Home / Romansa / PENGANTIN PENGGANTI / BAB 5. SALING MENGUNTUNGKAN

Share

BAB 5. SALING MENGUNTUNGKAN

Author: Dinnost
last update Last Updated: 2025-11-12 13:27:16

Dari balik gorden jendela kamarnya, Ella memandangi pria berbaju hitam itu berjalan mundur kemudian berputar meninggalkan gerbang rumah mereka.

Sejak hampir satu jam lalu pria itu berdiri disana dan memohon untuk di perbolehkan masuk tapi satpam tidak memperdulikannya karena sesuai aturan baru, Jere dan keluarganya di larang masuk.

Jere mendongak dan bertemu tatap dengan Ella, pria itu mengatupkan tangan untuk meminta maaf lalu membuat kode memanggil dengan tangannya.

Ella diam tanpa respon hingga pria itu benar-benar pergi dengan mobilnya.

"Aku menaruh harapanku padamu tapi kamu menghancurkannya dengan cara yang sangat mengerikan. Dimulai dari kemarin sampai selama-lamanya, kamu tidak akan pernah bisa mendekatiku lagi. Aku pastikan itu," gumam Ella seraya meraba dadanya yang masih bergetar.

Sebegitu menyakitkannya perbuatan Jere, cinta yang sudah bertumbuh selama tiga tahun lebih tidak serta merta gugur begitu saja. Masih ada sisa-sisa rasa yang membuat dadanya masih berdegup kencang ketika melihat Jere.

Setelah berdiam cukup lama, Ella menarik nafas dalam-dalam kemudian dia terpikirkan sesuatu. Dengan segera dia meraih sweaternya dan setengah berlari saat menuruni tangga.

"Kak, mau kemana?" tanya papanya yang baru saja keluar dari ruang kerja.

Kaca mata masih menempel di hidungnya dan juga ada buku yang sedang terbuka di tangannya.

"Ella mau ke taman sebentar ya, Pa."

"Papa temani?" tawar papanya karena ada kekhawatiran.

"Nggak usah. Taman kota depan aja, Pa. Dekat, cuma mau hirup udara segar aja. Bosan di kamar terus."

Karena pernikahannya, dia sudah mengambil cuti tiga hari sebelum hari H, namun tragedi itu justru terjadi.

Sebenarnya, semalaman Ella memikirkan apa yang akan dia katakan pada rekan sesama dosen ketika mereka mengetahui pernikahannya batal. Masalah resepsi, kata papanya tetap di pakai saja gedungnya dan di ubah menjadi ramah tamah dan makan bersama saja. Ella tidak khawatir karena orang tuanya pasti bisa menjelaskan dengan baik apa yang terjadi.

Ella yakin, rekan kerjanya akan datang tapi setelah itu akan bertanya-tanya kenapa tidak ada mempelai. 

Sampai hari ini, Ella belum punya jawaban yang bisa membuatnya tidak malu karena pembatalan ini. Mengaku di selingkuhi sehari sebelum pernikahan justru akan membuatnya terlihat bodoh karena tidak mengenali pacar selama bertahun-tahun.

Setibanya di taman, Ella berkeliling sekali sembari menggerak-gerakkan tangannya selayaknya orang yang sedang berolah raga. Dia juga menggunakan alat-alat olah raga yang di sedikan disana.

Kegiatannya yang ringan dan sepele itu benar-benar bisa menyegarkan tubuh terutama pikirannya. Hembusan angin yang menerpa dedaunan pohon-pohon di sekitar taman terasa sejuk dan segar. Sesekali daun kering terbang melewati kepalanya hingga dia melompat untuk mendapatkannya.

Ada beberapa anak-anak disana yang tidak dia kenal tapi mereka tetiba jadi teman karena beberapa anak-anak itu mengajarkannya menggunakan alat-alat olah raga itu. Mereka juga saling mengejar dan berebutan gelembung sabun yang abru saja di tiupkan oleh salah satu dari mereka.

