Share

Owned by Mr. Hamilton | Part 4

Carol membuka matanya lalu terdiam menatap sekeliling. Ini bukan kamarku batin Carol. Lalu Ia merasakan ada pergerakan di sampingnya. Siapa pria ini? batin Carol melihat seorang laki-laki tidur disampingnya. Lalu Carol melihat ke dalam selimut dan terkejut ketika dirinya tidak memakai sehelai benang pun.

"Kau sudah bangun?" tanya Pria di sampingnya yang sekarang sudah bersandar di kepala ranjang

"Kemarin..." Carol tidak bisamelanjutkan kata-katanya, Ia terlalu terkejut dengan apa yang dilihatnya

"Maaf, Aku tidak bisa mengendalikan diriku kemarin," ucap Pria itu 

"Tidak, itu juga salahku. Aku ingat, Aku terlalu mabuk kemarin." balas Carol dengan parau, entah mengapa air matanya keluar begitu saja

"Namaku Oriel," ucap pria itu dan membuat Carol menoleh 

"Carolline, Kau tahu dimana pakaianku?" ucap Carol sambil menghapus air matanya

"Emm maaf pakaianmu Ku robek kemarin, tapi aku akan meminta seseorang mengirim pakaian untukmu kesini" ucap Oriel sambil mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu

"Aku ingin mandi," ucap Carol pelan sambil menunduk

"Ya, silahkan, disana kamar mandinya," balas Oriel sambil menunjuk letak kamar mandi

Carol pun bangkit dengan selimut di tubuhnya. Ia sama sekali tidak menoleh pada Oriel karena Ia tahu keadaan Mereka saat ini sama. Di dalam kamar mandi, Carol menatap pantulan dirinya di cermin. Badannya dipenuhi dengan bercak merah. Lalu Ia kembali menangis.

"Sudahlah Carol, semuanya sudah terjadi jadi tidak perlu menangis," ucap Carol pada dirinya sendiri

Di sisi lain, Oriel segera mencari pakaiannya yang kemarin Ia lempar ke seluruh ruangan. Ia benar-benar bingung harus melakukan apa. Melihat Carolline menangis membuatnya benar-benar merasa bersalah.

Ini semua salahmu, karena tidak bisa mengendalikan nafsu batin Oriel merutuki dirinya sendiri.

Tok tok tok

Pintu di ketuk dari luar dan Oriel pun segera membukanya.

"Selamat pagi, Tuan," Erland berdiri di depan pintu sambil membawa paperbag di tangannya

"Pagi, Kau membawa semua yang Ku minta?" tanya Oriel sambil mengambil paperbag dari tangan Erland 

"Sudah semua Tuan,"

"Baiklah, Kau boleh pergi. Terima kasih Er," setelah mengucapkan itu Oriel menutup pintu dan ketika berbalik sudah ada Carol yang berdiri di depan kamar mandi menggunakan bathrobe

"Ini, di dalamnya ada pakaian untukmu," ucap Oriel sambil memberikan paperbag tadi kepada Carol

Carol pun segera masuk kembali ke kamar mandi. Sedangkan Oriel melanjutkan memakai pakaiannya sendiri.

Tak lama pintu kamar mandi terbuka dan keluarlah Carol dengan memakai sweater turtleneck  maroon dan juga rok selutut berwarna cokelat muda

"Aku antar Kau pulang ya?" tanya Oriel yang diangguki oleh Carol

Dan Mereka pun beranjak dari Club milik Ellard dan menuju ke parkiran tempat Oriel memarkir mobil semalam. Di dalam perjalanan tidak ada pembicaraan apapun dari keduanya selain mengenai alamat tempat tinggal Carol.

Akhirnya Mereka berdua pun sampai di depan gedung apartemen Carol. Keduanya turun dari mobil dan sama-sama terdiam.

"Jika terjadi sesuatu padamu setelah ini, Kau bisa menghubungiku. Ini kartu namaku." Ucap Oriel sambil memberikan kartu namanya dan Carol pun menerima tanpa mengatakan apapun

"Terima kasih sudah mengantarku," ucap Carol sambil berlalu masuk ke gedung apartemennya. Oriel masih terpaku sambil memperhatikan punggung Carol yang perlahan menghilang.

____________

Setelah mengantar Carol, Oriel segera pulang ke rumahnya. Kedua anaknya pasti sudah mencarinya. Biasanya jika Oriel ingin lembur atau bahkan tidak pulang Oriel akan mengatakan peda kedua anaknya terlebih dahulu.

Sampai di rumahnya, Oriel segera masuk dan disambut oleh suara tangisan kedua anaknya. Mereka berdua sedang menagis dengan beberapa pelayan mencoba menenangkan

"Kenapa Kalian berisik sekali," ucap Oriel dan membuat kedua anaknya menoleh lalu segera berlari menuju Oriel

"Huaaaa Daddyyyy,"

"Kenapa tidak pulaaang, Kami sangat merindukanmu Daddy,"

"Jangan terlalu mendramatisir keadaan Aaron," ucap Oriel menatap kedua anaknya jengah

Sekarang keduanya sudah berdiri di depan Oriel sambil melipat tangan di dada dan memandang tajam pada Oriel. Drama dimulai batin Oriel pasrah

"Kenapa Kau tidak pulang, DADDY ?" tanya Emily dengan menekan kata Daddy

"Lupa," jawab Oriel terlihat tidak peduli

"Daddy Kau sangat kejam, bahkan Kau tidak ingat pada anakmu," balas Aaron dengan ekspresi wajah menggambarkan orang paling tersiksa disana

Oriel yang melihat itu pura-pura tidak peduli lalu berjalan meninggalkan keduanya. Tapi kedua bocah itu tidak tinggal diam. Mereka berlari lalu bergelantungan dikedua kaki Oriel.

"Bukankah Kalian sedang marah? Kenapa mengikutiku?" tanya Oriel menunduk ke arah kakinya

"Siapa yang marah? Kami tidak, ya kan Em?" ucap Aaron meminta persetujuan Adiknya

"Iya benar, Kami tidak pernah marah. Kami anak yang penurut Daddy," 

Melihat kedua anaknya yang memasang ekspresi menggemaskan, membuat Oriel tidak tahan untuk tersenyum. Oriel menggendong kedua anaknya lalu mencium pipi tembam keduanya.

"Kenapa Kalian sangat menggemaskan hm?" 

"Kami memang anak yang menggemaskan, apakah dadi baru saja mengetahuinya?" ucap Aaron dengan percaya diri yang disambut kekehan Oriel.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status