"Pengawalku hanya menerima perintah dariku, kau duduk tenang atau pilih aku lempar dirimu dari mobilmu sendiri!" gertak Michael agar gadis itu terdiam. Adik Nicholas Dupuis bersikeras menghempas cengkraman adik Michelle Delano Carleone. "Tapi ini kesempatan mengetahui lebih banyak tentang pelaku yang membuat Nicholas dan Michelle tewas. Aku tidak rela atas kematian mereka, bila kejadian itu sungguh bukan kecelakaan biasa!" "Diamlah Belevia, itu urusanku, jangan turut campur!" Michael membentak kasar kehilangan kesabaran. "Kenapa kau diam saja, apa kau takut dengan Aubert Bailey?" kecam Belevia kesal. Hap! Sengaja, sang pewaris menangkap leher jenjang gadis itu, menangkup dagu tirus untuk berhadapan langsung ke wajahnya. "Jangan pernah merendahkan kemampuanku, Belevia! Kau hanya gadis bodoh lebih baik tak tahu apa-apa. Aubert Bailey ingin menggodamu, menikahimu dan merampas harta kekayaan milik kakakmu!" "Grr-- Michael, lepaskan tanganmu, kau menyakitiku!" jeritnya terus memukul
"Om Michael!" pekik kegembiraan dari mulut kecil Bianca Elenora. Bocah kecil itu berlari kencang menyambut kedatangan adik mamanya, meminta digendong seperti biasanya. Kedua tangannya menepuk pipi pamannya ditumbuhi janggut dan kumis tipis. "Duh, ponakan Om Michael yang manja!" sindir sang pewaris sengaja di depan Belevia. Menggendong, mencium lembut kedua pipi gembul menggemaskan replika Michelle saat kecil dulu. Michael terlihat sangat bahagia melupakan perseteruan siang tadi. Dokter pediatric itu langsung memandang sebal. Ponakannya senang sekali bersama sang mafia begitu dekat dengannya. Padahal baru beberapa jam saja tak bertemu meninggalkan kota Milan. Grr ... kau itu paman mafia yang kasar dan angkuh! Desisnya pelan. Tanpa disuruh masuk pun Michael sudah menghambur ke dalam rumah kecil milik Belevia Avryl. Pengasuh Gemma beranjak pulang sesaat melihat tamunya pernah membentak mereka kemarin. Pria mengerikan termasuk para pengawal kekar yang datang bersamanya. Wajah-wajah
"Buatkan aku makan malam, Belevia!" Perintah sang pewaris sebelum menutup mata dengan satu tangan."Ku lihat Damien dan Milano memasak sesuatu di dapur. Kau itu, bukan tuan rumah yang baik, membiarkan pengawalku mengambil minuman sendiri huh!" Apa-apaan ini! Dengus Belevia marah. Seenaknya saja Michael menyuruh di rumah miliknya sendiri! Baru saja ingin membalas tapi pria brengsek itu malah berpura-pura tidur membalikan punggung darinya.Sialnya, dia memang harus menyiapkan makan malam bagi Bianca, mau tidak mau untuk komplotan mafiosi Sicilia. Sungguh menyebalkan sekali. Bergegas Belevia pergi ke dapur bertemu kedua pengawal yang tersenyum dan menunduk hormat padanya. Damien melirik ke Milano agar pergi, dia dan adik ipar Michelle butuh berbicara sejenak sekaligus memasak makanan untuk mereka. "Nona, biarkan aku yang membantumu." "Hmm-- memangnya kau bisa memasak?" Terdengar Belevia meragukan kemampuannya. Pengawal senior itu mengangkat bahu. "Aku tak bisa membuktikan semua itu,
Malam menjelang larut di sebuah kota kecil di Perancis Selatan di saat Michael selesai menemani Bianca dan membaca buku dongeng kesukaan. Kelopak mata kecil perlahan terpejam mendengarkan suara paman yang pandai menirukan suara banyak tokoh cerita membuatnya kelelahan tertawa gembira. Bianca Elenora merasa nyaman dan aman tertidur di dalam buaian sang mafia begitu sayang dan perhatian padahal baru beberapa hari bertemu langsung memberikan segala untuknya. Kecupan lembut di kening mengantar balita itu ke mimpi yang indah melupakan kesedihan atas kehilangan ayah ibunya untuk sementara ini. Raut wajah Belevia mengamati di depan pintu bagaimana Michael memperlakukan ponakan mereka sepenuh hati. Lampu tidur kecil dinyalakan di samping ranjang kecil. Cahaya berpendar berputar memantulkan gambar hewan di dinding kamar balita. Di luar kamar dia mendesak sang mafia untuk pergi besok pagi dari kediamannya. "Aku tak ingin kau berada di sini lagi, pergilah kami tak membutuhkan kehadiranmu!"
