Share

Bab 108. Terpenjara

Aku linglung, tidak ada suara apa pun yang keluar dari mulut Mas Tama. Perasaan mulai tidak tenang, segera kuintip sekitar dari celah jari-jariku yang berada di depan wajah.

“Eh, kok Mas … arghhh! Yakh, kau mengagetkanku, Mas!” Kutepuk bahunya dengan kesal. Aku mendengkus dan sengaja balik badan agar Mas Tama tahu jika aku tengah merajuk.

Dia tak tahu saja jika jantung ini hampir copot karena ulahnya. Namun, dua buah tangan tiba-tiba memelukku. Mas Tama tergelak, bahkan bahunya berguncang saking puasnya tertawa di belakang.

Haish, bisa banget itu laki satu nyari kesempatan. Aku kan jadi kaget, sekaligus senang. Hehe. Ku balik tubuh ini dan menatapnya dengan tatapan mengintimidasi.

Tatapan kami bertemu, tapi segera kutepis pelan tangan Mas Tama yang memegang daguku. Tapi, lagi-lagi bibirnya mengulas senyum.

“Kenapa tak membangunkanku, Dear?” tanyanya dengan lembut.

Oh, Tuhan. Bagaimana bisa aku merona merah hanya ditatap olehnya? Bahkan aku menggila hanya mendengar suara husky-nya.

Se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status