"Bagaimana keadaan Pemimpin saat ini Nyonya?" Tanya Tuan Andi begitu cemas.
"Apa yang terjadi sebenarnya Kak?" Tanya Benny.
"Maafkan kelancanganku tadi Kak, tapi sungguh Aku tidak pernah bermaksud menggantikan pemimpin apalagi berkhianat padanya Kak, bagaimana keadaan Kakak Ipar saat ini?" Tanya Billy.
Sedangkan yang lainya hanya tertegun menunduk, mereka tidak percaya jika ada orang sekeji itu, Nyonya Sandra tak memperdulikan rentetan pertanyaan terhadapnya yang dimana mereka begitu mencemaskan keadaan suaminya, Dia terlihat memperhatikan wajah mereka satu persatu, tak ada yang terlihat aneh, hanya Calvin saja yang bersikap biasa, sehingga Nyonya Sandra menaruh sedikit kecurigaan terhadapnya.
"Mohon maaf Saya tidak bisa menjawab pertanyaan Tuan-Tuan semua, kita fokus ke meeting hari ini saja, yaitu pemilihan Pemimpin baru atau pembaharuan kepemimpinan yah, untuk yang curiga terhadap putera Saya, Saya akan menyuruh Pak Yosef membagikan biodata putera Kami, silahkan Pak bagikan" perintah Nyonya Sandra pada ajudan setianya itu.
Pak Yosef berjalan dan mengelilingi meja anggota meeting di ruangan itu, sambil membagikan selebaran kertas untuk mereka baca dan pelajari. Terlihat para anggota membaca dan menelaah setiap helaian kertas tersebut, data tentang Aditya lengkap ditulis di sana.
Kemudian para anggota manggut-manggut dan saling berunding, berbisik sana sini.
"Baiklah Nyonya, disini tertulis jika Tuan Muda memiliki saham 10% pemberian dari kakeknya yaitu Tuan Ali, secara keseluruhan Dia memiliki 70% lebih jika digabungkan dengan milik Tuan Besar dan Anda, untuk itu sesuai aturan Dialah pemimpin baru perusahaan ini, jika Tuan Besar tidak ada" ucap Tuan Weber.
Semuanya mengiyakan ucapan Tuan Weber, meskipun Calvin terlihat lemas saat mengetahui jika pemimpin tersebut berumur masih di bawahnya, tetapi Dia tak bisa berbuat apa-apa karena jelas-jelas jika Aditya ini adalah Sang Pewaris sah di perusahaan.
"Baiklah Nyonya, silahkan perkenalkanlah Tuan Muda pada kami" ucap Tuan Andi.
Nyonya Sandra menoleh ke arah Pak Yosef, tetapi Pak Yosef menggelengkan kepalanya, Aditya masih belum datang, "mungkinkah Dia mengurungkan niatnya? Mungkinkah Dia meninggalkanku dan Ayahnya?" Tanya Nyonya Sandra dalam hati.
"Apa ada masalah Nyonya?" Tanya Tuan Abraham.
"Iya, putraku belum datang atau mungkin Dia belum siap menerima beban ini" jawab Nyonya Sandra, terlihat raut kesedihan menyelimuti wajahnya.
"Jika Putra Anda tidak datang, dengan terpaksa kita harus memilih Pemimpin lain Nyonya, kan syarat utama menjadi pemimpin, orangnya harus hadir juga di rapat ini" ucap Tuan Weber.
Terlihat Benny merasa senang dan diam-diam tersenyum, karena Dia yakin jika keponakan nya itu adalah palsu, Dia tidak mempercayai jika kakak nya yaitu Sandra memiliki seorang Anak.
Indra dan Calvin juga terlihat saling berbisik, tetapi Calvin main aman karena Dia akhirnya tahu watak sebenarnya Indra, licik dan suka memanfaatkan orang lain untuk kepentingannya sendiri, bahkan Calvin curiga jika dibalik insiden kecelakaan Pemimpin didalangi oleh Tuan Indra. Untuk itu Dia diam dan tak mengikuti permainan Indra.
