Home / Mafia / PEMBALASAN LILIYA : DENDAM BERDARAH PUTRI MAFIA / BAB.. 5 Sambutan Hangat Untuk Liliya

Share

BAB.. 5 Sambutan Hangat Untuk Liliya

last update Huling Na-update: 2025-07-29 22:25:20

Beberapa saat yang lalu ketika Igor dan Liliya sampai di Kuskovo,

Mobil hitam itu berhenti di depan sebuah rumah besar bergaya klasik di distrik timur Kuskovo. Hujan baru saja reda, meninggalkan jalan setapak yang basah dengan genangan kecil yang memantulkan sisa-sisa cahaya lampu jalan.

Liliya melangkah keluar dari mobil dengan ragu. Udara malam Kuskovo begitu dingin, seakan-akan angin menusuk kulitnya hingga ke tulang-tulang. Jaket tebal yang dirinya kenakan terasa tak cukup untuk menahan hawa dingin yang menyelimuti malam itu. Igor, yang sejak tadi duduk diam di kursi pengemudi, segera menyusul keluar. Pria dewasa itu berjalan mengitari mobil dan berdiri di sebelah Liliya, sesekali menatap langit yang mulai cerah setelah badai hujan singkat.

"Liliya, ayo kita masuk," ujar Igor lembut, namun tegas, melihat keraguan di mata sang gadis.

Liliya pun menatap rumah besar yang ada di hadapannya saat ini dengan raut wajah cemas. Rumah itu berdiri kokoh, dengan arsitektur klasik khas Rusia yang terlihat megah, namun sepi. Jendela-jendelanya besar, dengan tirai tebal yang menutup rapat, membuat suasana semakin sunyi. Cahaya redup dari dalam rumah memberikan sedikit kenyamanan, meski udara di sekitar mereka terasa dingin dan mencekam.

Sebelum Liliya sempat membalas ajakan Igor, pintu depan rumah itu terbuka. Tak lama kemudian seorang wanita paruh baya muncul dari balik pintu, sosoknya terlihat tegar, namun wajahnya menyimpan sejuta kehangatan. Usianya mungkin hampir lima puluh tahun, rambutnya telah memutih sebagian, dan tubuhnya dibalut mantel tebal yang menutupi bahunya.

"Liliya!" Wanita itu memanggil nama sang gadis dengan suara penuh kehangatan, sambil melangkah cepat menuju ke arah mereka.

Liliya terkejut. Wanita itu tiba-tiba memeluknya erat-erat, seolah-olah sudah lama menunggu kedatangannya. Pelukan itu membawa kehangatan yang berbeda, bukan hanya dari tubuh wanita tersebut, akan tetapi dari cara dia memeluk Liliya, seakan-akan dia adalah keluarga yang telah lama hilang.

"Liliya, akhirnya kita berjumpa juga. Sudah lama sekali kita tidak bertemu." Wanita itu lalu mengusap lembut punggung Liliya.

Sepertinya wanita tua itu mengetahui kegelisahan yang ditampilkan oleh Liliya saat ini. Kemudian dia berkata lagi,

"Aku adalah Bibi Belka, saudara jauh dari ayahmu."

Liliya mencoba mengingat-ingat semuanya, namun memorinya tentang masa kecilnya tampak begitu sangat kabur. Gadis belia itu hanya mengangguk pelan, merasa sedikit bingung dengan situasi yang dialaminya saat ini, namun ada perasaan tenang yang mulai merayap di hatinya.

"Masuklah, Nak, kamu jangan segan-segan begitu. Di luar dingin sekali. Bibi sudah menyiapkan makan malam untukmu." Bibi Belka segera mengajak Liliya masuk ke dalam rumah, sementara Igor menutup pintu mobil dan mengikuti di belakang mereka.

Saat semua orang mulai masuk ke dalam rumah, kehangatan langsung menyelimuti tubuh Liliya. Interior rumah tersebut terasa jauh lebih nyaman daripada yang dibayangkan olehnya.

Dinding-dindingnya banyak dipenuhi dengan foto-foto keluarga, ornamen-ornamen klasik, dan lampu-lampu yang memancarkan cahaya kuning yang hangat. Bau harum masakan khas Rusia segera menyambut mereka, membuat perut Liliya yang sejak tadi terasa kosong, merasakan lapar seketika.