Esok pagi. "Gemma, aku titip Bianca," pesan Belevia sudah berpakaian rapi dan sarapan lalu bergegas mengambil kunci mobil keluar dari kediamannya. "Aku ikut denganmu!" Michael selesai menyuapi Bianca, mengecup keningnya lalu diserahkan ke pengasuh. Dokter pediatric itu menatap kesal. "Ada perlu apa kau pergi di rumah sakit, aku tak perlu pengawal, hidupku baik-baik saja sampai sekarang." Sang pewaris mengacuhkan malah menyuruh Damien mengantarkan mereka. Sementara Bernie dan Bruno tetap di rumah mengawasi putri Michelle. Pengawal Leo dan Milano ditugaskan ke Marseille mengambil berkas perusahaan milik Nicholas Dupuis, sang pewaris ingin memeriksa seluruh aset yang diwariskan ke Bianca Elenora. Setengah jam perjalanan ke rumah sakit tak ada pembicaraan lagi. Gadis itu sedang sibuk membaca dokumen penting mengenai kasus pasien ditangani olehnya. Michael terus mendampingi dokter anak sampai ke ruang praktek. Belevia protes keras, melirik tajam ketika membuka pintu ruang prakteknya.
Dasar bodoh kalian!Makian Alain Wood terus menerus sepanjang malam memarahi anak buah tak becus bekerja. Sasaran mereka lolos begitu saja, selamat tanpa terluka dan meninggalkan Perancis Selatan terbang langsung ke Milan Utara."Siapa yang mengirimkan paket ke rumah adik Nicholas tadi?" bentaknya kuat-kuat.Pengawal senior, Constantine menunduk malu. Pengantar paket bagian anak buahnya mengirim hadiah berisi peledak di dalam kotak yang diterima pengasuh putri Nicholas Dupuis sore tadi.Meledak tepat waktu namun sasaran utama Belevia dan Michael termasuk Bianca gagal dihabisi. Dua mobil melaju kencang menjauhi rumah terbakar hebat tiada tersisa lagi. Tugas mereka gagal total dipermalukan intuisi sang pewaris Michael Delano Carleone."Kalau begitu, biar aku yang membalas langsung ke Milan," sahut Constantine menyakinkan Alain Wood agar menyerahkan tanggung jawab yang belum selesai.Duar-rr! Satu timah panas melesat tepat di kening pengawal senior Constantine."Sudah terlambat, brengsek
Sedu sedan tangis Belevia Avryl tak mau berhenti sepanjang perjalanan menuju Milan.Dia benar-benar terluka kehilangan segalanya dalam sekejap mata. Rumah kecil nan asri hancur berkeping-keping tidak dapat diselamatkan lagi.Semua miliknya hilang, musnah. Karirnya sebagai dokter anak ditinggalkan begitu saja di Perancis Selatan.Sekarang ponakan dan dirinya dibawa paksa pulang ke Puri Lombardy oleh sang mafia yang kejam.Wajahnya terus dipalingkan ke jendela tak mau menatap orang-orang berada di sekeliling.Masa gelap bagi Belevia, tiada tempat bernaung membesarkan dan merawat balita itu serta membiayai hidup mereka berdua kecuali mengikuti perintah Michael Delano Carleone.Sungguh dia merasa hidup tak adil baginya.Lirikan Michael sama terluka dengan Belevia. Lalu beranjak menyerahkan Bianca Elenora tertidur pulas dalam buaian ke tangan Damien pengawal kepercayaan keluarga.Ehem! Deheman kecil membuyarkan lamunan gadis itu."Belevia, ini yang terbaik bagimu dan Bianca kembali ke Puri
"Michael!" Panggil Damien pelan sesaat sang pewaris membaringkan tubuh mungil Belevia ke sebuah ranjang di kamar tamu, mengajaknya keluar untuk berbicara hal penting. Putra bungsu Delano Carleone mengangguk memintanya menunggu. Menyelimuti gadis cantik yang sedang terluka hatinya dan tak sadarkan diri lebih sulit baginya. Perseteruan mereka semakin lama membuatnya kesal dan marah. Michael menutup pintu kamar membiarkan Belevia beristirahat sambil menanti kedatangan dokter memeriksa keadaannya. "Ada apa, Damien?" tanyanya ketika mereka berdua di selasar kamar. "Kau itu sungguh kelewatan bersikap terhadap gadis itu!" Hey! Sang pewaris menggeleng. "Memang salahku apa lagi, bukankah yang aku katakan itu benar jika Michelle tidak menikahi Nicholas maka peristiwa ini tak akan pernah terjadi!" "Jika Michelle tak menikah dengan Nicholas, maka Bianca Elenora tak akan pernah ada di sini. Kau tak pernah menjadi paman yang dibutuhkan balita itu!" Glek! Michael menelan saliva. Benar-benar s