Home / Romansa / Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk! / 7. Pengacara Brengsek!

Share

7. Pengacara Brengsek!

Author: Ray Basil
last update Huling Na-update: 2022-08-15 05:53:47

Michael tak membiarkan Belevia sendirian sejak saat ini, mengikuti kemanapun dia pergi. Dan di dalam mobil berdua saja membuat raut wajah gadis cantik itu semakin masam membenci.

"Pergilah, kau pasti punya kesibukan lain daripada mengawasiku seperti ini!" gerutu Belevia tak senang selalu dicurigai bagai penjahat yang menculik keponakan sendiri.

Sungguh keterlaluan perlakuan mafia brengsek dari ruang praktek rumah sakit sampai ke area parkir mobil, tangannya tak berhenti diseret seperti bagasi.

Tak ada jawaban. Cuma kepulan asap putih dari mulut Michael dibiarkan keluar jendela.

Dia sangat menikmati perjalanan. Di belakangnya, dua buah mobil pengawal mendampingi mereka. Damien, Leo, Milano, Bernie dan Bruno bersiap siaga melindungi sang pewaris serta kerabatnya.

"Kenapa kau tak pulang saja ke Puri Lombardy, kehadiranmu di sini sangat mengganggu kehidupan aku dan Bianca!" Belevia menghentak kemudi saking kesalnya.

Di sampingnya, sang pewaris Delano Carleone malah tersenyum sinis menghadapi kebencian dokter anak itu padanya. Dasar bedebah kau, Michael! Makin marah dia dibuatnya.

Akhirnya sang pewaris membuka percakapan. "Kenapa kita tak pulang ke rumah menjemput Bianca, kembali ke Milan Utara. Kau sekarang hendak pergi kemana?"

"Aku ingin ke kantor pengacara," jawab Belevia jujur.

Mata sang pewaris menatap tajam. "Hmm ... kau ingin melawanku?"

"Bila perlu!" tampik gadis itu sekenanya.

"Coba saja kau berani lakukan itu, pengacaramu akan aku habisi sebelum berani mengajukan tuntutan hukum padaku!"

Ancaman Michael terdengar sangat sungguh-sungguh.

Belevia langsung melengos. Mafia itu salah paham, namun adik bungsu Nicholas masih tetap menyimpan serangan mengejutkan lainnya.

"Aku ingin mengurus harta wasiat milik mendiang Nicholas dan Michelle agar dapat diberikan ke putrinya, Bianca Elenora!"

Oh, okay! Sang pewaris kembali bersikap tenang.

"Michelle mendapat bagian besar dari warisan orang tua kami, sekarang milik Bianca Elenora. Kau tak perlu khawatir tentang masa depannya, aku Om-nya mengurusi seluruh kebutuhan ponakanku sampai dia dewasa dan menikah."

Dokter anak itu tak meragukan kekayaan yang dimiliki klan keluarga Delano Carleone.

Bianca Elenora, cucu perempuan pertama dari Michelle Delano Carleone dan Nicholas Dupuis mendapatkan bagian harta terbesar tak bisa dibayangkan siapapun juga.

Dalam 30 menit perjalanan keduanya kembali diam. Akhirnya tiba di sebuah kantor, Belevia tak mengajaknya turun. Michael terlebih dulu membuka pintu dan mengikutinya lagi.

Dasar mafia gila!

Belum lagi kelima pengawal mengawasi mereka dari kejauhan. Mengenakan jas, kacamata hitam, penampilan mereka persis dengan sang pewaris.

Namun Michael tetap yang paling tampan dan elegan dari para pria kasar tersebut.

Belevia harus menahan diri ketika berada di rumah sakit tadi, pandangan wanita dari staff dan keluarga pasien penuh kecemburuan. Genggaman Michael di tangan sang dokter yang menyebabkan semua hal itu.

Kali ini memilih bergegas masuk sendirian ke kantor pengacara tanpa mau didampingi brengsek itu lagi. Ini urusan keluarganya, pria itu tak perlu ikut campur lagi.

