Share

Bab 5 | 38-18=20

Author: Romero Un
last update Last Updated: 2025-11-02 15:12:47

“Ya elah! Dia lagi, dia lagi!”

“Buset! Kirain udah mati Si Nerd!”

Suara sumbang dan cekikikan itu ditujukan pada Ivy.

Libur panjang masih tersisa 1 minggu lagi, sebelum perkuliahan dimulai. Namun, ia harus ke kampus hari ini, gara-gara ulah Jesslyn. 

Sepupunya itu mencabut aliran listrik dari jaringan internet di rumah saat Ivy tengah sibuk memilih jadwal kelas. Akhirnya, Ivy malah tidak mendapatkan kelas yang paling penting untuk semester 1 nanti. 

“Oi, Nerd!” teriak salah satu teman SMA Ivy. “Ambil kuliah apa lu?!”

Mereka pasti melanjutkan jenjang ke Universitas Arkamaya. Sekitar 98% murid dari SMA Ivy memang tidak berniat melanjutkan pendidikan di luar instansi milik Yayasan Arkamaya Foundation.

Universitas Arkamaya merupakan bagian dari yayasan Arkamaya Foundation yang menaungi seluruh jenjang sekolah mulai dari penitipan anak sampai universitas. Yayasan mereka bahkan selalu mengutamakan lulusan Arkamaya untuk bekerja di sana. 

Oleh karena itu, kebanyakan para murid sudah saling kenal. Bahkan dari sejak mereka ada di daycare. 

Hal ini sebenarnya sangat merugikan Ivy. Ia jadi tidak bisa membersihkan namanya. Semua peserta didik di sana sudah mengenal Ivy dan bagaimana ia diperlakukan sejak SMP.

Dan semua perundungan itu terus berlangsung hingga hari ini. 

Ivy baru akan menjawab, tetapi mereka ternyata melempar ejekan sambil tertawa puas. “Kuliah, bagaimana menjadi Nerd yang baik!” 

Ha! Ha! Ha!

Ivy menatap mereka sekilas kemudian menghela napas panjang tanpa suara. ‘Fyuh! Untung nggak sempet ngejawab. Ternyata cuma iseng!’ 

Setelah itu, Ivy memutuskan untuk tidak mempedulikan mereka lagi. Walau namanya dipanggil terus menerus. 

Salahnya sendiri yang berharap terlalu tinggi pada mereka. Ivy pikir dengan menjadi anak kuliahan, mereka bisa sedikit lebih dewasa dalam bersikap. 

Pada akhirnya, mereka sendiri yang kena tegur karena membuat keributan di depan ruang administrasi.

“Nomor 11 sampai 20!” seru seorang staf menyebutkan batch selanjutnya. 

Ivy menatap angka yang tertera di kertas antriannya, kemudian menghembuskan napas lelah. ‘Masih 2 batch lagi! Mereka salah jadwal semua apa gimana?!’

Bosan menunggu, Ivy pun mengedarkan pandangannya ke area kampus yang akan menjadi tempatnya menuntut ilmu selama 3,5 tahun ke depan. 

Saat itulah ia menangkap sosok yang dirasa tak asing dalam pandangannya. Netra Ivy membulat seketika. 

‘Eh?! Itu si kakak ganteng yang waktu itu bukan ya?!’ batinnya penasaran.

Tanpa bisa dicegah, ia meninggalkan antrian dan bergerak cepat menuju sosok yang dikiranya Lexton. Sosok itu tengah duduk santai di baduk yang melingkari sebuah pohon besar. 

Seketika, Ivy berjongkok di depan lelaki yang sedang duduk itu dan bertanya, “Lexton, bukan?”

Pria itu terkejut, tetapi kemudian tergelak. “Hei! Lama nggak ketemu!” 

Lexton mengusap kepala Ivy. Gemas melihat tingkah sembarangannya itu. Bagaimana bisa ia langsung berjongkok dan melihat dari bawah, padahal tidak pasti kalau ia kenal. 

