Rasa sesak akibat cengkraman tangan Cristo di lehernya semakin membuat Keira kesulitan mengambil oksigen. Dia tidak bisa melakukan apapun, tangan dan kakinya terikat bahkan berteriak pun tak mampu. Wajahnya pucat pasih, Tubuh Keira tak bisa lagi bergerak, sudah tak ada suara kesakitan, matanya secara perlahan menutup merasakan ketenangan seakan membuatnya melayang.Tiba-tiba tubuh Cristo terjungkal. Seorang pria yang menatapnya marah memukuli Cristo dengan membabi buta. Cristo yang tidak memiliki kesiapan untuk membalas hanya bisa pasrah saat dirinya dihantam bertubi-tubi pukulan mengenai wajahnya.“Dean sudah Dean. Laki-laki brengsek itu sudah tak bisa berkutik lagi,” ujar Ettan menarik Dean yang terus menerus memukuli Cristo.Cristo tidak mendengarkan suara Ettan, dia masih dikuasai oleh emosinya. Terpaksa Ettan menampar Dean membuat pria itu tersadar apa yang telah dilakukannya. Tangan berdarah tapi bukan darahnya.“Dari pada mengotori tanganmu lebih baik kita menolong Keira,” teri
Perasaan bahagia tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Wanita mana yang tidak akan jatuh cinta jika seorang pria memberikannya bunga setiap hari dengan kata-kata penyemangat. Perlakukan Dean pada Keira membuat gadis tersebut merasa bagaikan ratu. Dean sangat memperhatikannya dari hal terkecil hingga yang tidak pernah disangka sebelumnya. Entah dari mana Dean mengetahui segala hal tentangnya.“Wow, apa ini,” ujar Keira menutup bibirnya. Hampir saja Keira terpekik saat Dean memberikan sebuah boneka kelinci kecil yang diinginkan.“Kamu suka?” tanya Dean sambil tersenyum.Keira menengadahkan kepalanya menatap Dean. Kenapa laki-laki ini kalau sudah senyum giginya berkilau amat sih? Apa dia pakai pasta gigi mahal ya? Atau malah veneer gigi kayak artis-artis itu kali ya. Keira berkata dalam hatinya.“Kamu suka ga?” tanya Dean lagi dengan penasaran.“Kamu tau dari mana kalau aku suka kelinci?” tanya Keira yang jadi ikut penasaran.“Ga penting aku tau dari mana yang lebih penting itu kamu
Sudah seminggu waktu berlalu semenjak kejadian Keira diculik oleh Cristo. Dean sudah mengurus Cristo membawanya kembali pada keluarga Josep sekaligus memberikan peringatan ke orang tua Cristo agar anak mereka tidak lagi terobsesi pada Keira, istrinya. Jika Cristo melakukan itu dia tidak akan tinggal diam dan akan membalas semua perbuatan Cristo walau nyawannya menjadi taruhan.Bagi Dean, Keira Rose merupakan wanita yang paling penting dalam hidupnya saat ini dan satu tahun kedepan. Dia akan menjaga, melindungi Keira yang sebentar lagi akan menjadi istrinya selama setahun. Sebagai suami dia akan melakukan apapun untuk memberikan kenangan terindah untuk Keira.Senyuman Keira mengingatkannya pada Ibunya, Rosie Walington. Nama Keira juga sama seperti Ibunya, Rosie walau Keira hanya Rose, tapi memiliki arti yang sama bunga Rose atau mawar. Bunga Mawar sendiri memiliki banyak arti tergantung warnanya, tapi saat menatap Keira, gadis itu seperti perpaduan semua warna bunga warna yang memiliki
Keira terkejut saat mendengar Mamanya, Rosanna berada dikamarnya. Wajahnya mendadak menjadi pucat. Apa yang harus dia katakan pada Mamanya? Dia jadi kebingungan apa yang harus dilakukannya.“Apa maksud dari perkataanmu, Kei?” tanya Rosanna.“Tidak ada maksud apapun, Ma. Aku hanya berharap selama pernikahanku yang setahun ini akan berjalan dengan baik.” Keira mencari alasan pada Rosanna.“Kenapa kamu berpikiran pendek seperti itu? Pernikahan bukan hanya setahun atau dua tahun tapi untuk selamanya.”“Begini Ma. Selama setahun ini aku dan Dean mungkin akan menjalani pernikahan jarak jauh. Dean masih dengan karirnya di Miami dan aku di Jakarta. Jarak kami menjadi penghalang.”“Kenapa tidak salah satu dari kalian yang mengalah. Kamu bisa ikut dengan Dean ke Miami, bisa juga mencari pekerjaan di sana.”“Tapi Mama dan Papa.”“Tidak usah memikirkan kami. Bagi Mama dan Papa kebahagiaanmu lah yang utama. Masih banyak cara hubungan orang tua dan anak tidak akan terputus. Komunikasi sekarang suda