"Selamat siang, Nona, kau sudah ditunggu di dalam," sapa sekretaris menyambut tamu yang baru saja tiba, membuka pintu untuknya.

Suara seruan gembira dari dalam terdengar kencang ketika melihat seseorang yang dinanti pun datang.

"Belevia, akhirnya kau kembali ke sini juga!" teriak seorang pria sambil memeluknya erat.

Gadis itu berusaha melepaskan pelukan sahabat kakaknya secepat mungkin, merasa risih dan jengah. Pria brengsek kedua yang sangat merepotkan hidupnya.

"Aku datang bukan untuk reuni, Aubert!"

"Tenanglah sayang, duduklah dan kita minum dulu."

Aubert Bailey menyuruh sekretaris membawa minuman untuk mereka. Lalu duduk mendekat di atas meja kerja, sementara adik Nicholas di kursi tamu berusaha menjauhinya.

"Sungguh aku turut berduka cita atas kehilangan kakakmu yang juga sahabatku."

"Terima kasih Aubert, tapi kau yang mengetahui segala aset kepemilikan mendiang Nicholas dan Michelle sebelumnya."

"Ya, kau betul, memang kenapa dengan semua itu?"

"Alihkan semua warisan itu menjadi milik putrinya, hanya itu yang aku minta."

Tidak menjadi masalah bagi Aubert mengubahnya. Ahli waris satu-satunya jatuh ke tangan Bianca Elenora. Tapi tak semudah itu karena balita itu masih kecil tak mampu menjaga dan mengelola.

Belevia Avryl, tantenya yang memegang semua warisan tersebut sampai bocah kecil itu menjadi dewasa.

"Surat wasiat itu memang ada, Nicholas sempat menggantinya beberapa bulan lalu, menunjuk kau langsung sebagai walinya."

Aubert menjelaskan keseluruhan isi wasiat dihadapan adik sahabatnya. Lepas sudah kemelut yang ada di benak Belevia selama ini. Kakaknya memang sangat teliti dan sempurna.

"Kau siapkan saja surat-suratnya biar aku tandatangani membuat kedudukanku semakin jelas di mata hukum, dan Bianca terlindungi di masa depannya."

"Tunggu beberapa saat mengurusnya, bila sudah selesai aku datang menemuimu sambil makan malam."

"Aku sangat sibuk tak sempat makan malam denganmu, hubungi saja biar ku ambil surat-suratnya di kantor."

Belevia beranjak menghindari pria yang tak disukai yang belakangan ini terus mengganggu. Namun berhenti melangkah sejenak, bertanya hal penting lainnya ke pengacara.

"Oya, apa aku bisa mengadopsi putri Nicholas?" Menatap pengacara itu dalam-dalam.

Senyum licik Aubert Bailey terselip di bibir mendekati dokter cantik segera menjadi miliknya, bukan pria lain! Nicholas pasti setuju rencananya. Sejak setahun lalu meminta pendapat sahabatnya, supaya hubungan Aubert Bailey dan Belevia Avryl berakhir di pelaminan.

Gadis itu mengacuhkan terus menerus membuatnya semakin penasaran.

"Kau tidak dapat mengadopsi putri kakakmu sendiri, kecuali ... "

"Kecuali apa?" desak Belevia tak sabar lagi. Pria itu sedang memainkan perasaannya.

"Pengadilan pasti menunjuk ke sebuah keluarga asuh atau dinas sosial mewakili negara agar putri Nicholas mendapat perlindungan penuh."

Itulah ketentuan rumit yang berlaku saat ini, kadang kala bertahun-tahun mendapatkan ijin adopsi walaupun dari kerabatnya sendiri. Pengacara Aubert Bailey telah mempelajari sebelumnya ketika Nicholas dan Michelle tewas karena kecelakaan, dan membuatnya leluasa mendekati Belevia Avryl dengan berbagai cara.

"Tapi aku bagian keluarganya, tantenya. Statusku sangat jelas begitupun karirku sebagai dokter anak di rumah sakit!"

