Share

Suara hati yang menyentuh hati yuki

Yuki terbangun malam harinya di sebuah ranjang rumah sakit. sebuah jarum infus menancap di urat nadi tangan kanannya . Yuki memegangi kepalanya yang sedikit pusing.Ia  lupa sesaat dengan kejadian yang sudah dialami sebelumnya

Ken menghampiri Yuki

"Jangan memaksakan diri, istirahat kembali adikku"

"apa yang terjadi, kepalaku sakit sekali, kenapa aku ada di rumah sakit "

"kau benar tidak ingat apapun?"

melihat adik satu-satunya itu terdiam, Ken akhirnya menceritakan kronologi kejadian yang menimpa adiknya itu

"kau dan seorang gadis terjebak di lift gedung selama 3 jam , untungnya petugas sekurity cepat menemukan kalian, kenapa kau tidak menghubungiku "

yuki pun mulai mengingat kejadian beberapa jam sebelumnya

"kau kan sedang sibuk dengan gadis-gadis itu. Aku sebagai adik yang baik tak akan mengganggu kesenangan kakaknya"

Ken tertawa mendegar penuturan adiknya

"kau membuatku sakit hati, aku juga seorang kakak yang akan segera menolong adiknya jika dibutuhkan" gumam Ken dengan tangan yang disilangkan di dadanya

memori Yuki menampilkan bayangan dirinya dan seorang gadis yang baru ia temuinya di dalam lift itu lalu seingatnya tiba-tiba tubuhnya pingsan

tidak, aku tidak pingsan, kemungkinan besar aku kumat lagi, gumam Yuki di dalam hatinya

"dimana gadis itu sekarang?" tanya Yuki

"mungkin sudah pulang, dia bilang tubuhnya baik-baik saja. Kenapa kau mencarinya? apa kau merasa malu karena sudah pipis di celana ? "

yuki mengangguk

"parah sekali adikku ini, kenapa kau buang air kecil di depan seorang wanita, di celana lagi. Dimana harga dirimu sebagai lelaki, kau harusnya bisa menahannya "

yuki tak menjawab ocehan kakaknya. Ia membuang pandangannya ke jendela rumah sakit. Dibalik jendela itu ada pemandangan langit malam diterangi sinar bulan

harga diri katanya, apa kau masih bisa mempertahankan harga diri sedangkan kau saja tak lagi punya kuasa atas pengendalian tubuhmu sendiri. Kakak, kau tak akan mengerti bagaimana rasanya dipaksa pingsan karena gangguan listrik yang terjadi di otakmu. Kau tak akan tahu rasanya terjebak di labirin nan jauh dari kesadaranmu. Di dalam labirin tanpa cahaya, hanya kegelapan yang nyata . ucap Yuki kepada Ken, namun itu semua hanya terjadi di di dalam hati Yuki, tanpa suara yang keluar dari bibirnya

Yuki memang tak menceritakan perihal penyakit epilepsi yang di deritanya enam tahun yang lalu kepada siapapun termasuk kepada kedua orang tua dan Ken. Ia merahasiakannya. Hanya ia dan dokter pribadinya yang tahu jika dirinya harus rutin meminum obat  setiap hari. Dan yang lebih menyakitkan tak ada kata "sembuh" bagi pasien yang terlanjur menderita epilepsi. Jika harapan hidup penderita kanker stadium  3 hanya 5 persen, penderita epilepsi sedikit beruntung karena masih bisa mempartahankan hidupnya bahkan sampai usia tua. Tapi tentu saja dengan kualitas hidup dibawah manusia sehat lainnya. Yuki sadar , dunianya berubah 360 derajad . Dunianya tak lagi sama sejak kecelakaan mobil yang dialaminya enam tahun yang lalu , dan "berhadiah spesial" untuk seumur hidupnya yang membuat Silvia tak bisa menerimanya, tunangannya itu pergi meninggalkan Yuki dan tak pernah kembali sampai detik ini

😥😥😥😥😥

Di malam yang sama dan waktu yang sama , Sofia juga sedang mengamati sinar rembulan dari atas balkon kamar kostnya. Di tangannya ada secangkir kopi mocacino hangat yang baru diseruputnya

"ahhhh ..... enak banget. emang deh kalau ada masalah apapun, paling enak tuh minum kopi begini sambil liat pemandangan di langit. Rasanya semua masalah hidup menguap begitu aja" ucap Sofia

"trus kamu besok gimana kerjanya"

"yah, udah enggak kerja. kan udah dipecat sama bu listin"

"Bu listin dengar penjelasan kamu kan?"

"iya tapi percuma, proyek besar kantor gagal total gara-gara aku."

"sabar ya fia , nanti aku coba tanya bagian hrd mudah-mudahan ada lowongan kerja ya"

sofia mengangguk " makasih, kamu baik banget sama aku "

kedua sahabat itu melemparkan senyum

"oia, kamu bilang kamu kejebak sama siapa tadi?"

"namanya Yuki, kamu juga pasti tahu dia"

"Yuki yang mana, nama yuki kan banyak "

"yang ituloh, adik dari Ken Hartomo , ceo muda yang berhasil bangun agency entertainment . Hampir semua artis yang di debutin dia pasti karirnya bersinar cemerlang "

"Serius kamu fi, Ken kan cakep banget. Ehh kamu ketemu sama kakaknya juga ga fi?"

"ketemu sebentar di rumah sakit. Iya sih cakep tapi kayaknya auranya gelap gimana gitu he he he "

"ihh sembarangan aja nih anak kalau ngomong"

Sofia tertawa melihat sahabat di sampingnya itu protes tak terima

bukan tanpa alasan Sofia berbicara begitu, ia sempat berbincang sebentar di rumah sakit dengan Ken tentang kondisi Yuki. jika Yuki terkesan dingin maka Ken adalah kebalikannya Ken adalah sosok yang supel dan hangat dalam memperlakukan orang lain .

"Terima kasih sudah menjaga adikku, nona. Jika kamu butuh bantuanku hubungi aku segera, agar aku bisa membalas jasa kamu yang sudah menjaga adikku di dalam lift" ucap Ken sambil menyerahkan kartu namanya

Sofia menerima dengan kedua tangannya

"aku tidak melakukan apapun ko." sangkal Sofia. Sofia tidak menceritakan tentang serangan epilepsi yang di alami Yuki. Ia hanya bercerita Yuki pingsan tak sadarkan diri karena benturan saat lift berguncang

" boleh aku tahu siapa namamu, nona"

"namaku!!! namaku ..... Sofia" ucap Sofia lalu pamit pergi dari rumah sakit

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status