"Silakan duduk, Liliya," ujar Bibi Belka sambil menuntun gadis itu menuju meja makan yang sudah diatur rapi dengan berbagai macam hidangan.

"Bibi memasak banyak makanan kesukaanmu. Pasti kamu sangat lapar setelah perjalanan panjang tadi," seru sang bibi lagi.

Liliya tersenyum tipis, mulai mencoba menenangkan pikirannya yang masih dipenuhi berbagai pertanyaan. Igor duduk di sebelahnya, mengawasi setiap gerakan dengan tatapan yang penuh perhatian. Liliya merasa sedikit aneh dengan perhatian yang diberikan Igor kepadanya.

Gadis itu masih belum benar-benar memahami pria asing yang baru saja beberapa saat lalu ditemui olehnya. Igor lebih pendiam di meja makan, akan tetapi matanya begitu intens memandang ke arah Liliya dan Bibi Belka yang sedang bercengkrama.

"Semua makanan ini untukmu, Liliya. Bibi sangat ingat, dulu saat kamu masih kecil , kamu suka sekali makan borscht dan pelmeni. Bibi juga membuat blini dan pirozhki. Semuanya kesukaanmu, kan?" Bibi Belka tersenyum hangat, mengambil sendok besar dan mulai menyendokkan sup borscht ke dalam mangkuk di depan Liliya.

Gadis itu hanya mengangguk seolah-olah membenarkan semua yang dikatakan oleh Bibi Belka.

“Kenapa wanita tua ini mengetahui semua makanan favoritku? Tapi kenapa aku tidak mengingatnya sama sekali?” tutur Liliya dalam hatinya.

Liliya lalu memandang makanan di depannya. Sudah lama sekali dia tidak merasakan masakan seperti ini. Masakan khas Rusia yang penuh kenangan masa kecil yang mulai terlupakan. Gadis itu pun menatap Bibi Belka yang sibuk melayani mereka di meja makan, dan di dalam hatinya, Liliya merasa tersentuh. Wanita itu tampak begitu tulus menyambutnya, seolah-olah dia memang bagian dari keluarga yang sangat dirindukan.

"He-he-he. Kamu pasti banyak lupa tentang masa kecilmu, ya?" Bibi Belka tertawa pelan, sambil duduk di hadapan mereka.

“Iya, Bibi. Saya sama sekali tidak ingat tentang Bibi. Maaf,” ucap Liliya jujur.

"Tidak apa-apa, Liliya. Waktu memang berlalu begitu cepat. Tapi Bibi masih sangat ingat saat kamu berlari-lari di sekitar rumahmu di Kota Kazan. Dulu Kamu adalah anak yang sangat ceria."

Liliya terdiam. Dia tidak mengingatnya sama sekali. Mungkin sebagian besar dari kenangan masa kecilnya memang telah hilang, terkubur di balik berbagai peristiwa hidup yang menyesakkan. Namun, mendengar cerita Bibi Belka membuat hatinya sedikit menghangat. Liliya lalu mengambil sendok dan mulai makan, menikmati rasa masakan yang begitu akrab namun terasa jauh pada waktu yang bersamaan.

Sementara itu, Igor duduk di ujung meja, memperhatikan keduanya dengan tatapan serius. Pria itu tampak tenang, namun di balik ketenangan itu, ada sesuatu yang dipikirkannya. Matanya sesekali melirik ke arah Liliya, seolah-olah berharap gadis itu bisa cepat melupakan kesedihannya.

"Liliya …." Suara Igor akhirnya terdengar, pelan namun penuh makna.

"Kuskovo mungkin bisa menjadi awal yang baru untukmu. Aku dan Bibi Belka sudah merancang banyak hal untuk membantumu memulai hidup baru di sini."

Liliya pun menatap Igor. Di dalam hatinya dia tahu jika kedatangannya ke Kuskovo bukan hanya tentang perjalanan biasa. Namun ada banyak hal yang telah direncanakan oleh Igor dan Bibi Belka kepadanya. Mereka ingin Liliya memulai kehidupan baru di sini, mungkin bahkan melupakan masa lalunya yang penuh dengan luka.

"Ya, Liliya," tambah Bibi Belka sambil tersenyum lembut.

"Kamu tidak perlu khawatir tentang apa pun. Di sini, kami akan menjagamu. Kamu adalah bagian dari keluarga ini, dan Bibi ingin melihatmu bahagia."

