Share

28. SOPIR TAKSI

“Hei!” teriakku.

            Elen berhenti tertawa. Ia melihatku dengan tatapan tidak senang. Mungkin dia berfikir siapa yang berani mengganggu kesenangannya saat itu. Begitu pula dengan tiga orang temannya dan Friska yang kini ikut menatap ke arahku.

            Langkahku mantap menghampiri mereka. Jarakku dengan Friska semakin tipis. Dua langkah. Satu langkah. Begitu sampai, tanganku dengan cepat merampas roti yang berada di tangan Friska lalu melemparkannya dengan keras pada wajah Elen. Roti itu menghantam pipi tembemnya dengan mata yang terpejam. Belum sempat ia membuka mata, kini kedua tanganku kembali mendorong kedua bahunya ke belakang hingga ia terhuyung-huyung ke belakang.

            Ketiga teman Elen dengan sigap segera menangkap dan membantu Elen berdiri tegak. Mereka hendak m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status