"Tidak akan bisa, seorang anak harus diasuh sebuah keluarga, tidak boleh orang tua tunggal atau seseorang yang belum menikah."

Sial! Rutuk Belevia dalam hati.

Tiba-tiba saja Aubert memeluknya mengatakan maksud dan tujuan sikap licik pengacara itu secara gamblang. Kesempatan emas tak akan pernah datang dua kali. Dokter dan pengacara, perpaduan yang sempurna.

"Menikahlah denganku, Belevia, kemudian mengadopsi Bianca Elenora menjadi putri kita berdua."

Jaminan warisan harta Nicholas Dupuis diturunkan ke Aubert Bailey tanpa diketahui adiknya sama sekali. Dan pernikahan mereka hanya kamuflase belaka.

Aa-apa! Belevia menghentak keras dada Aubert, tapi pria itu tak bergeming.

"Lepaskan tanganmu, atau aku akan berteriak keras!"

Pengacara keparat itu tak mau melepaskan malah ingin mencium, memaksakan kehendaknya. Adik Nicholas mencoba melarikan diri namun semua sia-sia.

Bugh!

Satu pukulan kencang menghantam ke wajah pengacara yang berbuat tidak senonoh ke adik sahabat sendiri. Tubuh Aubert Bailey ikut melayang jatuh ke lantai yang keras, tak menduga tiba-tiba saja seorang pria datang menyelamatkan Belevia. Masuk ke ruang kantor tepat waktu di saat ingin mencumbu gadis itu.

Michael Delano Carleone!

Sang Pewaris klan mafia terkenal di Milan Utara ternyata masih berada di Perancis setelah pertemuan mereka di kota Nice tadi pagi.

Sialan kau, Michael! Umpat Aubert menggelegar.

Dia mencoba bangkit berdiri menghadapi pria memukul begitu keras hingga hidungnya patah dan berdarah. Diambilnya tisu kering di atas meja menutupi luka, namun darah segar itu terus mengalir membasahi kemeja putih pengacara itu.

"Aku sangat jelas mendengar percakapan kalian berdua di luar tadi. Kau sengaja mengambil keuntungan dari bisnis Nicholas selama ini, dan membujuk adiknya untuk menikahimu agar bisa mengadopsi Bianca!"

Keparat kau, Aubert!

Michael berdiri tegak, meraih tangan Belevia untuk berdiri di belakang. Melindungi dari pengacara bajingan yang ingin menodai gadis itu.

Damien dan Milano sudah berdiri di depan pintu. Teriakan histeris sekretaris melihat bossnya dilukai orang asing membuat gempar para pengawal sang pewaris yang langsung berlari ke dalam gedung.

"Aku tak ada urusan denganmu! Belevia itu kekasihku, baru saja aku meminangnya menjadi istriku. Hanya itu, Bianca dapat terlindungi dari pamannya sendiri, mafia yang kasar dan kejam!"

Bugh!

Pukulan kedua mengenai pelipis Aubert.

Belevia menjerit menutupi wajah di belakang punggung paman Bianca. Dua pria sedang baku hantam namun tidak seimbang. Kekuatan sang pewaris Michael Delano Carleone tak terkalahkan, tanpa pengawalnya mampu menjatuhkan lawan.

Kali ini pengacara keparat itu tak bisa bangun menantang sang mafia muda lagi.

Hinaan yang diucapkan tadi pagi masih terngiang dibenak Michael. Dua pukulan keras belum pantas baginya, lain waktu dia akan melenyapkan hidup pengacara itu selamanya.

"Ayo kita pulang Belevia, jangan mau berurusan apapun lagi dengannya!" Bahu gadis itu dirangkul Michael keluar dari kantor sialan.

Masih terdengar suara kesakitan Aubert Bailey di sepanjang mereka berjalan menuju ke mobil. Damien dan Milano menambahkan pukulan sebagai peringatan terakhir.

Dua senjata sempat ditodongkan ke wajah pengecut yang ciut atas ancaman mereka berdua. Dan Aubert langsung merunduk memohon maaf atas kesalahannya.