Liliya terdiam sejenak, memikirkan kata-kata mereka. Kuskovo, dengan segala keanehannya, mulai terasa seperti tempat yang penuh dengan hal-hal baru di masa depan. Sepertinya ada benarnya apa yang dikatakan Igor dan Bibi Belka. Mungkin inilah saatnya dia harus melupakan kesedihannya, membuka lembaran baru, dan menerima kehidupan baru yang sudah direncanakan untuknya.

Liliya pun menghela napas panjang, lalu mengangguk pelan. Malam itu, di rumah tua yang megah itu, dengan hidangan khas Rusia di hadapannya, Liliya memutuskan untuk mencoba membuka hatinya pada apa yang mungkin bisa dirinya temukan di Kuskovo.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • PEMBALASAN LILIYA : DENDAM BERDARAH PUTRI MAFIA   BAB. 11 Provokasi Igor

    Sudah sebulan berlalu sejak Liliya memulai latihan intensifnya. Setiap hari, gadis cantik itu menguji batas fisiknya dengan latihan lari, lompat, dan melampaui rintangan-rintangan yang telah dipersiapkan oleh Igor, pelatihnya. Seorang pria berbadan tegak dan berkharisma.Tubuhnya semakin kuat, refleksnya semakin tajam, dan kepercayaan dirinya juga ikut meningkat. Semua karena latihan fisik yang keras yang telah dilakoni olehnya selama kurang lebih satu bulan penuh. Selain itu, Liliya juga mempelajari berbagai seni bela diri, yang berguna untuk mengasah tekniknya agar bisa bertahan dan menyerang dengan lebih efektif jika sedang menghadapi lawannya.Namun, di dalam hatinya, Liliya tahu bahwa dia masih belum sempurna. Ada banyak yang harus dipelajari olehnya, terutama saat menghadapi lawan sekuat Igor. Igor adalah salah satu prajurit terbaik di pasukan pelatihannya, dikenal memiliki kemampuan menyerang yang mematikan dan pertahanan yang tak mudah ditembus. Hari ini, Liliya akan bertaru

  • PEMBALASAN LILIYA : DENDAM BERDARAH PUTRI MAFIA   BAB. 10 Belajar Banyak Hal

    Malam itu, setelah selesai makan malam, Liliya dengan sukarela membantu Bibi Belka membersihkan meja makan. Piring-piring kotor disusun rapi, sementara Bibi Belka menyiapkan air sabun untuk mencuci. Liliya berdiri di samping wastafel, memegang piring pertama yang telah dilumuri busa. “Terima kasih sudah membantu Bibi, Liliya,” ujar Bibi Belka sambil tersenyum lembut.“Tidak masalah, Bibi. Lagipula, ini cara yang terbaik untuk menghabiskan waktu bersama,” jawab Liliya sambil menggosok piring dengan lembut. Setelah mencuci beberapa piring, mereka mulai membersihkan dapur. Setiap sudut diperhatikan oleh Bibi Belka, memastikan tidak ada yang tertinggal berantakan.“Wah, Bibi sangat telaten saat membersihkan dapur,” puji Liliya.Bibi Belka tertawa kecil seraya berkata,“Ha-ha-ha. Membersihkan dapur dengan baik dan benar sama halnya jika kamu sedang melakukan misi penting untuk melenyapkan seseorang. Kamu harus melakukannya dengan sangat teliti Liliya. Makanya Bibi dan Igor akan mengajark

  • PEMBALASAN LILIYA : DENDAM BERDARAH PUTRI MAFIA   BAB. 9 Memulai Sesi Latihan

    Angin semilir Kuskovo berhembus lembut, seolah-olah turut mengiringi langkah Liliya yang semakin mantap untuk mempersiapkan diri untuk membalaskan dendamnya. Matanya tajam, penuh tekad ingin segera menyelesaikan semuanya. Di kejauhan, sinar mentari tampak megah dengan warna keemasannya, namun yang terpenting bagi Liliya saat ini adalah latihan yang harus dijalani olehnya. Sebuah latihan untuk membalaskan dendamnya atas kematian kedua orang tuanya, yang telah dibunuh oleh mafia terkuat di Moskow. Tidak ada ruang untuk kesalahan dia harus bisa agar tetap fokus.Di sampingnya, Igor, pria dengan tubuh kekar dan mata yang penuh disiplin, berdiri tegap. Siap untuk membantu Liliya untuk mewujudkan balas dendamnya. Pria itu adalah mantan tentara yang kini menjadi pelatih pribadi Liliya. Igor terlihat sedang membawa sebuah alat timer di tangannya, wajahnya pun tampak serius."Kita mulai dengan lari cepat. Ingat, Liliya, disiplin adalah kunci atas segalanya. Tidak ada tempat untuk lelah. Kam

