu tidak bisa menahan apa yang selama ini sudah dia pendam.

“Kau tidak ingat tentang tadi malam?” Rylan dengan santai menjawab pertanyaan Raisa, sambil memakai pakaian di depan wanita itu.

Wajah Raisa memucat panik. Pancaran mata wanita itu bingung dan takut. Semua yang ada di dalam otaknya seakan menjadi kosong. Tidak bisa berpikir jernih. Satu demi satu ingatan wanita itu mulai muncul tentang kejadian tadi malam.

Napas Raisa menjadi memberat tak karuan. Kedua telapak tangannya keringat dingin. Perasaan campur aduk menelusup ke dalam dirinya. Dia memejamkan mata merutuki kebodohannya. Raisa tidak lupa bagaimana dirinya tadi malam bercumbu dengan Rylan. Bukan hanya bercumbu saja, tapi Raisa mengingat dirinya sudah melakukan having sex dengan mantan kekasihnya itu. Ini sudah gila! Raisa tak henti mengumpati kebodohannya.

Embusan napas Raisa memburu penuh amarah. “Berengsek! Beraninya kau!”

“Kau sendiri yang mengantarkan dirimu, Raisa.” Rylan dengan enteng mengucapkan hal tersebut, tanpa sama sekali memiliki beban. Seolah tindakan yang dia dan Raisa lakukan memang tidak sama sekali salah. Malah bisa dikatakan itu hal benar.

Shit! Raisa kau bodoh sekali!’ geram Raisa dalam hati, yang tak henti mengumpati dirinya sendiri.

Rylan tersenyum samar melihat Raisa yang seperti mengumpati kebodohannya. Hal tersebut begitu lucu di mata Rylan. Pria itu memutuskan untuk diam, dan tenang—menatap Raisa yang sejak tadi tampak marah.

“Kau pasti sengaja memanfaatkan aku yang sedang mabuk!” Ini kalimat yang kembali Raisa ucapkan. Wanita itu menuduh Rylan yang memanfaatkan kondisi dirinya yang mabuk. Jika saja dirinya tidak mabuk, mana mungkin dirinya melakukan hal segila itu. Tidur dengan mantan kekasihnya adalah hal tergila yang pernah Raisa lakukan.

Rylan menatap wanita cantik itu. “Untuk apa aku memanfaatkanmu? Apa perlu aku jelaskan satu persatu agar kau bisa mengingatnya?”

“Tidak! Ini jelas salahmu! Kau mengambil kesempatan untuk melakukan hal ini padaku.” Api amarah terlihat dengan jelas di wajah Raisa.

Rylan melangkah mendekat ke arah Raisa yang masih hanya terbalut oleh selimut tebal. Sudut bibir pria itu terangkat—melihat tubuh telanjang Raisa yang terbalut oleh selimut tebal itu. Sudah lama sekali dia tak melihat pemandangan indah di depannya ini.

“Kau pikir aku akan menyentuhmu, jika kau tidak memulainya lebih dulu? Kau yang memaksaku untuk melakukan ini semua.” Rylan membelai pipi Raisa, tapi dengan cepat Raisa menepis kasar tangan Rylan.

“Kau bisa menolak, Berengsek! Aku mabuk! Otakku tidak berfungsi dengan baik!” bentak Raisa cukup keras.

Rylan menegakkan badannya. “Aku sudah berusaha menolak, tapi kau tetap memaksa. Raisa Marin, aku adalah pria normal. Tidak mungkin aku terus menolak, jika ada wanita yang menawarkan diri berada di ranjang yang sama denganku. Ditambah wanita itu adalah dirimu. Sudah lama, aku tidak menyentuhmu, Raisa.”

Raut wajah Raisa memerah penuh amarah. Dia ingin berteriak sekeras mungkin, tetapi dirinya tak bisa sepenuhnya menyalahkan Rylan. Semua bermula dirinya yang bodoh sampai lepas kendali. Kejadian yang menyakitkan membuat Raisa sampai gila memutuskan menghabiskan malam di klub malam, dan minum sampai mabuk berat.

