Share

19. Panggilan Putriku

Penulis: Ray Basil
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-02 09:38:25
Om Michael! Tante Belevia!

Teriakan melengking dari mulut bocah kecil mengalahkan perdebatan di antara paman dan bibinya. Bianca berlari mendekati mereka.

"Tante Belevia kenapa?" tanyanya sedih sambil memanjat ke atas ranjang besar dan harus dibantu Michael agar lebih dekat ke bibinya.

Tangan halus Belevia mengusap kepala mungil Bianca. "Tante ga pa-pa sayang, cuma kelelahan. Kamu sudah sarapan?"

Anggukan kecil dan celotehan seperti burung pagi berkicau tak henti.

"Aku makan banyak tadi, Om Michael bilang boleh ambil apa saja yang ku sukai. Nah, tante Belevia juga harus makan banyak supaya sehat dan bisa bermain bersamaku lagi nanti!"

Semua yang mendengarkan ikut tersenyum. Putri Michelle dan Nicholas memang cerdas mempesona persis tantenya. Michael akhirnya menahan diri tak emosi lagi.

Kesadarannya mulai terbuka. Mereka berdua tak punya siapa-siapa, kecuali dirinya.

"Bianca sayang, bermainlah di kamar dengan pengasuh Gina," ucapnya lembut, mengecup puncak kepalanya. "Damien, a
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   77. Melenyapkan Musuh

    Di dalam ruang perawatan, Santiago Luis mendatangi sepupunya yang terbaring lemah. "Belle, apa yang terjadi denganmu?" tanyanya panik kemudian menoleh ke Michael. "Apa yang kau lakukan pada adikku?" "Apa kau pikir aku menyakiti istriku sendiri, huh?" Sang mafia bersiap ingin memukul dokter sialan menuduh sembarangan mengira berbuat jahat selama berada di apartemennya. Dokter Julia buru-buru melerai pertengkaran. "Luis, sepupumu sedang hamil muda, mual dan muntah proses alami baginya," ujarnya menahan sahabat sejawat di rumah sakit. "Sebaiknya kalian bicara dengan tenang, jangan sampai mengganggu psikis Nyonya Belevia." Michael pun duduk di samping ranjang. Luis Santiago berdiri di sisi lain, dan berucap, "Terima kasih Dokter, kau boleh lanjutkan pekerjaanmu." Suasana kembali hening beberapa saat. Sepeninggal dokter kandungan pergi, barulah Belevia menjelaskan, "Bukan Michael menyakitiku, aku hanya trauma ketika musuh lama kami mencoba menyerang hingga ke kota ini." "Musuh?"

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   76. Musuh Bebuyutan

    Belevia mengamati apartemen Luis Santiago berisi dua kamar tidur, ruang tamu luas dan dapur minimalis jadi satu. "Sejak kapan tinggal di sini, bukankah keluargamu berada di kota lain, kenapa memilih kerja di Granada?" Luis menjawab sambil menyeret dua koper ke kamar tamu, "Hanya pekerjaan sementara, dan tak lama aku kembali bertugas ke rumah sakit di Barcelona atas rekomendasi pimpinanku." Wow! Belevia terkagum karir sepupunya begitu pesat meningkat karena cerdas dan berpengalaman sebagai dokter bedah yang handal. "Bagaimana karirmu di Milan?" tanya Luis ingin tahu, menunggu tubuh kecil Bianca dibaringkan ibunya pelan-pelan di atas ranjang empuk, menyelimuti dan mengecup kening sebelum keluar kamar. Ia mengikuti langkah Belevia ke dapur, dan bergegas membuat teh hangat untuk mereka. Percakapan serius berlanjut di meja makan. "Jabatan terakhir wakil kepala pimpinan rumah sakit milik keluarga Delano Carleone dan tetap membuka praktek dokter anak," balasnya lirih. Sontak Lu

