Komitmen, kesetiaan, napsu, dan cinta merupakan bagian dari sebuah pernikahan. Jika cinta dan napsu sudah saling membutuhkan membuat hasrat menjadi menggebu-gebu.
Dean merasakan cinta dan napsu saat bersama Keira. Baru kali ini dia menikmati semuanya secara bersamaan. Tubuh, bibir, dan seluruh bagian milik Keira membuatnya tak bisa sedikitpun berpaling dari istrinya. Tak pernah ada kata puas saat dia menikmati bagian-bagian yang membuat desiran darah menggelora dari tubuhnya. Terbakar hasrat yang memabukkan ingin lagi dan lagi.“Sayang… aku akan membuatmu panas dingin yaa,” ucap Dean dengan membelai perut istrinya.Tangan Dean bermain dari perut hingga menuju buah da.da Keira membuat tubuh istrinya menggeliat tak karuan dengan apa yang dilakukannya.“Deaan jangan nakal kayak gitu dong Sayang,” keluh Keira yang tak tahan dengan perlakuan Dean.“Tenanglah Sayang. Relax aja, nikmati semuanya.”Dean menundukTanpa terasa sudah 2 minggu Dean dan Keira menghabiskan waktu di Cape Town, Afrika Selatan untuk bulan madu. Sebenarnya hanya seminggu mereka di sana, tapi entah mengapa mereka terus melanjutkan liburan menjadi 2 minggu.Bulan madu terasa begitu indah menikmati hari berduaan dengan orang yang dicintai. Belajar untuk lebih memahami sifat dan tingkah laku orang yang dicintai. Hubungan Keira dan Dean bukan melalui pengenalan terlebih dahulu atau berpacaran. Jadilah butuh proses untuk saling memahami karakter, kesukaan, dan keinginan masing-masing.“Besok pulang deh, aku merindukan gado-gado nih,” ucap Keira membayangkan saus kacang di sayur mayur gado-gado.“Apa kamu menyukai gado-gado?” tanya Dean.“Iya Sayang. Apa lagi kalau minumnya es dawet gula merah hidup terasa begitu indah.” Keira membayangkan minuman kesukaannya.“Suka petai ga?” tanya Dean.“Iya aku suka petai. Kamu suka petai?”“Sama dong Sayang kita su
Hari ini Keira dan Dean akan kembali ke Jakarta. Walaupun kemarin malam harus berakhir dengan kram dan pegal-pegal tapi tidak terlalu berpengaruh pada keadaan Dean. Laki-laki yang menjadi suami Keira Rose masih saja sama dengan sifat kemesumannya yang sulit untuk bertobat.Keira yang terkadang jengah dengan perlakukan Dean hanya bisa menghela napasnya. Ingin sekali dia menendang suaminya jauh ke antartika agar tidak menempel layaknya perangko ketemu amplop.“Sayang apaan sih ndusel-ndusel terus,” ucap Keira kesal.“Aku suka ndusel-ndusel sama kamu,” ujar Dean sambil mencengkram lengan Keira dengan gemas.“Aduuh Dean sakit,” pekik Keira kesakitan.“Iih kamu teriak sakit malah aku makin gemas tau ga sih.”Keira mencibirkan bibirnya dan hanya bisa menepis tangan Dean yang mulai bergerilya menuju tempat-tempat keramat.“Dean, ini di mobil jangan kayak gitu.” Keira berkata sambil menepis tangan Dean.
Cinta tanpa rasa saling mengerti dan memahami akan membuat sebuah hubungan menjadi tidak baik - baik saja. Terkadang cinta harus saling menghormati dan menghargai pasangan kita. Di dalam sebuah hubungan tidak bisa dipungkiri harus ada yang mengalah bukannya saling mengalahkan. Tanpa terasa 2 jam terlewati Keira yang dari tadi sibuk membaca novel Desire In Love akhirnya bisa tersenyum setelah tadinya dia menangis dengan perjuangan cinta Selena dan Devano. Dia juga kasihan pada Kevandra dan berharap ada sequel lanjutan untuk pria yang begitu baik dan selalu mencintai Selena dengan tulus. Mungkin inilah yang dikatakan cinta tak harus memiliki walau sakit, tapi melihat orang yang dicintai bahagia akan membuat perasaan menjadi lebih bahagia. Jam dinding terus berdetak Keira menatap jalannya jarum panjang yang terus mengelilingi arah perputaran waktu. Walau sudah menunjukkan jam 1 dini hari, tapi Dean belum juga kembali. Dia merasa khawatir deng
Di saat suasana di antara mereka menjadi canggung sebuah dering ponsel berbunyi membuat Dean dan Vio terkejut. Vio pun melihat ponselnya. Ada nama Keira tertera di layar telepon genggamnya. "Dean ini Keira telepon,” ujar Vio memberitahukan Dean. “Ngapain istriku menghubungimu?” tanya Dean heran. “Biasanya nih kalau Keira telepon tengah malam begini pasti lagi baper, galau juga merana nih." “Serius?” “Iya serius. Keira memang begitu selalu menghubungi aku jika ada masalah." Dean mengernyitkan dahinya. Apakah benar Keira menghubungi Vio kalau ada masalah? Dia jadi penasaran sendiri apa yang akan Keira katakan. “Hmm, aku yakin kamu dan Keira sedang bertengkarkan?” Vio bertanya sambil menggoda Dean. Dean terdiam dan berpikir ingin mendengar versi Keira tentang pertengkaran mereka. “Angkat aja. Aku penasaran Keira akan mengata
