Share

Bab 111. Kamar Pengantin

“Tutup mata kamu, Dear!”

“Eh, kok?”

“Udah, kamu nurut aja!”

Aku menghela napas pasrah saat Mas Tama menutup mataku dengan dasinya. “Kapan kamu menyiapkan ini semua, Mas?” tanyaku.

“Nadia dan kawan-kawan sudah merencanakam ini semuanggu yang lalu. Dia juga meminta izinku untuk masuk ke apartemen,” jelasnya, “udah. Sekarang waktunya kamu pegang lenganku, Dear!”

“Emang kamu mau bawa aku ke.aman, sih, Mas?” Aku menuruti perintahnya, memegang lengan sang suami sambil berjalan di sampingnya.

Sebenarnya tulang keringku masih sakit, tapi aku tak mau menggagalkan rencana mas Tama dan juga yang lain. Jadi, selama bisa kutahan, aku rasa itu baik-baik saja.

“Hati-hati, Sayang!”

“Em.”

Suara pintu berderit membuatku berpikir jika di depan sana adalah sebuah ruangan, tetapi sayangnya aku tidak tahu ruangan apa itu. Andai saja aku punya kekuatan yang bisa melihat tanpa membuka mata, tapi bohong.

Selama beberapa saat, kami hanya terus berjalan ke depan dengan tanganku yang masih memegang lengannya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status