Malam pertama. Keira merasakan jantungnya berdetak lebih cepat karena ini malam pertamanya dengan Dean. Dia berada di dalam kamar pribadi Dean yang sudah rancang khusus oleh Vio dan Ettan. Tak lupa juga kedua orang tua mereka yang sangat bersemangat ingin mendapatkan cucu.“Aduh gimana ini,” keluh Keira yang gelisah sendiri.Pendingin ruangan terasa begitu dingin menusuk kulitnya semakin melengkapi kegugupannya. Baru dia saja selesai membersihkan sisa-sisa make up dan sekarang hanya mengenakan lingerie seksi berwarna merah. “Astaga ini lingerie bener-bener kekurangan bahan deh.” Keluh Keira.“Mas semua baju ku bisa hilang semua dan hanya tersisa 2 helai lingerie warna merah dan hitam lengkap dengan celana dalam yang menutup bulu-bulu halusku aja ga cukup. Ini pasti kerjaan Vio.” Lagi-lagi dia mengeluh.“Cobaan apa lagi coba ini, astaga.”Sementara itu di tempat yang berbeda bukan hanya Keira saja yang gelisah Dean juga merasakan hal yang sama. Ini merupakan malam pertamanya dengan K
Pagi harinya Keira terbangun dengan sangat bahagia. Entah kenapa dia merasa bahagia pagi ini, dia sendiri pun tidak tahu jawabannya.“Selamat pagi istriku yang cantik,” ujar Dean menatap Keira di sisi ranjang.“Selamat pagi juga suamiku,” balas Keira.“Kamu cantik sekali pagi ini, Kei.”“Iih kamu gitu deh sukanya muji-muji terus.”Keira malu-malu mendengar pujian Dean. Inilah yang disukainya dari Dean, pria itu selalu memuja dirinya.“Kamu mau mandi sendiri atau aku mandiin, Kei,” goda Dean dengan mengedipkan sebelah matanya.“Iiih apaan sih Dean kok mau mandiin aku segala. Aku ‘kan udah gede masa dimandiin sih,” ujar Keira dengan manja.“Suaramu manjamu itu aku suka Kei. Kamu harus selalu manja sama aku yaa ga boleh sama yang lain.”“Iya-iya cerewet banget sih.”“Aku cerewet karena aku sayang kamu.”“Cie… kamu udah sayang aja nih. Gimana bisa kamu jadi sayang sama aku sih?”“Kamu mau tau jawabanku?”“Iya mau tau.”“Mau tau banget atau mau tau aja.”“Semuanya mau tau… tau… dan tau.”“
Keira dan Dean sarapan pagi berdua tidak ada Rudi, Arman, dan Rosanna. Kedua orang tua mereka seakan memberikan kesempatan Keira dan Dean untuk berduaan. Walau terasa sepi tapi tidak membuat suasana menjadi yang ada jadi romantis malah mereka hanya saling diam. Sibuk dengan pemikiran masing-masing.“Kei tentang yang tadi aku—”“Ooh sudahlah itu tadi ga di sengaja kok.” Dengan cepat Keira memotong perkataan Dean. Dia malu kalau Dean membahas kejadian handuk lepas.Dean terdiam. Sepertinya dia sudah salah membahas masalah handuk. Terlihat raut wajah Keira yang tidak suka dengan kejadian yang baru saja terjadi.“Kei sepertinya setelah beberapa hari kita tinggal di sini ada baiknya kalau kita pindah,” ucap Dean.“Mau pindah ke mana? Kalau apartemenku itu ada Vio,” ujar Keira.“Aku berencana akan membeli rumah saja di sini.”“Jadi kita tinggal di rumah? Bukan apartemen aja.”“Aku lebih suka rumah. Apartemen tempat yang sempit aku tidak nyaman.”“Terserah padamu saja. Aku punya tabungan wal
Sudah 3 hari hubungan Keira dan Dean tidak banyak berbicara, tapi jika di depan kedua orang tuanya dan Ayah Dean mereka bersikap sebaliknya. Saling mesra menunjukkan pasangan bahagia dan saling mencintai.Hari ini Arman dan Rosanna akan kembali ke kota pahlawan. Mereka harus mengurusi hasil kebun mereka yang sebentar lagi akan panen. Rudi juga ikut serta ke kota pahlawan, dia merasa tidak hanya mendapatkan besan yang memiliki hobi yang sama, tapi juga teman.“Kei, kamu harus baik-baik mengurus suami. Suamimu itu sangat menyayangimu. Kamu beruntung sekali memiliki suami yang tampan, pengertian, perhatian, dan satu lagi yang paling penting dia sangat bertanggung jawab pada semuanya,” ujar Rosanna menasehati putrinya.“Iya Ma.” Keira berkata sambil tersenyum.“Ingat jangan terlalu keras kepala. Semua yang dilakukan suamimu merupakan yang terbaik untuk hidupmu dan rumah tanggamu.”“Iya Ma.”“Jangan cuma iya… iya saja Kei, tapi iya ya