Dalam keadaan terdesak Sandra semakin kebingungan, Dia berpikir mungkin Aditya berubah pikiran dan tidak mau menolongnya dan Ayahnya.
"Ya baiklah Nyonya, meeting ini kita lanjutkan?" Tanya Tuan Weber.
Nyonya Sandra mengangguk lemah, saat dirinya akan duduk, tiba-tiba pintu terbuka, Aditya berjalan dengan gagah dan begitu tampan, setelan jas yang Dia kenakan begitu pantas melekat di tubuhnya.
"Maaf Ibu, Aku terlambat" ucap Aditya kemudian memeluk dan mencium kening Nyonya Sandra.
Nyonya Sandra begitu bahagia, saat mendapat perlakuan sehangat ini dari Aditya, meskipun Dia tahu jika Aditya hanyalah bersandiwara.
"Kenapa Nak, kejebak macet?" Tanya Nyonya Sandra, aktingnya sungguh natural."Iya Bu" jawab Aditya pendek."Mr. Weber ini Putra Saya, Aditya Rashaad" ucap Nyonya Sandra sambil menggandeng lengan Aditya.Semua anggota terkagum-kagum dengan kegagahan Aditya, Pemuda ini begitu mirip dengan Pemimpin yaitu Tuan Fajar Rashaad.Dengan kedatangan Aditya tentu saja kepemimpinan tidak terelakan lagi jatuh kepada Aditya, Nyonya Sandra merasa begitu lega karena situasi yang sempat membuatnya putus asa, sekarang sudah aman, Dia bisa mengamankan posisi Suaminya.Aditya dibawa oleh Tuan Weber dan diperkenalkan dengan semua anggota, tidak ada yang janggal disini, semua anggota pemilik saham terlihat begitu senang saat berkenalan dan bersalam
"Terima kasih Paman Yosef" ucap Aditya pada Yosef."Tidak usah sungkan Tuan muda" jawab Yosef kemudian pergi ke samping meja Pemimpinnya untuk membereskan berkas yang dipersiapkan untuk dipelajari oleh Aditya."Selamat yah Tuan muda untuk jabatan Anda sekarang, di usia Anda yang masih sangat muda ini sudah harus mengemban tugas yang begitu berat tetapi jangan khawatir Kami akan membantu Anda" ucap Tuan Weber."Iya Tuan muda, hal apapun yang ingin Anda tanyakan tolong jangan sungkan" sahut Tuan Abraham."Terima kasih Tuan-Tuan, tentu saja Saya membutuhkan kerja sama Anda berdua, karena Saya masih buta dalam hal kepemimpinan ini, kalau tidak karena Ayah tiba-tiba mengalami kecelakaan kemarin, mungkin hari ini Saya tid
"Baiklah Tuan Muda, jika begitu Saya jadwalkan dari sekarang yah untuk daftar tamu Anda?" Tanya Paman Yosef."Oke, terserah Paman saja bagaimana baiknya" jawab Aditya lagi.Tuan Weber dan Tuan Abraham berdehem dan saling memandang, mereka menilai sikap Aditya begitu tegas, selama ini tidak ada yang berani menolak Tamu, siapapun itu orangnya jika Pemimpin yang menerima pasti Dia akan berusaha menemuinya meskipun beliau sangat sibuk dan Aditya tak peduli dengan penilaian mereka. Meskipun begitu Tuan Weber merasa tersanjung karena Aditya berani menolak Tamu lain saat masih berbincang dengan nya."Baiklah Tuan Muda, tampaknya Anda begitu sibuk, ini hari pertama Anda Tuan, mohon untuk tidak membuat seseorang marah dulu hehe" ucap Tuan Weber kemudian terkekeh.