Perjalanan malam Dean pulang ke rumahnya terasa begitu lambat walau dia sudah melaju kecepatan dengan secepat mungkin untuk menemui istrinya, Keira Rose yang sudah menunggunya.Tidak bisa dipungkirinya kalau ada rasa bersalah dalam hatinya membuat Keira menangis. Dia sama sekali tidak menyangka kalau istrinya lelah dan sengaja tidak mengatakan hal yang sebenarnya demi tidak menyakiti dirinya. Seandainya Keira berterus terang dia pasti akan mengerti. Terkadang beginilah dia, emosinya lebih mendominasi tanpa mengerti keadaan yang sebenarnya.Begitu tiba di rumah Dean dengan melangkahkan kakinya secepat mungkin menuju kamarnya. Saat dia membuka pintu dia melihat istrinya tertidur di atas ranjang dengan tisu yang berserakan mengelilinginya. Terlihat jelas kalau Keira habis menangis.“Kei.” Suara Dean saat memanggil Keira terdengar lembut dan mengecup kening istrinya.Keira terbangun saat mendengar suara Dean dan membuka matanya. Di
Setelah selesai memadu kasih di pagi hari Keira dan Dean turun ke bawah sambil bergandengan tangan untuk sarapan. Terlihat jelas dari wajah mereka yang berseri-seri membuat Rudi, Arman, dan Rosanna ikut merasakan kebahagian pasangan pengantin baru tersebut.“Cie… yang baru bulan madu dunia terasa milik berdua nih, yaa ga Pak Arman,” ujar Rudi menggoda Dean dan Keira.“Iya bener kalian berdua ini bikin iri kita yang juga dulu pernah muda,” ucap Arman.“Ayah dan Papa kayak ga pernah muda aja,” ujar Dean dengan santai.“Pernah muda sih, tapi kayaknya ga sehebat kalian deh. Lihat saja tuh tanda merah dileher bekas tanda bibirmu uo...uo…” ujar Rudi melirik ke arah leher Keira.“Nah itu dia Ayah namanya tanda kepemilikan biar orang tau kalau Keira hanya milikku.”Sedangkan Keira tertunduk malu sambil menutup lehernya . Dia sangat malu digoda oleh Ayah mertuanya lalu menyenggol lengan Dean.“Kenapa sih kamu nyeng
Seorang wanita sanggup menyembunyikan segala perasaan dalam hatinya selama bertahun-tahun bahkan menutupi segala aib orang yang dicintainya. Tapi, seorang wanita juga tidak mampu menyembunyikan rasa cemburunya walau hanya sesaat. Ada perasaan takut kehilangan orang yang sangat berarti dalam hidupnya membuatnya sedih dan kecewa.Seperti itulah yang dirasakan Keira. Dia berpura-pura tersenyum di depan Dean meskipun hanya untuk menutupi rasa kecemburuan juga sedihnya. Bagaimana dia tidak sedih jika orang yang dicintainya memuji wanita lain dihadapannya.Tibalah mereka ke sebuah perumahan mewah yang model rumah tingkat dua dengan warna putih bercampur tosca. Keira jadi penasaran mereka mau ke rumah siapa? Seperti apa bentuk wanita yang begitu membuat Dean memuja-mujinya.“Sayang, ayo turun,” ajak Dean dengan semangat.“Hmm, haruskah aku turun? Aku ga enak nanti mengganggu waktumu dan wanita spesial itu,” ucap Keira masih dengan berpura-
Dean menjadi semakin emosi mendengar Yudika menjelek - jelekan Keira lalu melayangkan tinjunya lagi di hidung Yudika membuat cairan kental berwarna merah keluar dari hidung adik iparnya tersebut. "Aduuh Kak. Ampun Kak, maafkan aku. Tolong Kak lebih baik kita bicarakan ini dengan baik - baik," ujar Yudika ketakutan. Dean menatapnya dengan tajam. Jika bukan karena Yudika suami Garcia dia pasti sudah menghajar Yudika lebih parah dari pada ini. Dia menguasai beladiri untuk pertahanan dirinya, hidup sendirian di negeri orang jika tidak memiliki ilmu beladiri taekwondo bisa berbahaya untuk dirinya sendiri. "Baiklah tapi harus tahu hal sebenarnya bukan hanya fitnah." "Baik Kak." Dean dan Yudika berbicara berdua dengan keadaan lebih tenang. Yudikan tidak berani melihat ke arah Dean, hidungnya berdarah dia sumpal dengan tisu. Saat melihat keadaan Yudika sebenarnya Dean ingin tertawa geli. Hidung Yudika yang