Share

7 Selingkuh

Ciuman Andris membuatnya terkejut dalam kegembiraan yang memabukkan. 

Tiba tiba, pertanyaan  keluar dari bibir Andris.

"Mengapa kamu mau kucium, pada hal kamu sudah punya suami?"

"Jangan tanya itu," sahut Artika.

Bibir tebal Artika melengkung membentuk senyuman menggoda. 

"Kamu menarik, " ujar Andreas pula.

Dan Artika senang pria yang sangat tampan ini menganggapnya menarik. 

"Apa pekerjaanmu? " Artika bertanya dengan nada santai.

" Keuangan,  menghabiskan sepanjang hari di meja dan angka. Pekerjaan yang cukup membosankan."

Andris masih ingat rasa bibir  dan keinginan  merasakan kembali kelembutan lembut tubuh wanita itu. Namun hatinya juga menolaknya .

Aku tidak akan mengganggu wanita yang bersuami , jadi pulanglah," ucapan terakhir itu agak melukai Artika dalam dingin dan sejuk kamar hotel.

"Apa pedulimu, kalau bersuami dan sekarang dia kusebut mantan suami?"

"Apa?"

"Aku menceraikannya. Lelaki tidak setia kepada pasangannya."

Andris menatapnya seperti tidak percaya.

Tapi Artika mencondongkan tubuh ke Andris  dan menempelkan bibirnya ke bibirnya dalam ciuman panjang.

Jari-jari Andris membuka kancing kemejanya.

"Kau yang memaksaku," suara serak Andris.

Bagi Artika, setelah menikah dengan Yudika sekarang ada takdir untuk merasakan manisnya dosa.

Andris membuka kancing bra-nya dan, lelaki itu mengagumi kebulatan payudara Artika yang subur dalam cahaya yang redup.

Artika telah merawat dirinya dengan baik. Fitness, nge-Gym, perawatan kecantikan, yoga dan kegiatan lainnya yang membuat tubuhnya tetap kencang. 

Jari-jari pria itu mulai membelai lembut payudaranya, memainkan dada merah muda lembut dan langsung mengeras. 

Artika tidak memperhatikan bagaimana pinggulnya mulai bergerak dengan sendirinya. 

Seluruh dunia di sekitarnya menghilang, hanya ada Andris dan kasih sayang yang dia berikan padanya.

Mulutnya yang berseni terus mengelus dadanya membuat tubuh Artika berdebar-debar penuh gairah. 

"Teruskan," dia mengerang memohon ketika dia akhirnya menyentuh titik yang paling dia dambakan untuk kasih sayang.

“Tahan sedikit lagi…” kata Andris tiba-tiba, karena keinginan yang akan terpuaskan.

Wajah Andris kabur di depan matanya. Kedua tubuh itu menyatu dengan erangan.

Menembus daging yang panas dan kejadian tidak terduga.

"Jangan berhenti," bisik Artika memeluknya.

Andris, dengan patuh, membimbingnya melewati gairah yang berpendar.

Mereka sama sama tergeletak di ranjang. 

Dengan hati-hati ia membungkus wanita itu dengan selimut memeluknya dan mencium keningnya.

"Aku butuh kasih sayang dan itu cukup," gumam Artika membenamkan wajahnya di bahunya.

"Engkau bisa percaya padaku, " sahut Andris, mengangkat dagu Artika dengan jarinya.

"Kamu bisa menjadi kekasihku," ujar Andris.

" Mengapa aku mau menjadi kekasihmu? Apa yang kamu tawarkan? Uang? Aku juga punya" Artika membanggakan diri. Dia tidak butuh laki-laki untuk hidup bersama saat ini.

Andris melengkung menjadi seringai percaya diri, menatap Artika. 

Ia mengagumi rambut hitam Artika di bagian belakang kepalanya dan menyentuh sampai hampir kepinggang. Kini ia diam.

Kedua insan itu tertidur dalam lelap. 

Ketika Andris tertidur, Artika membenahi dirinya memakai pakaian dan sebelum pergi mengambil ponselnya dan mengklik lelaki yang tidur lelap itu. 

Meski hari sudah terlalu malam, Artika pulang ke Apartemen untuk beristirahat. 

***

Artika mendengar deringan telpon dari ponselnya dan melihat nama Yudika. Ia tidak menjawabnya.

Ada lagi nomor tidak dikenal, ia juga tidak mengacuhkan.

Dirinya kini merasa tidak berharga, setelah kejadian semalam.  Lelaki yang diharapkan telah mencampakannya.

Ia tidak boleh larut dalam kesedihan. 

Ia mulai berpikir untuk rencananya kedepan. Wanita itu penuh cita-cita. 