Melihat itu, Ella menyesal tidak membawa dompet untuk menjajani anak-anak itu. Dia menoleh ke belakang ke arah rumahnya tapi kakinya sudah lelah dan pasti tidak akan sanggup berjalan sejauh itu pulang balik hanya untuk mengambil dompet.

Tiba-tiba matanya menangkap satu mini market tidak jauh dari taman. Dengan langkah pelan dia pergi kesana dan membeli beberapa botol minuman dan cemilan lalu membayar dengan dompet digital.

"Apa bisa tarik tunai?" tanyanya pada kasir dan langsung di jawab dengan bisa.

Ella mengambil beberapa uang lalu kembali ke taman dan membagi-bagikan belanjaannya, dengan uang yang dia pegang, dia juga membeli mainan gelembung dan juga balon-balon untuk anak-anak itu.

Tidak terasa hampir dua jam dia berada di taman dan kini sekujur tubuhnya hampir basah oleh keringat.

"Menyenangkan sekali bisa bermain bebas seperti ini," gumamnya  setelah dia mendaratkan bokongnya di sebuah kursi semen yang di sediakan disana.

Teringat saat dia kecil, mama papanya sangat sibuk sehingga hanya sesekali saja menemani bermain di luar rumah dan itu pun di arena permainan sebuah mall. Selainnya mereka bermain di rumah dimana sudah dibangunkan satu ruangan khusus untuk permainan anak-anak.

Beruntung Oma dna Opanya baik dan masih sehat, membawa mereka bermain di luar ketika datang berkunjung.

"Oo, kamu Ella, kan?"

Ella menoleh dan mengerutkan kening mendapati pria yang juga berkeringat berdiri di sampingnya.

"Tian, lupa?" tanya laki-laki itu sembari tersenyum dan menepuk dadanya beberapa kali.

Satu sudut bibir Ella langsung naik lalu menjauhkan pandangannya dari pria ini.

Pria yang menyeretnya dan memperkenalkannya sebagai pacar pada keluarga besarnya. sialnya lagi, pria ini juga lancang mencium puncak kepalanya hanya karena di awasi suruhan orang tuanya katanya.

"Boleh berbagi?"

"Silahkan, ini bukan punya saya. Umum," jawab Ella seraya menggeser sedikit bokongnya agar tidak bersentuhan dengan pria itu.

Pandangannya tetap mengarah jauh pada sekelompok anak-anak yang masih asyik bermain gelembung sabun pemberiannya tadi. Sesekali anak-anak itu memangggilnya dan dia hanya menjawab dengan lambaian tangan.

"Tinggal di dekat sini?" tanya Tian mulai kepo. "Baru kali ini aku melihat kamu di taman ini," lanjutnya lagi.

Ella segera menoleh dan menjawab dengan pelan, "Ya!"

Tian terdengar menggumam, "pelit sekali!" tapi Ella masih bisa dengar sehingga dengan segera dia menajamkan matanya pada Tian.

Dengan gerakan canggung Tian menggaruk tengkuknya untuk merespon tatapan tajam Ella sembari nyengir yang membuat Ella muak.

Ella menganggap salah satu kesialan yang dia punya akhir-akhir ini adalh bertemu dengan pria ini dan tanpa menunggu persetuajuan langsung menyeretnya ke hadapan orang tua.

"Kamu--"

"Maaf soal waktu itu."

Keduanya bicara bersamaan hingga Ella menarik nafas dan mengurungkan kata-kata yang hendak dia keluarkan ketika melihat Tian menunduk setelah meminta maaf.

Terdengar helaan Tian lagi sebelum dia mengangkat kepala dan menatap Ella, "and thanks," ujarnya sembari tersenyum.

"Kalau nggak ada kamu waktu itu, sekarang aku pasti udah jadi suami dari perempuan yang tidak aku cintai. Tapi sekarang aku di kejar-kejar terus kapan bisa bawa kamu lagi ke rumah," ujar pria itu semakin pelan di akhir kalimat.

"Di kasih hati minta jantung," gumam Ella.

"Iya, benar. Aku tidak tahu diri yah, Hehehehe," jawab Tian.

Tiba-tiba ada sebuah ide terlintas di pikiran Ella. Dengan segera dia menatap Tian dengan tajam lalu memegang tangannya dengan erat.