Tujuan Raisa pergi ke klub malam adalah untuk menenangkan pikiran, bukan untuk menambah masalah. Hidupnya saja sudah penuh dengan masalah, sekarang harus ditambah masalah baru.

“Kau memang berengsek, Rylan!” Raisa turun dari ranjang tidurnya, lalu dia melihat gaunnya yang sudah robek. Wanita itu menatap Rylan dengan tatapan tajamnya, sorot mata permusuhan terlihat di sana.

Rylan hanya memperhatikan apa yang dilakukan Raisa sejak tadi, mau wanita itu berteriak sekeras apa pun, pria yang memiliki paras rupawan itu masih terlihat tenang, dingin, seakan tak melakukan kesalahan.

“Bajingan kau, Rylan!” Makian tak henti lolos di bibir Raisa pada pria berengsek di hadapannya.

Rylan yang mendengarnya hanya terkekeh, lalu pria itu memberikan kode dengan menggunakan dagunya jika di atas sofa ada sebuah paper bag yang memang sengaja dia pesan oleh anak buahnya saat Raisa tidur tadi malam.

“Aku sudah meminta anak buahku membelikan pakaian untukmu. Pakailah,” ucap Rylan tanpa dosa.

Raisa melihat ke mana arah pandang Rylan. Dia melihat paper bag berwarna abu-abu tua—lalu berjalan dengan cepat dan meraih paper bag tersebut. Dia berlari menuju kamar mandi sambil membanting pintu kamar mandinya dengan keras. Tampak senyuman di wajah Rylan terlukis mendengar suara keras yang timbul dari bantingan pintu kamar mandi yang ditutup oleh Raisa tadi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Oh, My Ex!   Bab 5. Kesalahpahaman

    Keputusan besar yang Raisa ambil adalah pindah kerja. Dia sudah muak bertemu dengan Garry. Dia tidak ingin lagi bertemu dengan pria berengsek itu. Tidak akan pernah Raisa mau mendengar penjelasan dari pria bajingan itu.Raisa bekerja di Lawson Group menjabat sebagai Direktur Marketing—yang mana Lawson Group adalah milik Garry. Bukan tak mau bersikap professional, tapi Raisa merasa sudah cukup untuk melihat Garry.Jika Garry berselingkuh dengan wanita lain, pasti hancurnya hati Raisa tidak akan seperti sekarang ini. Perselingkuhan calon suami dan adik kandungnya sendiri adalah hal yang paling menyakitkan. Sampai detik ini saja, Raisa enggan datang ke keluarganya. Pun dia menghindari telepon dari kedua orang tuanya.Pagi-pagi sekali Raisa sudah ada di kantor, rapi dengan pakaian formalnya, wanita cantik itu selalu terlihat elegant dan juga menawan. Blouse berwarna putih dengan pita besar di bagian dada, serta rok berwarna pink cerah berbentuk A-line itu membuat penampilan Raisa tampak m

  • Oh, My Ex!   Bab 4. Masih Menyimpan Kenangan

    Raisa pergi meninggalkan hotel dengan menggunakan taksi. Tadi dia dipaksa diantar Rylan, tapi dia menolak dengan tegas. Beruntung Rylan tidak memaksanya lagi. Sekarang tatapannya menatap keluar jendela—memperhatikan pemandangan di luar sana dengan tatapan mata kosongnya.Air mata yang sejak tadi ditahan itu lolos juga. Raisa sudah tak mampu membendungnya lagi, dia mengusap kedua pipinya dengan kasar. Luka yang masih basah, kini semakin basah dengan hadirnya Rylan—pria yang tidak pernah ingin dia jumpai. Rylan adalah pria yang dirinya anggap sudah mati dan tak layak untuk diingat lagi.Raisa turun dari taksi usai tiba di lobby apartemennya, lalu tiba-tiba raut wajahnya terkejut melihat mantan tunangannya ada di hadapannya.“Raisa tunggu! Aku bisa jelaskan semuanya padamu!” seru Garry sambil menahan tangan Raisa.Raisa menepis kasar tangan pria itu. “Dan aku pikir tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan!”Garry tampak putus asa melihat kemarahan di wajah Raisa. “Raisa, dengarkan aku du

