Share

Bab 5. Bersiap-siap

Jam kerja telah berakhir, dengan perasaan semangat yang menggebu , Hasan melangkah keluar meninggalkan gedung menuju parkiran, lalu ia mengemudikan mobilnya dengan membawa perasaan bahagia, ya, sebentar lagi ia menjemput sang istri untuk ke tempat di mana Rendi ulang tahun.

Sesekali ia melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Lantas ia menambah laju mobilnya agar segera sampai rumah.

Yang ia tahu ia akan pulang ke rumah yang langsung disambut istrinya dengan penampilan yang sudah dandan cantik, dan ia pun akan langsung mandi dan makan setelah itu berangkat. Apalagi hari ini Devi libur kerja. Pastinya semua sudah beres rapi. 

 Ia tahu karena tadi Ibunya mengirimi pesan kalau Devi sedang di rumah. 

Dia lupa pertengkaran kemarin ia menyetir mobil sambil bernyanyi, bersiul.

Rasa laparnya pun terkalahkan dengan perasaan bahagianya. Sengaja istirahat siang dia tidak makan siang karena untuk menghemat pengeluaran, uang satu juta yang dipinjam dari teman kerjanya pun sudah mangkir di dalam dompetnya. Dia akan mengajak istrinya untuk mencari kado buat temannya, saat ini terlintas untuk membelikan jam tangan bermerk Alexander Christie.

'ya Aku harus pulang cepat, ingin segera ketemu istriku.' gumamnya sambil menambahkan laju kecepatan mobilnya. 

Mobil berhenti di garasi rumahnya yang bercat abu-abu berkombinasi putih. Ukurannya lumayan besar untuk penghuni rumah yang hanya dua orang, dia dan istrinya.

Dia tersenyum dan merasa beruntung mempunyai istri cantik yang sudah memiliki Rumah yang kini ditinggalinya.

Ia membuka pintu rumah yang tidak terkunci dan menariknya. Matanya melotot ingin keluar dari tempatnya. Melihat pemandangan yang tak seperti biasanya, rasanya ingin menjerit sekuat-kuatnya. Tapi nurani bergejolak menahannya dan hanya bisa menutupi mulutnya yang mengaga dengan tangan kanannya.

"Devi! Sini! Apa-apaan ini!" teriak Hasan dengan lantang.

Dia berteriak begitu kencang namun tak ada jawaban yang didapat, tetangga sekitar rumah mendengarnya pun keluar dari dalam Rumahnya masing-masing dan seperti dapat komando, mereka sama-sama berjalan mendekati Hasan.

Hasan menyadari kedatangan mereka dan langsung ngacir masuk menutup pintu, dan mencoba ngintip dari dalam jendela. Terlihat mereka yang sedang ngobrol sambil sesekali ngelirik rumah Hasan.

Hasan berbalik dan berjalan masuk sambil menjijit, takut telapak kakinya kena adonan lumpur yang berceceran.

Sampe depan dapur dia mengernyitkan keningnya dan mencoba menerka apa yang dilihatnya. Terlihat seperti tumpahan minyak goreng yang sudah membekas tak karuan bentuknya.

 Dia berjalan ke arah kamar, melihat istrinya tidur di samping ranjang dengan kondisi baju yang basah dan rambutnya berantakan tak karuan.

Lantas ia mencoba membangunkan Istrinya untuk menanyakan kejadian apa yang menimpa rumahnya.

Dengan pelan mengguncang pundak istrinya.

Devi akhirnya terbangun, dia seperti habis pindah alam, pandangannya memutari ruangan. Seakan bingung posisinya di mana. Mengacuhkan suaminya yang sedang memandanginya.

"Dev, kamu habis ngapain? Kenapa rumahnya bisa berantakan!" desis Hasan menatap tajam ke arah Devi. 

"Tanya ibumu!" 

" Loh? Kok gitu, orang yang di rumah aja kamu."

"Tau lah," ucapnya seraya mengangkat bahunya seakan enggan berbicara. ia mengangkat kedua tangannya kalau bersedekap dan menyenderkan tubuhnya ke ranjang.

Hasan melotot memindai pergerakan tubuh Devi. Emosinya serasa sudah sampai di ubun-ubun. Saat ia menyadari baju Devi terlihat basah. Rahangnya kembali mengeras. 'Kurang ajar sekali bukannya malah bersiap-siap malah bermain seperti bocah," umpatnya dalam hati.

"Kamu habis main air dari mana? Kok bisa-bisanya basah begitu langsung ke kamar! Kamarnya jadi gak karuan, kan!"

Devi hanya menghela napas tanpa menjawab pertanyaan suaminya. Ia melengos begitu saja. Menghadapi Hasan hanya menambah beban yang ia rasa.

Dia mencoba bangun tapi merasakan sakit di beberapa bagian badannya, dia tertatih tetap mencoba bangun sambil mencari pegangan di kanan kirinya.

Hasan yang merasa kebingungan melihat istrinya yang sepertinya sakit, dan keadaan rumahnya yang super berantakan. Hanya bisa diam menunggu penjelasan dari istrinya. 