"Kamu ingat kan apa yang kamu janjikan sama aku waktu itu?" tanya Ella dengan tatapan serius. "Kamu akan melakukan apapun untuk membalasku, kan?" ujar Ella lagi memastikan dan dia menghela nafas lega ketika melihat Tian mengangguk dengan pasti.

"Kalau begitu, lakukan sesuatu untukku. Ini akan menguntungkan kita berdua."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PENGANTIN PENGGANTI   7. KALIAN HARUS MENIKAH

    "Kamu tahu apa yang kami alami dan berapa kerugian kami karena ulahmu?"Pria 60an tahun itu menatap lekat pada pria muda yang duduk di hadapannya.Pria muda itu menggeleng pelan."Siapa namamu?""Sebastian, Om."Juan mengangguk dengan bibir bawah mencebik."Sebastian!"Bastian mengangkat wajah begitu namanya di panggil dengan nada tegas. "Yang menyeretmu kesini adalah putriku. Namanya Ella. Dan dia seharusnya menikah besok tapi calon suaminya membatalkan pernikahan dengan alasan bahwa ada seseorang dari anggota keluarganya melihat dan mendengar seorang pria menggandeng dan mengakui putriku sebagai pacarnya di depan orang tuanya."Deg!Jantung Bastian langsung berdetak kuat sekali hentakan dan rasanya seperti berhenti berdetak setelah hentakan kuat itu.Bukankah itu yang pernah dia lakukan?"Kami tidak bisa membatalkan undangan yang tersebar karena waktunya sudah mepet. Karena itu, kamu harus bertanggungjawab! Kamu yang akan menggantikan pengantin pria yang membatalkan pernikahan."P

  • PENGANTIN PENGGANTI   6. PERCAYA PADAKU

    "Pa... Pa... Papa..." panggil Ella setelah sampai di rumah. Dia berjalan sembari memegang tangan Tian agar pria itu tidak kabur. Sementara Tian, matanya melihat ke segala penjuru rumah itu dan sadar bawa gadis yang sembarang dia seret bukan gadis biasa.Juan keluar dari ruang kerja di ikuti oleh Cecil di belakangnya. Kedua orang tua itu mengerutkan kening melihat wajah Ella yang berseri sembari menarik satu orang pria yang sepertinya masih muda."Jangan batalkan pernikahannya, Ella akan menikah dengannya saja!""APA?""APA?"Bastian dan Cecil berteriak bersamaan begitu mendengar ucapan Ella. Sementara Juan, dia menatap Bastian dari atas sampai ke bawah dan menemukan bahwa pria ini bukan orang biasa. Terlihat cerdas walau pun sedikit urakan."Hei, kenapa jadi menikah sih?" tanya Bastian hendak menarik tangannya tapi Ella mempererat genggamannya bahkan sampai menggunakan dua tangan. Giginya juga di rapatkan sebagai pertanda bahwa dia sudah mengerahkan semua tenaganya."Kamu bilang akan

  • PENGANTIN PENGGANTI   BAB 5. SALING MENGUNTUNGKAN

    Dari balik gorden jendela kamarnya, Ella memandangi pria berbaju hitam itu berjalan mundur kemudian berputar meninggalkan gerbang rumah mereka.Sejak hampir satu jam lalu pria itu berdiri disana dan memohon untuk di perbolehkan masuk tapi satpam tidak memperdulikannya karena sesuai aturan baru, Jere dan keluarganya di larang masuk.Jere mendongak dan bertemu tatap dengan Ella, pria itu mengatupkan tangan untuk meminta maaf lalu membuat kode memanggil dengan tangannya.Ella diam tanpa respon hingga pria itu benar-benar pergi dengan mobilnya."Aku menaruh harapanku padamu tapi kamu menghancurkannya dengan cara yang sangat mengerikan. Dimulai dari kemarin sampai selama-lamanya, kamu tidak akan pernah bisa mendekatiku lagi. Aku pastikan itu," gumam Ella seraya meraba dadanya yang masih bergetar.Sebegitu menyakitkannya perbuatan Jere, cinta yang sudah bertumbuh selama tiga tahun lebih tidak serta merta gugur begitu saja. Masih ada sisa-sisa rasa yang membuat dadanya masih berdegup kencang

  • PENGANTIN PENGGANTI   BAB 4. PENGALAMAN PRIBADI KAH?