Dean dan Keira saling menatap satu dengan yang lain. Hari ini Dean harus bisa memiliki Keira seutuhnya, dia sudah tidak tahan lagi dengan berbagai godaan yang dilakukan istrinya walau terlihat sepele, tapi mampu membangkitkan sesuatu yang seharusnya terlelap menjadi bangun. Keadaan ini tentu tidak baik-baik saja untuk kondisi benda pusaka miliknya.“Kamu jangan terus menggodaku, Kei,” ucap Dean dengan parau.“Memangnya kamu merasa aku menggodamu?” tanya Keira berpura-pura tidak mengerti.“Aku mau tidur aja.”Dean membaringkan tubuhnya di atas ranjangnya yang empuk. Dia sulit untuk menahan hasrat yang akan segera meledak.“Yakin mau tidur? Ga ingin melakukan hal yang lainnya?” tanya Keira sambil menggoda Dean.Dean berpura-pura tidak mendengarkan Keira. Dia tidak ingin melakukan hubungan intim sebelum Keira yang memintanya.“Aah Dean… kok kamu cuek gitu sih sama aku sih, ayolah Dean.” Keira sengaj
Perlahan tapi pasti Dean menyusuri tubuh Keira. Dia sangat menikmati membelai secara lembut tubuh istrinya. Keira juga merasakan hal yang sama dia menutup matanya menikmati apa yang dilakukan Dean padanya. Belum pernah dia mendapatkan desiran yang menjalar dalam tubuhnya.Apa lagi saat Dean membelai bagian sensitif miliknya dengan semakin membuatnya mengerti tentang nikmatnya surga dunia. Keira berpikir inikah yang dirasakan Vio saat berhubungan intim dengan Ettan. Pantas saja sahabatnya itu selalu ketagihan melakukan hubungan intim.Sekarang Dean memegang milik sensitifnya yang sudah berdiri tegak dan siap untuk masuk ke lembah-lembah surgawi Keira. Dia mendekati tubuh Keira memeluknya dengan erat lalu mencium bibir istrinya dengan lembut. Dia ingin membuat Keira nyaman dan bisa beradaptasi saat dia akan memasukinya.Siap-siap tong kali ini kita harus berkolaborasi merobek selaput darah dan masuk ke dalam secara perlahan. Gadis perawan tong
Pagi ini terasa berbeda bagi Keira dan Dean. Hubungan yang dulu hanya sebatas pernikahan kontrak sekarang berubah menjadi seperti pernikahan yang sesungguhnya. Keira tidur dalam dekapan Dean, lelaki yang telah memilikinya memeluk dengan erat seakan tidak ingin berpisah.Secara perlahan Keira membuka matanya. Wajahnya bersemu merah mengingat kejadian tadi malam, dia tidak tahu berapa lama mereka bercinta. Yang pasti dia sangat menikmati permainan Dean diatas tempat tidur yang begitu liar membuatnya terpuaskan.Aku harus bagaimana ini menghadapi Dean. Aduh aku malu sama kelakuanku sendiri. Keira berkata dalam hatinya.Dia pun memegang tangan Dean. Melepaskan pelukkan Dean secara perlahan, dia ingin ke kamar mandi membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. Kejadian tadi malam membuatnya berkeringat walau pendingin udara tidak henti-hentinya memberikan kenyamanan, tapi seakan tidak terasa di kulit mereka.“Mau ke mana?” tanya Dean
Siang itu Keira akhirnya bisa menikmati mandi yang sudah dia idam-idam kan sejak pagi. Dia sangat menikmati kucuran air yang menerpa tubuhnya yang terasa hangat. Wajahnya pun tak ketinggalan untuk dia bersihkan juga. Sabun mandi beraroma vanilla membuat perasaannya menjadi lebih baik. Secara perlahan dia menyabuni tubuhnya tak lupa juga shampo untuk membasahi rambut yang memiliki beraroma sama dipakainya. Menggosok secara perlahan menikmati pijatan-pijatan di kulit kepala dan rambutnya. Aroma Vanilla dihirupnya seakan lelahnya terlebur dalam wangi yang mampu menenangkan jiwanya.Setelah selesai Keira dengan kegiatan mandinya. Dia pun menatap di depan cermin. Terlihat banyak jejak-jejak memerah di curuk leher dan payudaranya. “Gila juga nih si Dean ganas euy,” ujar Keira sambil menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri. “Satu, dua, tiga, dan delapan yaa ampun banyak banget ini. Si Dean drakula atau vampir yaa, eh tapi sama sih drakula dan vamp