Dia mencoba menenangkan dirinya dengan duduk di ranjang. Terkejut bukan main saat merasakan basah di bagian bokongnya. 

'aku harus tegas sama Devi,' ucapnya sambil menyusul Devi.

Mendapati Devi yang sepertinya sedang mandi, karena terdengar suara air mengalir, Hasan tak sabar bila harus menunggu, dia menggedor-gedor pintunya.

"Dev, buka pintunya! Aku mau ngomong!" 

Suara air masih terdengar dari dalam, sepertinya Devi tak menghiraukannya.

"Dev!" teriaknya sambil menggedor pintu. Saat ingin menggedor lagi, pintunya langsung dibuka dan ....

Byuurrr!

Air membasahi sekujur tubuh Hasan, Hasan terkejut gelagapan dengan tangannya yang masih menggantung di udara.

Devi mengguyur suaminya dengan seember penuh air. Tak tahan dengan gedoran yang berulang kali Membuatnya sangat terganggu. Kemudian dia keluar meninggalkan Hasan yang masih terpaku.

Hasan berbalik mengejar Devi, tak membiarkan Devi lolos darinya. Kemudian mencengkeram tangannya, sembari tangan satunya mengusap air yang menghalangi pemandangannya.

"Dev, jelaskan! Jangan hanya diam saja!" 

"Aku udah bilang! TANYA IBUMU!” ucap Devi penuh penekanan, matanya mendelik penuh urat kebencian. 

" Salah Ibuku apa, Dev! Jangan melemparkan kesalahan sendiri ke orang lain!"

"Aku pulang dari salon keadaan rumah sudah seperti ini, Mas Hasan! Aku pergi Ibumu masih di sini! Siapa lagi kalo bukan Ibu!?"

Hasan terdiam, mencerna ucapan Devi.

 "Dan kamu tahu! Gara-gara ibumu aku terpeleset di dapur!" sarkas Devi lagi.

Hasan melunak, ia pun mendekat dan mencoba memeluk Devi untuk menenangkan. Ya, saat ini harus mengalah. 

"Maafin, Mas. Dev!"

"Ck, capek aku, Mas. Menghadapi Ibumu," ucap Devi sambil melepas pelukan suaminya.

"Ya sudah besok, Mas bantuin bersihin rumah ya, Dev! Sekarang siap-siap ya! Dandan yang cantik kita berangkat ke acara temenku!" 

"Enggak, Mas! Aku gak mau bersihin semua ini, pokoknya aku gak mau tau! Besok aku mau tidur di hotel tanpa ngajak, Mas! Dan satu lagi, aku akan pulang kalo rumah sudah bersih!" 

"Dev, jangan jahat begitu to, Dev!"

"Keputusanku bulat!" ucapnya sambil meninggalkan Hasan.

"Baiklah," lirih Hasan mengalah, seberapa besarnya dia memberontak tetep saja ujungnya yang pasti menang istrinya.

Hasan berjalan lunglai mengambil handuk. Meratapi nasibnya yang sebentar lagi akan nginem. Memandangi ruangan penuh dengan penghayatan sambil sesekali menelan Slavinanya.

'lebih baik kerjakan besok saja,' batin Hasan sambil berlalu ke kamar mandi.

Devi sibuk mengeringkan rambutnya dengan hair dryer. Setelahnya menyatok rambutnya dengan catokan ikal.

Gaun yang tadi disewa pun sudah dipakai. Wajahnya sudah dirias sehingga membuat Devi terlihat fresh dan cantik. Perpaduan warna eye shadow dengan bajunya benar-benar serasi. Terlihat begitu natural.

Setelah berjibaku dengan rambutnya, kini dia mengolesi kukunya dengan cat berwarna merah marun. Mengeringkan dengan pengering kusus cat kuku.

Tak lupa memakai perhiasan yang satu set, lengkap dengan gelang kakinya.

Devi benar benar mempersiapkan dengan sungguh- sungguh sempurna.

Hasan yang sudah selesai mandi pun masuk ke kamar. Terbengong melihat penampilan istrinya yang begitu cantiknya paripurna. 

Dia langsung menyerobot ingin menciumi istrinya namun langsung dihentikan. 

"Mas, ih! Udah dibedakin juga kok! Nanti kehapuslah!" ucap Devi cemberut.

"Iya, Dev. Habis kamu cantik sekali sih," ucapnya sambil menoel paha Devi.

"Ih!" ucap Devi sambil menghentakkan kakinya

Hasan tersenyum-senyum sambil mengambil pakaian yang sudah disiapkan istrinya, kemeja hitam serta celana chinos berwarna coklat muda.

Akhirnya mereka selesai siap-siap dan mengambil plastik Bekas untuk membungkus kaki mereka saat keluar nanti.

Mereka terlihat bahagia sehingga Hasan yang merasa laparpun sampe terlupakan.

Devi sampe ruang tamu dan mengambil sepatu hak tinggi dan juga mengambilkan sepatu kulit milik suaminya. Mereka keluar menutup pintu rumah.

Terlihat beberapa tatapan mata mengarah pada mereka ...

Next bab selanjutnya ya ....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status