“Gimana kalau bukan aku?” tegur Lexton sambil menyentil pelan dahi Ivy. “Sembarangan saja kamu ini!”

Ivy terkekeh. 

Lucu bagi Ivy. Bagaimana ia langsung tergelitik di sekitar area perut, kala berjumpa tak sengaja dengan Lexton seperti ini.

“Duduk sini!” Lexton menepuk tempat kosong di baduk lingkar itu. 

Lupa kalau sedang mengantri, Ivy pun segera duduk di samping Lexton. Tegak, seolah sedang bertemu orang penting. 

“Apa mungkin kamu kakak tingkatku di sini?” tanya Ivy dengan pandangan penuh harap. 

Lexton menimbang jawabannya, kemudian berkata, “Bisa jadi.”

Toh, dia juga memang seorang alumni SMA Arkamaya. Belasan tahun yang lalu. 

Mendengar jawaban itu, netra Ivy langsung berbinar. “Serius?! Semester berapa? Jurusan apa? Ke kampus mau benerin jadwal?”

Lexton terkekeh, dibombardir banyak pertanyaan sekaligus. Mau tak mau ia menjawab jujur, “Alumni, Ivy.”

Wajah ceria Ivy berubah muram. “Lalu kenapa ke kampus? Apa kau jadi asisten dosen?”

Kembali Lexton tergelak. ‘Beneran nggak tahu siapa aku ternyata. Sammy juga cerita sih, anak ini sampai dipanggil anak aneh sama temen-temennya.’

Sammy adalah panggilan untuk keponakan Lexton yang usianya sama dengan Ivy. Samantha Oswald Tan.

Lexton memutuskan untuk mengeluarkan kartu namanya. “Aku sudah lama lulus, Ivy.”

Seketika netra Ivy membulat melihat isi kartu nama yang terasa sangat mewah itu. “Kakak presdir Tanverra?!”

Buru-buru Lexton menutup mulut Ivy. “Ssst! Aku tidak mau ketahuan orang, Iv.”

Lexton yang memiliki nama lengkap Lexton Tan itu adalah presiden direktur di sebuah perusahaan multibisnis dan multinasional Tanverra Holdings. Ia juga adalah pemilik perusahaan, mewarisinya dari sang ayah, turun temurun.

Ivy melipat bibirnya ke dalam, memberi janji kalau ia akan tutup mulut soal kehadiran Lexton yang ternyata termasuk dalam kategori orang penting. 

Karena takut menghilangkan kartu nama Lexton, ia pun segera memasukkannya ke dalam kantong kemeja. Kemudian ia bertanya, “Terus, ngapain di kampus?”

“Aku nganterin keponakannku. Dia ada urusan sama keponakanku yang lain.”

Wajah Ivy semakin memucat. Mendengar kata keponakan keluar dari mulut Lexton, sebuah kenyataan pahit menghantam Ivy. 

Ivy tidak tahu berapa usia Lexton dan bisa jadi pria itu sudah bapak-bapak. ‘Dan aku malah manggil dia kakak! Kakak mana yang udah punya ponakan?!’

“Umur kakak berapa?!” pekik Ivy panik. “Apa seharusnya aku panggil ‘Om’?!”

“Hahaha! Emang kalau aku sudah tua nggak boleh dipanggil kakak?” protes Lexton. 

Ivy terus menatap Lexton, menuntutnya menjawab pertanyaan pertama tadi. 

Lexton terkekeh. Jawaban Lexton kemudian membuat roh Ivy seolah pergi meninggalkan tubuhnya. 

“Tahun ini aku 38.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Om Tajir Milik Si Kutu Buku   Bab 10 | Jangan Asal Minum, Iv!