Malam pertama. Keira merasakan jantungnya berdetak lebih cepat karena ini malam pertamanya dengan Dean. Dia berada di dalam kamar pribadi Dean yang sudah rancang khusus oleh Vio dan Ettan. Tak lupa juga kedua orang tua mereka yang sangat bersemangat ingin mendapatkan cucu.“Aduh gimana ini,” keluh Keira yang gelisah sendiri.Pendingin ruangan terasa begitu dingin menusuk kulitnya semakin melengkapi kegugupannya. Baru dia saja selesai membersihkan sisa-sisa make up dan sekarang hanya mengenakan lingerie seksi berwarna merah. “Astaga ini lingerie bener-bener kekurangan bahan deh.” Keluh Keira.“Mas semua baju ku bisa hilang semua dan hanya tersisa 2 helai lingerie warna merah dan hitam lengkap dengan celana dalam yang menutup bulu-bulu halusku aja ga cukup. Ini pasti kerjaan Vio.” Lagi-lagi dia mengeluh.“Cobaan apa lagi coba ini, astaga.”Sementara itu di tempat yang berbeda bukan hanya Keira saja yang gelisah Dean juga merasakan hal yang sama. Ini merupakan malam pertamanya dengan K
Pagi harinya Keira terbangun dengan sangat bahagia. Entah kenapa dia merasa bahagia pagi ini, dia sendiri pun tidak tahu jawabannya.“Selamat pagi istriku yang cantik,” ujar Dean menatap Keira di sisi ranjang.“Selamat pagi juga suamiku,” balas Keira.“Kamu cantik sekali pagi ini, Kei.”“Iih kamu gitu deh sukanya muji-muji terus.”Keira malu-malu mendengar pujian Dean. Inilah yang disukainya dari Dean, pria itu selalu memuja dirinya.“Kamu mau mandi sendiri atau aku mandiin, Kei,” goda Dean dengan mengedipkan sebelah matanya.“Iiih apaan sih Dean kok mau mandiin aku segala. Aku ‘kan udah gede masa dimandiin sih,” ujar Keira dengan manja.“Suaramu manjamu itu aku suka Kei. Kamu harus selalu manja sama aku yaa ga boleh sama yang lain.”“Iya-iya cerewet banget sih.”“Aku cerewet karena aku sayang kamu.”“Cie… kamu udah sayang aja nih. Gimana bisa kamu jadi sayang sama aku sih?”“Kamu mau tau jawabanku?”“Iya mau tau.”“Mau tau banget atau mau tau aja.”“Semuanya mau tau… tau… dan tau.”“
Keira dan Dean sarapan pagi berdua tidak ada Rudi, Arman, dan Rosanna. Kedua orang tua mereka seakan memberikan kesempatan Keira dan Dean untuk berduaan. Walau terasa sepi tapi tidak membuat suasana menjadi yang ada jadi romantis malah mereka hanya saling diam. Sibuk dengan pemikiran masing-masing.“Kei tentang yang tadi aku—”“Ooh sudahlah itu tadi ga di sengaja kok.” Dengan cepat Keira memotong perkataan Dean. Dia malu kalau Dean membahas kejadian handuk lepas.Dean terdiam. Sepertinya dia sudah salah membahas masalah handuk. Terlihat raut wajah Keira yang tidak suka dengan kejadian yang baru saja terjadi.“Kei sepertinya setelah beberapa hari kita tinggal di sini ada baiknya kalau kita pindah,” ucap Dean.“Mau pindah ke mana? Kalau apartemenku itu ada Vio,” ujar Keira.“Aku berencana akan membeli rumah saja di sini.”“Jadi kita tinggal di rumah? Bukan apartemen aja.”“Aku lebih suka rumah. Apartemen tempat yang sempit aku tidak nyaman.”“Terserah padamu saja. Aku punya tabungan wal
Sudah 3 hari hubungan Keira dan Dean tidak banyak berbicara, tapi jika di depan kedua orang tuanya dan Ayah Dean mereka bersikap sebaliknya. Saling mesra menunjukkan pasangan bahagia dan saling mencintai.Hari ini Arman dan Rosanna akan kembali ke kota pahlawan. Mereka harus mengurusi hasil kebun mereka yang sebentar lagi akan panen. Rudi juga ikut serta ke kota pahlawan, dia merasa tidak hanya mendapatkan besan yang memiliki hobi yang sama, tapi juga teman.“Kei, kamu harus baik-baik mengurus suami. Suamimu itu sangat menyayangimu. Kamu beruntung sekali memiliki suami yang tampan, pengertian, perhatian, dan satu lagi yang paling penting dia sangat bertanggung jawab pada semuanya,” ujar Rosanna menasehati putrinya.“Iya Ma.” Keira berkata sambil tersenyum.“Ingat jangan terlalu keras kepala. Semua yang dilakukan suamimu merupakan yang terbaik untuk hidupmu dan rumah tanggamu.”“Iya Ma.”“Jangan cuma iya… iya saja Kei, tapi iya ya