Sekarang Aditya terjebak dalam masalah perusahaan, semakin murka dan bencinya Dia kepada Ayahnya karena sudah melibatkan nya sedalam ini, merenggut kebebasan hidup nya dan Ibu nya.Kring …Suara telepon membuyarkan pikiran Aditya yang sangat kacau, Dia segera memencet tombol terima."Iya" jawab Aditya ketus."Aditya, segera keruangan Saya" terdengar suara Nyonya Sandra di ujung telepon."Baiklah" jawab Aditya tak bisa menolak, kemudian menutup telepon dan segera berdiri, berjalan keluar dari kantornya menuju kantor Nyonya Sandra yang terletak di lantai bawah, tepatnya berjarak satu lantai dari kantornya yang berada di posisi paling atas.
"Meskipun begitu seharusnya kalian tetap mendukungku, Aku masih hidup lho meskipun Kakak Ipar kalian tidak ada?" Tanya Nyonya Sandra, "harusnya apapun yang terjadi kalian tetap melindungiku, bukan sebaliknya, kalian ingin menyingkirkanku dan menjadi pemimpin yang baru, nah untuk alasan inilah Aku menyembunyikan Putraku, Aku pikir strategi Ayahku dulu ini hanya ada di film-film, ternyata Aku mengalaminya sendiri" ucap Nyonya Sandra."Apa? Strategi Ayah?" Tanya Tuan Billy tergagap."Iya, Ayah menyuruhku menyembunyikan Putra atau Putriku jika kelak Kami memilikinya dan Aku menurutinya, benar saja perkataan Ayah, tetapi Aku tidak menyangka jika penghianatnya itu adalah saudaraku sendiri" jawab Nyonya Sandra terdengar begitu kesal.Aditya hanya duduk sambil memainkan kuku-kuku ta
"Ibu belum istirahat?" Tanya Adit pada Ibunya."Hrm ….Bibi!" Seru Nyonya Sandra, mengingatkan Adit agar tidak lupa jati dirinya."Tapi inikan di tempat tersembunyi" jawab Aditya sedikit marah."Sssttt, sudah Nak, benar kata Nyonya besar, biasakan Adit memanggil Ibu dengan sebutan Bibi" ucap Aletta menenangkan putranya tersebut sambil mengelus-elus dadanya.Aditya tak bisa melawan perkataan Ibunya tersebut, seperti biasa Dia selalu menuruti apapun perkataan dan perintah Aletta membuat Sandra Iri akan hal tersebut."Baiklah Bi-bi" ucap Adit terbata.Saat Ibu anak itu sedang berbincang, sementa
"Hey ….Rupanya kamu disini?" Tanya seseorang tiba-tiba. Saat Aditya melihatnya tampak Dia acuh dan merasa sangat terganggu dengan kehadiran orang yang menyapanya yaitu dokter Catrina. "Lagi apa sih?" Tanya Catrina sok kenal sok dekat. Aditya hanya meliriknya sejenak, "sedang duduk" jawab Aditya singkat. "Tau kamu lapar, Aku pasti bawain makanan tadi" ucap Dokter Catrina lagi. "Tidak perlu repot-repot" jawab Aditya dingin. "Ayo dimakan" perintah Dokter Catrina, masih belum peka jika Aditya tidak ingin diganggu saat ini. "Bagai
"Ayo ke ruanganku dulu" ajak Catrina.Aditya menuruti ajakan Dokter tersebut, mereka berjalan sangat hati-hati hingga sampailah mereka di ruangan pribadi Dokter Catrina."Silahkan duduk" perintah Catrina, "benarkan? Mereka orang lain dan bukan penjagamu" tanya Catrina sambil menyodorkan botol minum pada Aditya."Iya sepertinya itu orang-orang suruhan seseorang" jawab Aditya sambil mengambil botol minuman dari Catrina, "terima kasih" lanjutnya setelah menerima minuman tersebut."Sama-sama, oh iya sepertinya jika ventilator Ayahmu sudah bisa dilepas dan hanya menggunakan tabung oksigen saja, Aku akan segera lapor kepada Dokter utama untuk segera mencari tempat yang lebih aman" ucap Catrina.