    “Wow!”Semua mata memandangi gaun Ivy yang memang luar biasa cantik. Mendiang ibunda Ivy—Adelle Whitmore, adalah model yang cukup terkenal di luar negeri. Terutama di negara Nexare. Namun, ia melepas semua itu demi mengikuti ayah Ivy—Vincent Adinata kembali ke tanah air Sundhara.“Ew! Please lah!” Mereka langsung kecewa begitu melihat Ivy.“Seenggaknya lu tuh pake bedak, Nerd!” tukas yang lain. “Lepas kacamata juga!”Kekehan geli mengelilingi Ivy. “Baju udah bagus banget, mukanya yang nggak dipermak!”Jesslyn sedikit iri dengan gaun itu. Ia tidak tahu kalau Ivy punya gaun secantik itu. ‘Kalau gue yang pakai, pasti lebih bagus!’Ivy tak peduli dengan omongan mereka. Yang penting ia datang sesuai aturan. Baginya itu cukup. Ia duduk di meja yang sudah diatur sesuai dengan nama. Menyebalkannya Ivy duduk di samping lelaki bernama Carlo. Karena nama lengkapnya Herace Carlo Omar, ia jadi berdampingan dengan Ivy.Ivy tahu, Carlo adalah kekasih dari Jemima Andhara, anak donatur kedua, yang

  • Om Tajir Milik Si Kutu Buku   Bab 9 | 19 Tahun

    “Happy belated birthday, Iv!”6 hari lalu, tepatnya tanggal 9 September, Ivy Adinata resmi berusia 19 tahun. Air mata Ivy semakin tumpah tak keruan, karena ulah Lexton. “Atas dasar apa coba, kakak ngerayain ulang tahunku?”Lexton terkekeh. ‘Sambil nangis aja masih bisa komentar. Lucu amat botol yakult ini!’“Memang harus ada alasannya?” tanya Lexton sambil mencubit pipi gadis itu. “Aku tahu ulang tahunmu, ya kurayakan. Simple.”“Tapi kita kan baru kenal!”Ucapan Ivy seolah menarik Lexton pada kenyataan. Ia sendiri tidak paham kenapa saat mendengar kabar dari Samantha, tanpa pikir panjang langsung pergi ke rumah Ivy. Lexton mengesampingkan ketidaktahuannya. Ia mengangkat bahu sambil berkata, “Well, kalau memang butuh alasan, mungkin karena aku merasa bersalah.” “Bersalah? Karena?” tanya Ivy bingung. “Karena kartu namaku, kamu jadi mengalami hari yang buruk.”Ivy langsung menyeka air matanya. Membuat Lexton merasa bersalah, Ivy tidak suka itu. Dengan tegas ia berkata, “Nggak! Itu s

  • Om Tajir Milik Si Kutu Buku   Bab 8 | Jadi Cengeng

    “Nah loh!”Beberapa mahasiswa mulai tertarik untuk melihat kelanjutan nasib Ivy—si ‘nerd’. Mereka tak lagi berbisik, menyuarakan pikiran.“Samantha pasti ngamuk nih!”“Mati lu, Nerd! Bisa dipenjara nyolong kartu nama Lexton Tan dari Samantha!”Ivy yang mendengar itu pun mulai panik. Ia tak menyangka kalau keponakan yang dia maksud adalah Samantha.Dari banyak omongan orang, Ivy tahu kalau Samantha bukan anak yang mudah didekati. Tentu saja, bukan karena Samantha gadis aneh seperti Ivy, tetapi karena dia tidak mau berteman dengan siapapun. Namun, Ivy tidak merasa ia perlu takut pada Samantha. Ia tidak berbuat kesalahan. “Gue nggak nyolong kartu nama itu, Samantha!” tegas Ivy sekali lagi. Kali ini ia menatap dalam-dalam ke arah Samantha. “Gue berani sumpah!”Sementara itu, Samantha sendiri merasa geram. Wajahnya yang sudah jutek karena selalu diam dan berkutat dengan pikirannya sendiri, semakin terlihat menyeramkan.Tidak ada yang tahu kalau dalam hati, Samantha sedang merutuki Lexton