Ia telah menyelesaikan program  D4 program vokasi perawatan.

Program vokasi yang diikutinya pada keahlian tertentu dibidang perawat, belum cukup dan ia harus menambah lagi.

Pendidikannya setara dengan S1, tapi tak sama. Itulah program D4 –   bergelar S.Tr.Kep (Sarjana Terapan Keperawatan). 

Belum bekerja karena belum membutuhkan tapi punya uang, Artika ingin melanjutkan ke program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit atau mungkin pendidikan lain

Ia ingin meng-ujutkan cita cita ayahnya agar dia dapat mendirikan atau menjadi pemimpin, pengelola, manajemen rumah sakit.

Ada beberapa aset orang tuanya untuk modal atau bekerja sana dengan rumah sakit swasta besar.

Modal juga bisa dari Bank dengan jaminan.

Kini mungkin dia bisa berbicara dengan ibunya di Amerika, namun Artika sangsi untuk membicarakan kegagalannya.

"Apa kabar ibu?" Tanya Artika menelpon ibu.

"Kamu menelpon ibu, apakah ada masalah?" Tanya ibunya.

"Tidak ada, aku cuma rindu ibu," jawab Artika. 

"Kau tidak pandai berbohong Artika, pasti kamu punya masalah."

"Tidak juga, tapi menantu Yudika sudah menyelesaikan seluruh study kedokterannya dan mau menetap ke desa."

"Kamu tidak siap iya? Semua dokter baru kabarnya begitu."

"Tapi aku ingin terus jadi perawat, mungkin aku terus saja ke pendidikan lanjut."

"Apakah kamu mau disini? Amerika?"

"Aku sudah punya anak bu,"

"Ibu bisa membantumu."

Tapi usul ibunya boleh juga. Bersekolah di Amerika. 

Ia harus menyelesaikan beberapa persyaratan terlebih dahulu seperti TOEFL dan persyaratan lain.

Lebih baik begitu, daripada terperosok dalam pergaulan bebas dan panasnya kota serta klub malam.

 ***

Kesulitan masih belum berhenti bagi Artika yang melarikan diri ke Nighclub.

Gadis yang terbiasa dengan kehidupan kehidupan kota besar itu mendapat kejutan.

Ketokan pintu berulang meski ia tidak mau ketemu Yudika. Lelaki itu tidak diizinkan lagi kembali kerumah atau Apartemen milik Artika.

Yudika sebelumnya menyewa Apartemen didepan Artika, namun setelah menikah memutuskan untuk tinggal berdua dengan Artika istrinya melepas apartemennya.

Sekarang Artika melemparkan barangnya keluar, mengusir, memutuskan berpisah. 

Lelaki itu pergi dan sudah beberapa hari tidak pernah datang lagi.

Tapi kali ini ada ketokan lagi di pintu.

Ketika memperhatikan dari ruang intip, semangatnya hampir terbang. 

Lelaki di klub malam itu, Andris berdiri diluar. 

Mengapa ia bisa datang? Artika tidak waspada. Pasti Andris mengikutinya dari klub malam ketika pulang dan mengendarai mobil.

Peluh terpercik dari tubuhnya yang seperti kehilangan keseimbangan. 

Sekarang, dia harus menyelesaikan sendiri akibat selingkuhnya.

Di lobi kecil tempat ruangan tamu Apartemen itu Artika keluar. 

Hanya berjarak beberapa kamar dari tempatnya berada.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Artika dengan bingung. 

"Aku cuma penasaran," jawab Andris mengeluarkan senyum tipisnya.

"Seperti apa wanita yang menolak Uangku!" Ujarnya lagi sambil berdehem.

" Kamu mengikutiku," teriak Artika dan Andris itu tertawa bergumam. 

"Apa urusan klub malam menjadi berlanjut bagimu? Tidak akan," Artika berbicara dengan tajam. 

"Aku tahu semua, kamu punya anak juga."

"Tidak lagi, kamu pergi saja, aku lagi galau dan tidak perlu membuat aku malu." Sentaknya.

"Kita dalam posisi yang sama, istriku juga tidak setia dan dia pergi meninggalkan aku."

"Itu tidak sama, aku tidak mau disamakan atau dikasih. Aku juga tidak akan membuat kesalahan lagi."

"Apa maksudmu tidak membuat kesalahan?"

"Aku tidak akan kembali dengan cara itu."

"Apa yang Kamu lakukan?  Kembali kesuamimu?"

"Tidak, aku akan pergi. Kota ini saat ini tidak ramah bagiku."

Lalu dia meninggalkan Andris. Meninggalkan Andika juga. Artika sudah bertekad akan pergi.

Kehidupan harus berlanjut. 

"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status