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   75. Ma Petite, Belle

    Hari sudah menjelang sore, Belevia duduk tertegun lama di sebuah taman rumah sakit menunggu seseorang. Di samping Bianca sedang menikmati kue begitu asyik seolah melupakan kejadian di Milan Utara. Kenangan bersama Michael Delano Carleone sangat sulit dilupakan walau mereka jauh dari puri Lombardy. Dunia yang berbeda, ia tak akan mampu meraihnya kembali. "Ma petite Belle ..... "Santiago Luis mengenali langsung sepupu berbadan mungil dari Perancis Selatan, memeluknya sesaat lalu berpindah ke Nona kecil. "Bianca Elenora, kau gadis kecil yang cantik seperti tantemu!""No, sekarang Tante Belevia jadi Mamaku!" protes bocah berumur tiga tahun, dan memandang serius. "Om Luis, boleh aku minta minum?""Ah okay, tidak masalah, Tuan Puteri," sahutnya senang, bocah itu mengingat kerabat ibunya di Spanyol. "Ayo kita ke Cafe saja, kau bebas memilih makanan dan minuman apa saja."Belevia terdiam mengikuti sepupu yang terus berbicara dengan ponakannya. Ia tak ingin merepotkan namun sesuatu yang terj

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   74. Cathy Terjebak

    Pagi yang indah dan tenang. Cathy berdandan luar biasa, mengenakan gaun elegant untuk menarik hati suaminya. Hubungan mereka sedang tidak baik, tapi kini tiada benalu menghalangi hidup mereka lagi. Wangi perfume mahal membangkitkan semangat hidupnya merebut pria yang baru kembali dari perjalanan bisnis. Sesaat ia keluar kamar betapa terkejut memandang Michael bertelanjang dada melintas begitu saja tanpa menyapa. "Oh, sayang, darimana saja dirimu?" Dipeluk suaminya penuh kerinduan. "Ayolah, kita bercumbu di dalam kamar sebelum sarapan." Sang mafia menghentak lengan wanita sialan sedang bermain api. "Bercumbu, katamu? No way, Belevia itu istriku, cinta satu-satunya yang tak akan pernah terbagi dengan wanita manapun termasuk kau, brengsek!" Cathy membelalak, "Kau sudah gila, aku ini istrimu dan Mike putramu, mengapa pungkiri bukti nyata kamilah bagian dari hidupmu, bukan jalang perebut suamiku!" Sekejap Michael mencengkram rahang wanita asing yang telah menghancurkan rumah tangg

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   73. Test Kehamilan

    "Nyonya Belevia, sebaiknya anda dan Bianca kembali ke puri Lombardy karena Tuan Michael sore ini pulang dari Spanyol," Damien meyakinkan lewat telepon. "Terima kasih infonya, aku tak mau ke sana selama wanita brengsek itu tinggal mengacaukan hidupku!" tegasnya terburu-buru menutup panggilan lalu berlari ke toilet. Perut terasa mual ingin memuntahkan semua sarapan pagi tadi. Keringat dingin dan lemas secara tiba-tiba membuat Belevia terduduk di lantai dingin. "Ada apa denganku?" batinnya bergemuruh. "Dua hari lalu tidak apa-apa saat pergi dari puri, kenapa kekuatanku semakin berkurang belakangan ini?" Hoekkk! Mual tak tertahankan datang menyerang lagi. Isi perutnya terbuang begitu saja. Nyeri begitu menusuk, beberapa kali muntah sedikit melegakan tubuh dan pikirannya. "Mama, kenapa?" Bianca cemas ketakutan memeluk ibu sambungnya. "Mama sakit ya, biar aku telepon Papa Michael cepat datang kemari." Belevia segera membersihkan wajahnya yang pucat, lalu mengajak Bianca ke ruang

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   72. Chalet Granada

    Laut yang indah, biru dan tenang. Michael sejenak memandang dari halaman belakang Chalet Granada. Mengenang Michelle berlarian di tepi pantai mengejar karena selalu menjahili membuat Papa dan Mamma sering marah padanya. Tawa mereka begitu lepas, liburan masa yang tak pernah terlupakan selamanya. "Betapa tersiksanya mengingat kalian pernah berada di sini," desisnya sedih. Chalet Granada tinggal cerita. Sepatunya mengusik pasir pantai seakan merasakan pijakannya nyata telah berani kembali lagi ke sini. "Tuan Michael!" Seseorang memanggil penuh semangat di kejauhan. Pria berumur berjalan tergopoh-gopoh menyisir pantai membuat sulit berjalan seimbang. "Oh, aku tak percaya kau kembali ke kota ini jika pengawalmu tidak dikirim ke rumahku!" serunya ketika jarak mereka sudah dekat. "Paman Carlitos?" Michael terkejut pria itu masih hidup walau usianya tak jauh dari ayahnya. "Kupikir dirimu ..." Ia langsung dipeluk erat penjaga villa melepas rindu bertahun-tahun tidak pernah dikunjung