  • Om Tajir Milik Si Kutu Buku   Bab 7 | Si Nerd Tukang Nyolong

    “Oi, Nerd! Cariin tanda tangan kakak tingkat di BEM dong!”“Sekalian gue!”Semester pertama dimulai dengan kegiatan pengenalan kampus dan atributnya. Universitas Arkamaya menyelenggarakan masa orientasi hanya dalam 1 hari. Tugasnya pun hanya mengumpulkan 30 tanda tangan kakak tingkat mereka. Tidak harus yang berada dalam organisasi.Ivy menatap beberapa teman kuliahnya yang sudah mulai menumpuk buku mereka. Entah apa mereka ini masih bisa disebut teman. “5 aja. Kalau kebanyakan, kalian kena sendiri!” Ivy memperingatkan, demi kebaikan mereka. Yang lain langsung berdecak kesal. “Ck! Bener juga lu, Nerd!”Tanpa menunggu lagi, Ivy segera membawa 4 buku mereka. 5 termasuk miliknya. Ivy sibuk mencari kakak tingkat ke segala penjuru. Tentu saja, ia meminta 5 kali tanda tangan pada setiap orang. “Kamu bawa 5 buku?” tanya seorang kakak tingkat. Di lihat dari badge yang ada di dada kirinya, kakak tingkat adalah salah satu anggota eksekutif organisasi kemahasiswaan. Namanya Henoch F.T.Enta

  • Om Tajir Milik Si Kutu Buku   Bab 6 | Cem-ceman Kampus

    “20 tahun?!”Ivy terkesiap ketika selesai menghitung jarak usia yang membentang jauh. Lexton hampir tersedak karena tak menyangka Ivy akan sekaget itu. Namun, percakapan mereka terhenti karena ponsel Lexton yang berdering lembut. Lexton mengangkat tangan ke arah Ivy, meminta waktu sesaat untuk menerima panggilan itu. Sementara menunggu, Ivy masih dalam mode tercengang. Ia tak menyangka, lelaki berusia 38 tahun itu memiliki wajah yang tidak sesuai dengan umurnya. Ketika kenyataan itu akhirnya Ivy terima, ia pun hanya bisa menghembuskan napas pasrah. Bahunya terlihat turun, seolah menunjukkan level semangat yang ia miliki.Ia memutuskan untuk pergi. ‘Ah! Mending aku balik ke antrian. Kalau di sini aku—’Pikiran Ivy terhenti ketika tubuhnya tiba-tiba oleng. Seseorang sengaja menabraknya. “Uwah!” Karena sedang linglung, Ivy tak bisa menjaga keseimbangan. Buk!Ivy mendarat sempurna di dada Lexton. Untung saja, Lexton mendengar jeritan kecil Ivy dan segera berbalik untuk menjadi banta

  • Om Tajir Milik Si Kutu Buku   Bab 5 | 38-18=20

    “Ya elah! Dia lagi, dia lagi!”“Buset! Kirain udah mati Si Nerd!”Suara sumbang dan cekikikan itu ditujukan pada Ivy.Libur panjang masih tersisa 1 minggu lagi, sebelum perkuliahan dimulai. Namun, ia harus ke kampus hari ini, gara-gara ulah Jesslyn. Sepupunya itu mencabut aliran listrik dari jaringan internet di rumah saat Ivy tengah sibuk memilih jadwal kelas. Akhirnya, Ivy malah tidak mendapatkan kelas yang paling penting untuk semester 1 nanti. “Oi, Nerd!” teriak salah satu teman SMA Ivy. “Ambil kuliah apa lu?!”Mereka pasti melanjutkan jenjang ke Universitas Arkamaya. Sekitar 98% murid dari SMA Ivy memang tidak berniat melanjutkan pendidikan di luar instansi milik Yayasan Arkamaya Foundation.Universitas Arkamaya merupakan bagian dari yayasan Arkamaya Foundation yang menaungi seluruh jenjang sekolah mulai dari penitipan anak sampai universitas. Yayasan mereka bahkan selalu mengutamakan lulusan Arkamaya untuk bekerja di sana. Oleh karena itu, kebanyakan para murid sudah saling k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status