  • Oh, My Ex!   Bab 3. Kembali Bertemu dengan Masa Lalu

    Raisa mulai terusik saat matahari pagi mulai menyentuh wajahnya. Pun dia merasa sekujur tubuhnya terasa sakit, kepalanya juga terasa sangat berat. Dia menyentuh dahinya sambil memijatnya. Perlahan-lahan dia mulai membuka kedua matanya—mengedipkan kedua matanya beberapa kali, dia memperhatikan dirinya bukan berada di kamarnya. Lantas di mana ini? Raisa menoleh ke samping, tidak ada siapa-siapa di sana kecuali dirinya dengan kondisi yang terlihat kacau.Seketika raut wajah Raisa berubah melihat banyak pakaian berserakan di lantai. Napasnya tercekat. Jantungnya berpacu tak karuan seakan ingin berhenti berdetak. Kepalanya semakin memberat. Dia menurunkan pandangannya, melihat tubuhnya telanjang tanpa memakai sehelai benang pun—hanya selimut tebal yang membalut tubuh. Dia menelan salivanya susah payah menatap banyak tanda kemerahan di payudaranya.Otak Raisa berusaha berpikir jernih. Namun, sayangnya dia benar-benar sangat kacau. Ingatan Raisa teringat akan kejadian kemarin. Kejadian yang

  • Oh, My Ex!   Bab 2. Aku Tidak Bisa Berhenti

    Mata biru Raisa sayu, menatap pria tampan yang sedang mengemudikan mobil. Jambang pria tampan itu tampak seksi. Hidungnya mancung menjulang melebihi bibir. Alis tebal serta bibir merah dan sedikit tebal benar-benar membuatnya terlihat rupawan. Raisa merasa malaikat telah mendatangkan Dewa tampan di sampingnya.“Tampan, wajahmu benar-benar tidak asing di mataku.” Raisa mendekati wajahnya ke wajah pria yang sedang mengemudikan mobilnya. Dia mengendus, mencoba mengingat aroma perfume yang tak asing di indra penciumannya itu.Pria tampan yang sedang mengemudikan mobil itu tak mengindahkan apa yang diucapkan oleh Raisa. Dia fokus melajukan mobil. Racauan Raisa sama sekali tidak didengarkan olehnya.“Hey, jawab aku. Apa kita saling mengenal? Aroma tubuhmu seperti pernah aku cium.” Dengan berani, Raisa kembali mencium rahang pria yang sudah menyelamatkannya dari pria hidung belang. Dia terlihat sangat agresif, ini semua karena pengaruh minuman alkohol yang entah sudah berapa banyak dia minum

  • Oh, My Ex!   Bab 1. Luka Hati

    Bandar Udara Internasional O'Hare, Chicago, Illinois, USA. Pesawat tujuan Melbourne—Chicago baru saja mendarat. Wanita cantik yang memiliki wajah oval itu terlihat sedang menarik koper berwarna hitam miliknya. Penampilannya yang sempurna selalu membuatnya terlihat sangat cantik.Raisa Marin, dia adalah wanita cantik yang baru saja kembali dari mengikuti pelatihan dari perusahaannya. Dia sudah tidak sabar ingin memberikan kejutan pada sang tunangan. Sudah lama tidak berjumpa membuat Raisa dilanda rasa rindu yang hebat.Raisa tersenyum saat dia bisa menikmati udara segar. Rambut pirang panjangnya terurai dengan bebas begitu memukau. Serta perpaduan manik mata birunya terlihat indah saat dia membuka kacamata hitam yang dikenakannya sejak tadi. Wanita cantik berdarah Indonesia dan Amerika itu memang memiliki paras yang sempurna. “Pasti Garry sangat terkejut, karena aku kembali lebih awal, aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya,” gumam Raisa pada dirinya sendiri.Raisa memegang d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status