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   71. Kepergian Belevia

    Dua koper selesai dikemas. Aura panas wanita sialan telah menenggelamkan Belevia agar segera pergi dari puri Lombardy demi menyelamatkandiri. Tiba-tiba suara tangisan kencang menggema menggetarkan jiwanya. Oh, Bianca! Ia berlari kencang mengejarnya, dan menemukan di bawah anak tangga bersama pengasuh Gemma. Lengan kecil putrinya terluka digores benda tumpul bukan akibat jatuh tak sengaja. "Sayang, kau tidak apa-apa?" tanyanya khawatir memandangi Bianca. "Mama, tadi Mike memukul dan menyakitiku dengan kayu!" Tersedu-sedu gadis cilik melaporkan perilaku putra Cathy berbuat jahat berkali-kali padanya. Sikap kasar ibunya menurun ke anak bertujuan untuk menyingkirkan Bianca dan Belevia. Pengasuh Gemma memberi tahu, tapi tetap tak mampu mencegahnya. "Dasar cengeng!" ejek Mike sambil mengayun sebuah ranting kayu berujung tajam ke udara. Cathy tersenyum sinis melihat putri adopsi Michael tak lebih sebagai benalu yang harus dihancurkan. "Hey, kau tak tahu kayu ini berbahaya bagi a

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   70. Belevia Tersingkir

    Pagi yang mengerikan. Sarapan keluarga kecil Michael Delano Carleone terasa hambar. Bianca Elenora berceloteh riang disamping kedua orang tuanya tanpa tahu yang terjadi pada mereka. "Papa, adikku nanti kembar ya? Aku yang akan menggandeng mereka di kanan dan kiri tanganku, lalu menyusuri Danau Como!" Michael tersenyum tipis menutupi kebohongan demi kebohongan di depan putrinya. "Ya sayang, nanti minta ke Mama dibuatkan bayi kembar," jawabnya santai penuh makna sambil melirik ke istrinya. Sayangnya Belevia mengacuhkan sibuk memainkan garpu di atas piring tanpa menyuapkan makanan ke mulutnya. Seleranya telah lama menghilang. Sesekali menatap sedih ke Bianca, mengabaikan pria dewasa di antara mereka. "Bianca, bila sudah selesai makanmu pergilah ke taman, bermain dengan pengasuh Gemma," tuturnya lembut sambil mengusap kepala putrinya. "Papa ingin bicara dengan Mamamu dulu ya." Gadis kecil yang pintar menggangguk lucu. Mencium pipi orang tuanya kemudian berlari menuju pengasuh G

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   69. Test DNA Mike

    Sudah satu minggu Belevia Avril tidak bekerja di rumah sakit, dan lebih mengejutkan Dokter Henry sesaat membaca surat pengunduran diri sebagai wakil kepala pimpinan. "Whoah .. ada apa ini?" pikirnya heran menyelusuri kata demi kata alasan dari istri Michael hanya karena urusan keluarga. Tanpa pikir panjang lagi menghubungi pemilik rumah sakit. Suatu kejadian luar biasa baginya untuk memilih pengganti dokter berikutnya. "Michael, kalian baik-baik saja di sana?" "Ya, semua okay, apa ada masalah di tempat kerja?" Ia balik bertanya merasa sedikit terganggu panggilan teleponnya. "Kau jarang hubungi nomor ini bila bukan masalah darurat." Dokter Henry buru-buru meminta maaf padanya, pria yang diajak bicara bukan orang sembarangan. "Sorry Michael, aku hanya pastikan surat dari istrimu yang dikirim tadi pagi ke kantorku bukanlah hal yang serius." "Hmm.. surat tentang apa?" "Pengunduran diri Belevia Avril bekerja di sini," tandas Henry berterus terang. "Secepat inikah istrimu ingin

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status