    Cecil berputar dan menatap Jansen dengan dingin. Tidak ada lagi aura pertemanan yang melingkupi mereka. Jika dulu setiap bertemu mereka akan bersenda gurau tanpa merasa tersakiti oleh setiap kata ejekan yang masing-masing mereka lontarkan, kini, hawa permusuhanlah yang bernaung di tengah-tengah mereka. Cecil tidak ingin bergurau justru ingin menggulat pria buncit itu."Itu urusanmu. Aku juga akan mengurus undanganku," jawabnya datar lalu melangkahkan kaki kembali."Kamu juga tidak bisa memaksakan kehendakmu pada Ella. Apa Ella setuju batal menikah?"Langkah Cecil berhenti dan dia berbalik menatap Jansen.Pandangannya remeh saat dia tersenyum dan mendesis pada pria berstatus anggota dewan itu."Aku ibunya, aku memilih keputusan yang terbaik buatnya. Sebelum aku memutuskan, aku juga sudah bertanya padanya. Sekalipun dia tidak mau membatalkan pernikahan ini seperti dugaan anakmu untuk menjaga kehormatan kami sekeluarga, aku tetap akan membatalkannya. Karena bagiku, kehormatan dan kebaha

  • PENGANTIN PENGGANTI   BAB 3. SEJAK KAPAN SELINGKUH?

    Dengan tatapan tajam yang serasa bisa menguliti habis yang di tatapnya, Cecil duduk menghadap seorang wanita muda yang baru saja di bawa masuk oleh anggota Xander. Menurut info dari Xander, dia adalah wanita yang bersama Jere tadi di kantor.Cecil melihatnya dari atas hingga ke bawah berulang kali dan menilai perempuan muda itu dengan sudut bibir terangkat."Siapa namamu?""Windy Tante," jawab wanita itu sembari mencicit nyaris tidak terdengar."Sudah berapa lama?" tanya Cecil lagi dan pertanyaan itu membuat si wanita -Windy- mendongak dan bisa melihat dengan jelas wajah menawan wanita paruh baya di hadapannya. Tidak terlihat jelas guratan di wajahnya sehingga tidak terlihat bahwa dia seorang ibu yang sudah siap menikahkan anaknya."Sek--"Cecil mengangkat tangannya untuk menghentikan. Sejenak dia menatap Jere yang menatap tajam Windy begitu juga dengan Jansen dan Sumarni."Biiii!" teriak Cecil, "tolong panggilkan Ella di kamarnya," lanjutnya.Menurutnya, Ella perlu mendengar pengakua

  • PENGANTIN PENGGANTI   BAB 2. KACAU

    Bunyi klakson yang terus menerus membuat pengendara lain mengumpati Jere yang tampak terburu-buru padahal jelas-jelas jalanan memang sangat padat. Pria itu tidak peduli dengan umpatan atau teriakan yang di tujukan padanya karena yang paling penting sekarang adalah segera tiba di rumah keluarga Ella."Kenapa jadi kacau begini, sih?"Dia masih tidak percaya Ella membatalkan pernikahan. Jika berita ini sudah sampai pada pada orang tuanya berarti Ella juga sudah menyampaikan kepada orang tuanya."Masa sih dia tega?" ujar Jere masih tidak percaya.Lolos dari kemacetan, dia menggila saat jalanan mulai sepi. Dan tidak lama dia segera tiba di depan rumah megah dan kokoh berwarna sage putih.Dia di persilahkan masuk oleh satpam dan langsung di bawa ke ruangan dimana ada kedua orang tua Ella dan satu pria penuh tato di lengannya.Cecil berdiri dan langsung tepuk tangan menyambut kedatangan mantan calon menantunya itu, "Bagus sekali Jere. Baguuuusss!" ujarnya dengan seringaian yang belum pernah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status