  • PEMBALASAN LILIYA : DENDAM BERDARAH PUTRI MAFIA   BAB. 8 Liliya Akhirnya Mengetahui Kebenaran Yang Sesungguhnya

    Keesokan harinya,Pagi yang dingin di Kuskovo, matahari masih belum sepenuhnya terbit ketika Liliya telah bangun dari tidurnya. Udara yang begitu sejuk menyelimuti rumah megah di pinggiran kota kecil itu. Liliya duduk di pinggir tempat tidurnya, merenung sejenak, mengusap wajahnya untuk menghilangkan sisa-sisa kantuk yang masih menyerangnya. Kemudian, pandangannya jatuh pada lemari kayu besar di sudut kamarnya. Sudah beberapa kali sejak tadi malam dia memperhatikan ada pakaian-pakaian baru di sana, semuanya pas dengan ukurannya. Hal itu membuat Liliya semakin penasaran.Gadis belia itu pun masuk ke dalam toilet yang juga terhubung di dalam kamar tersebut. Sekedar untuk membasuh wajahnya dan menggosok giginya.Setelah berganti berpakaian, Liliya melangkah keluar kamar mulai mencari-cari Bibi Belka di pagi yang masih buta itu. Kakinya pun menuntunnya untuk berjalan menuju ke kebun sayur yang ada di belakang rumah.Dari kejauhan, Liliya dapat melihat Bibi Belka yang sedang memetik buah

  • PEMBALASAN LILIYA : DENDAM BERDARAH PUTRI MAFIA   BAB. 7 Persiapan Balas Dendam

    Di sebuah ruang tamu megah yang dihiasi dengan perabotan antik, Igor dan Bibi Belka duduk berhadapan. Liliya telah diantar oleh Bibi Belka dan masuk ke kamarnya setelah seharian tampak bingung dengan semua perubahan mendadak dalam hidupnya. Kematian tragis kedua orang tuanya masih menghantui rumah itu, dan Bibi Belka tahu, saatnya telah tiba untuk mempersiapkan Liliya menghadapi kenyataan pahit di depan mata."Igor," seru Bibi Belka sambil menatap tajam ke arah pria di depannya."Mulai besok, kita harus berbicara serius dengan Liliya tentang semuanya. Dia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi," ujar Bibi Belka memulai pembicaraan mereka malam itu."Tentu saja, Belka. Liliya memang harus mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi kepada Vadim dan Disca," jawab Igor tanpa ragu, suaranya dalam dan tegas. Pria berusia empat puluh tahunan itu telah bekerja untuk keluarga Liliya sejak lama. Dia sudah bersumpah untuk melindungi Liliya, apapun yang terjadi.Bibi Belka menghela napas panj

  • PEMBALASAN LILIYA : DENDAM BERDARAH PUTRI MAFIA   BAB. 6 Memulai Hidup Baru di Kuskovo

    Setelah selesai makan malam, Liliya lalu mengikuti langkah Bibi Belka yang akan mengarahkannya ke lorong panjang yang sepi. Dinding-dinding rumah itu terasa dingin, seolah-olah menyerap semua kehangatan yang pernah ada. Liliya berjalan pelan, merasakan beban berat yang tidak hanya di pundaknya akan tetapi juga di hatinya.Bayangan tentang kematian kedua orangtuanya, masih menjadi misteri baginya. Rasa sedih masih merasuki jiwa dan sanubarinya tapi demi untuk bertahan hidup, Liliya harus menjalani semuanya dengan ikhlas dan lapang dada.Lamunan gadis itu seketika menjadi buyar, mendengar ucapan dari Bibi Belka.“Liliya, mulai malam ini, kamar ini adalah tempat tinggalmu,” ucap Bibi Belka lembut, menghentikan langkah mereka di depan sebuah pintu kayu besar.Bibi Belka lalu mendorong pintu itu dengan perlahan, memperlihatkan sebuah kamar yang rapi dengan pencahayaan hangat. Ada ranjang besar di tengahnya, dengan seprai putih bersih yang terlipat sempurna. Di sudut ruangan, sebuah lemari

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status