Bugh! Bonus akhir, gagang senjata Damien memukul ke wajah brengsek itu lagi. Nasib Aubert Bailey sudah tamat pingsan di tempat.

Belevia Avryl adik dari Nicholas Dupuis, adik ipar Michelle Delano Carleone dan Tante Bianca Elenora. Tidak ada seorangpun boleh menyentuh gadis itu selama dalam perlindungan sang mafia Michael Delano Carleone.

Berani menyentuhnya lagi sama dengan mati!

***

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   89. Dua Pecundang

    Dalam beberapa minggu Lorenzo dirawat di Puri Lombardy, Dokter Luis meminta pengawal mendorong kursi roda pasien ke ruang makan. Ia sengaja berusaha mengubah pandangan dua bersaudara yang berseteru dendam masa lalu. "Idemu benar-benar bodoh!" makinya kesal. "Ini bukan rumahku, buat apa memaksa sarapan dengan mereka, sebaiknya kembalikan aku ke rumah sakit menjalankan terapi sialan di sana saja!" Tangan Luis langsung menekan kencang bahu pasien yang mengaduh kesakitan. "Dasar bajingan tidak tahu cara berterima kasih, andai Michael enggan membawa saudaranya sekarat dari Granada ke Milan, kau tak akan pernah hidup sampai pagi ini!" Lorenzo tetap melawan walau cengkramannya belum dilepaskan, "Aku tak peduli, dan tak butuh bantuannya!" "Hmm.... kurasa, sebuah suntikan beracun kedua kali lebih mampu menutup mulutmu!" Luis memperingatkan sikap brengsek itu. "Belevia, adik kesayanganku, berani menghancurkan keluarganya sama saja menantang diriku!" Barulah Lorenzo López tersadar. Is

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   88. Ultimatum Terakhir

    Belevia menarik nafas panjang di depan jendela. Bukan kehamilan kini mengkhawatirkan pikiran, tetapi suami tercinta belum pulang sejak semalam. "Hmmm...." Suara pelan menggeliat terbangun dari tidur panjang. Kelopak matanya terbuka menyisir interior kamar jauh berbeda dengan rumah sakit. Begitu hangat dan damai belum pernah dirasakan seumur hidup. "Hey, dimana aku sekarang?" gumannya pelan. "Hai, Lorenzo," sapa Belevia ramah. "Senang akhirnya siuman setelah kejadian mengerikan hampir menimpa dirimu di ruang perawatan." "Memang apa yang terjadi?" sahutnya penasaran. Nyonya rumah tersenyum menenangkan mengambil gelas berisi air di samping ranjang, dan menyerahkan ke pria yang nyaris bernasib malang. "Minumlah dulu, nanti pelayan segera siapkan makan siang untukmu." "Terima kasih." Lorenzo López meneguk beberapa kali, dan Belevia membantu mengembalikan gelas ke meja kecil. "Ceritakan padaku kejadian mengerikan apa di rumah sakit?" desaknya ingin tahu. Sikap adik Nicho

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   87. Serangan Kedua

    Panggilan telepon rahasia dari rumah sakit sangat mengganggu Hugo yang sedang bercumbu dengan kekasihnya. "Sial, mau apa malam begini Pablo hubungi aku?" geramnya marah menyingkirkan wanita cantik di atas pangkuan. "Brengsek! Ada apa?" "HI Boss, ada berita penting besok pagi Lorenzo López dipindahkan ke kediaman Michael Delano Carleone, kita harus menyelesaikan misi sebelum terlambat!" "Kerjakan sekarang!" perintah Hugo ke Pablo tanpa ulur waktu lagi. "Habisi bajingan itu jangan sampai lolos atau kutembak kepalamu jika gagal kedua kali!" Seminggu di Milan membuat situasi makin berbahaya bagi kelompok mereka. Mendengar ucapan kekasihnya yang melanjutkan misi terakhir sangat menyenangkan bagi Catherine Wilson. Duduk kembali ke pangkuan pria tampan yang mengisi hidupnya setelah ditinggalkan suami. "Akhirnya waktu tiba bagi kita berdua, sayang," desah Cathy menggoda. "Lorenzo López memberikan warisan banyak termasuk bisnis ilegal di Brazil." Gairah Hugo makin memuncak. Permaina

