Share

103

Xinda mengunjungi restoran pusat milik Xabier, maniknya menyorot ke meja berisi jus buah yang dipesannya. Ingatan pembicaraan bersama Groban memenuhi otaknya.

Hari telah sore, sebenarnya waktu Xabier untuk pulang.

"Maaf ya, kamu menunggu kakak lama." Xinda duduk di salah satu bangku restoran, Xabier baru saja melakukan pertemuan dengan rekanan pemasaran untuk menentukan strategi mengembangkan usaha restoran yang sempat mandek.

"Ya kak, tidak apa-apa."

Tampilan Xinda yang tanpa ekspresi mendorong Xabier untuk meneliti paras adiknya. Jarang sekali Xinda dengan ekspresi seperti saat ini.

"Kamu ada masalah? Cerita pada kakak."

Xabier menerka masalah apa yang membebani adiknya. Kalau masalah percintaan, biasanya Xinda akan menangis, tetapi kali ini tanpa ekspresi.

"Seminar proposalku berjalan lancar kak, tadi aku mengajukan revisi, tidak banyak yang harus diperbaiki. Surat penelitian akan diterbitkan pihak kampus."

Xabier tersenyum, merasa bangga akan pencapaian Xinda dalam tiga tahun ini.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status