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   86. Zio Riccardo

    Puri Lombardy terlihat sepi saat Michael pulang lebih cepat dari kantor. Hanya Bianca Elenora menyambut senang mencium pipi ayahnya lalu kembali bermain ke taman bersama pengasuh Gemma. "Dimana istriku, Ben?" tanyanya khawatir ke penjaga Puri. Benvolio menjawab sedikit gugup, "Oh, Nyonya Belevia berpesan sebelum ke rumah sakit ingin menemui Dokter Luis Santiago sambil membawa bekal makanan dan seikat bunga mekar diambil dari halaman belakang." Michael tak menaruh curiga jika istrinya bersama kakak sepupu. "Okay, bawa tas kantorku ke ruang kerja, aku mengganti baju dulu!" serunya seraya menaiki tangga menuju ke kamar. Pengawal Damien dan Milano telah menunggu di ruang kerja melanjutkan diskusi mereka. Keduanya berhasil mendapatkan informasi penting tentang pihak yang ingin menghabisi Michael Lorenzo López. Sepuluh menit kemudian Michael Delano Carleone tiba langsung menanyakan penyelidikan mereka. "Duduklah kalian, dan ceritakan semuanya dengan detail soal penembakan misteri

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   85. Salah Paham

    Dinding putih menghiasi kamar yang sepi tanpa hiasan. Suara monitor berdenging keras memekakkan telinga. Cahaya terpancar menyilaukan membuka jalan dia kembali ke dunia. "Lorenzo, waktunya telah tiba!" Sayup terdengar panggilan seorang Ibu menyuruhnya untuk pulang. Perlahan kelopak mata membuka menyaksikan dokter dan perawat sibuk memeriksa dirinya. "Hey, dimana aku sekarang?" batinnya bertanya. "Ini bukan kamarku, dan bukan rumah asalku di Seville." Seorang dokter mengecek pupil matanya, silau senter kecil membuatnya berpaling menghindar. "Singkirkan tanganmu, brengsek!" serunya marah belum dapat mencerna situasi yang terjadi. "Lepaskan peralatan ini aku harus pulang!" Tangannya menarik kabel monitor yang terpasang di dada, dan seenaknya membuang ke lantai begitu saja. Saat ia ingin bangun barulah terasa nyeri memilukan. Kain putih balutan perban berubah merah. Gerakan yang kasar merobek jahitan medis beberapa hari lalu. "Lorenzo!" Bentakan Michael tepat waktu menghentikan

  • Om Mafia, Nikahi Tanteku, Yuk!   84. Lorenzo Siuman

    Malam membosankan di kota Milan membuat Hugo kesal tak bisa beraksi menyelesaikan misinya. Empat hari menunggu tak ada berita untuk menyusup ke rumah sakit. "Pablo, dimana perawat itu sekarang, bagaimana kabar brengsek Lorenzo?" Ia menggeleng belum menentukan taktik jitu, "Jangan tergesa-gesa, saat ini penjaga keamanan masih ketat mengawasi di ruang perawatan VVIP, tunggu sampai lengah baru melancarkan rencana kita." "Arghhhh!" Hugo menahan geram. Misi mereka gagal total malah sepupunya disandera saudara kembar di kota Milan. "Gara-gara wanita keparat membohongi kita!" Salahnya mempercayai informasi tidak akurat yang mengakibatkan bisnisnya hancur di Spanyol. Tak lama suara bel pintu berbunyi membuyarkan emosi. Ketukan sepatu high heels dan dua koper diseret ke penthouse membuatnya menoleh seketika. "Mau apa kau ke sini, huh?" bentaknya keras. "Oh, sayang," rayu Cathy memeluk kekasih. "Rencana kita memang belum berhasil tapi aku mendapatkan petunjuk penting untukmu." Ia meny

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status